Bagi mencapai taubat yang sebenar ini adalah seperti berikut :-
1) Bertaubat yang timbul dari ilmu dan kesedaran Islam dan bukan kerana desakan luaran. Jika belum ketemui ilmu itu, cari dan bacalah sedalamnya agar taubat ini lahir dari ilmu dan iman, bukannya yang lain.
Imam Al Bukhari menyebut tentang keperluan sesuatu amal dan ibadah termasuklah taubat yang diakari oleh ilmu di dalam shahihnya hingga dibuat satu bab khas bertajuk : Bab: "Ilmu Sebelum Beramal".
Beliau menyebut firman Allah SWT berikut sebagai dalil keperluan ini-
"Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Hak) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu."
-(Muhammad: 19)
Jelas disebut di dalam ayat berkenaan didahulukan perintah untuk berilmu dari perintah untuk beristighfar dan taubat.
Al-Qusyairi berkata dalam kitabnya "Risalah Qusyairiah": Taubat yang pertama adalah: bangunnya hati dari kelalaian, serta sang hamba melihat keadaan yang buruk akibat dosa yang ia lakukan. Dan itu akan mendorongnya untuk mengikuti dorongan hati nuraninya agar tidak melanggar perintah Allah SWT. Kerana dalam khabar disebutkan: "penasihat dari Allah SWT terdapat dalam hati setiap orang muslim".
-(Riwayatkan Ahmad dari An Nuwas bin Sam'an).
Dan dalam hadith: "Sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging, jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuh, dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuh, ketahuilah itulah hati".
- (Hadis muttafaq alaih dari Nu'man bin Basyir).
Jika hatinya merenungkan keburukan perbuatannya, serta ia menyedari dosa-dosa yang ia perbuat itu, nescaya dalam hati akan terdetik keinginan untuk bertaubat, dan menjauhkan diri dari melakukan perbuatan maksiat itu. Kemudian Allah SWT akan membantunya dengan menguatkan tekadnya itu, melakukan tindakan pemulihan atas dosa-dosanya, serta melakukan perbuatan-perbuatan yang diperlukan dalam taubat.
- (Risalah Qusyairiah dengan tahqiq Dr. Abdul Halim Mahmud, dan Dr. Mahmud bin Syarif, (1/ 254, 255)
2) Bersangka baik bahawa Allah akan mengampunkan dosa yang telah terlanjur itu.
Firman Allah :- Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
- (Az-Zumar: 53)
3) Segera menangisi dosa yang telah anda lakukan dengan benar-benar keinsafan. Anda perlu menitiskan air mata untuk ini, air mata insaf dan bukan dibuat-buat.
4) Berazam kukuh di dalam hati agar tidak lagi ingin kembali mengulangi dosa itu.
Dr Yusof Al-Qaradawi menyebut : "Yang terpenting dalam masalah azam dan tekad ini adalah agar azam itu kuat dan betul-betul, saat bertaubat. Dengan tanpa disertai oleh keraguan atau kerinduan untuk kembali melakukan dosa/kemaksiatan, atau juga berpikir untuk mengerjakannya kembali. Taubat itu tidak batal jika suatu saat tekadnya itu sedikit melemah kemudian ia terlena oleh dirinya, tertipu oleh syaitan sehingga ia terlanjur, dan kembali melakukan dosa/kemaksiatan."
- (At-Taubatu Ilallah, Al-Qaradawi)
Imam Ibnu Katsir berkata: "Sedangkan jika ia bertekad untuk bertaubat dan memegang teguh tekadnya, maka itu akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya pada masa lalu. Seperti terdapat dalam hadis sahih "Islam menghapuskan apa yang sebelumnya, dan taubat menghapuskan dosa yang sebelumnya".
5) Wajib menjauhkan diri dari mendekati apa jua situasi yang boleh membawa ke arah kemaksiatan/dosa.
6) Berterusan taubat (selagi belum rasa hilang bersalah). Firman Allah SWT: "Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilannya yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya".
- ( An-Nisa : 17)
7) Mempergandakan amal soleh, berdasarkan firman Allah : "Kecuali orang-orang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal soleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan Allah maha pengampun lagi penyayang".
- ( Al-Furqaan : 70 ).
Justeru, banyakkan bersedekah, mengajar orang lain, kenalan dan sebagainya agar menjauhi dosa/kemaksiatan dan menyedarkan sesiapa jua yang mampu, tentang dosanya. Berbekalkan pahala kebaikan ini diharap ianya dapat menutup dan memadamkan dosa-dosa.
Author: Unknown
No comments:
Post a Comment