1. Dosa Peringkat Pertama
Seseorang membuat dosa serta lambat menyesali perbuatannya atau pun lambat bertaubat atas dosanya. Ini adalah peringkat awal bagi orang yang membuat dosa. Jika seseorang itu berterusan membuat dosa pada peringkat pertama ini, maka ia akan secara automatik akan naik ke dosa peringkat kedua.
2. Dosa Peringkat Kedua
Seseorang itu akan membuat dosa dan tidak merasai apa-apa diatas perbuatannya. Peringkat ini amat bahaya kerana ianya adalah bibit-bibit permulaan yang boleh menggugurkan iman seseorang.
3. Dosa Peringkat Ketiga
Seseorang itu membuat dosa dan merasa bangga dengan perbuatan dosanya. Peringkat ini akan sampai kepada suatu situasi dimana orang yang membuat dosa mula merasa sombong, bongkak dan riak. Ucapannya juga akan membawa kepada unsur MURTAD. Contohnya ucapan, "Aku minum arak ni biasa aje..setakat sebotol tak mabuk lagi." Selepas peringkat ini seseorang itu akan sampai ke peringkat keempat.
4. Dosa Peringkat Keempat
Seseorang itu akan membuat dosa, bangga dengan perbuatannya dan mula MEMANDANG HINA ATAS KEBAIKAN ATAU KEBAJIKAN. Pada peringkat ini orang tersebut mula mencabar Al-Quran, Hadis & Sunnah kerana sifat sombong, bongkak dan riak sudah sepenuhnya menguasai diri. Oleh itu, hendaklah kita sentiasa berkira-kira tentang perbuatan kita setiap hari dan cepat-cepat bertaubat atas kesilapan atau perbuatan kita yang berdosa dan masuklah kita di kalangan orang-orang yang bertaqwa disisi Allah.
Saturday, May 30, 2009
Drop The Pretense
One of the most painful types of conflict is also the easiest conflict to avoid. It is the conflict you have with yourself.
When the person inside is in conflict with the person you are on the outside, it drains your energy and damages your credibility. Yet in an instant, you can be rid of that conflict. All you have to do is be completely honest about who you are. Drop the pretense, and you rid yourself of a heavy burden.
Stop pretending to be someone you're not. For even if you could manage to be convincing at it, you would gain nothing of real value.
That real value lives in the authentic person you are. There's no need to live in conflict with yourself for even one moment longer. Let the true you shine through, and fulfill the wonderful possibilities that are uniquely yours.
When the person inside is in conflict with the person you are on the outside, it drains your energy and damages your credibility. Yet in an instant, you can be rid of that conflict. All you have to do is be completely honest about who you are. Drop the pretense, and you rid yourself of a heavy burden.
Stop pretending to be someone you're not. For even if you could manage to be convincing at it, you would gain nothing of real value.
That real value lives in the authentic person you are. There's no need to live in conflict with yourself for even one moment longer. Let the true you shine through, and fulfill the wonderful possibilities that are uniquely yours.
Hanya Bila Sudah Jelas
Dari Abu Hurairah r.a katanya, Rasulullah s.a.w bersabda:
"Apabila kamu merasa ada angin dalam perutmu, kemudian kamu ragu adakah angin itu keluar atau tidak, maka janganlah keluar daripada masjid sebelum jelas terdengar suara (kentut) atau mencium bau.”
- (Muslim)
"Apabila kamu merasa ada angin dalam perutmu, kemudian kamu ragu adakah angin itu keluar atau tidak, maka janganlah keluar daripada masjid sebelum jelas terdengar suara (kentut) atau mencium bau.”
- (Muslim)
10 Pesanan Berguna Dalam Melayari Kehidupan
1. Senyum itu tanda kemesraan, diberi kepada manusia dianggap sedekah. Ketawa itu lambang kelalaian. Selalu dilakukan, hati akan mati. Dibuat di hadapan manusia, menghilangkan maruah diri.
2. Setiap kesalahan yang dilakukan, jadikanlah pengajaran. Insaflah ini tanda kelemahan diri, kesalilah keterlanjuran itu dan berazamlah tidak mengulanginya lagi.
3. Syukur nikmat dan sabar di dalam ujian amat mudah diucapkan tetapi amat sulit dilaksanakan.
4. Kesenangan dan kemewahan selalunya membawa kepada kesombongan dan kelalaian. Kesusahan dan penderitaan itu, selalunya membawa kepada kekecewaan dan putus asa, kecuali orang yang mukmin.
5. Di antara tanda-tanda orang-orang yang sombong itu cepat melahirkan sifat marah, suka memotong percakapan orang, suka bermujadalah yakni bertegang leher, nampak di mukanya rasa tidak senang jika ada orang yang lebih darinya di satu majlis, bercakap meninggikan suara, pantang ditegur, tidak ada tanda-tanda kesal di atas kesalahannya.
6. Orang yang sudah hilang sifat marah - dayus; cepat melahirkan sifat marah - lemah mujahadah. Orang yang ada sifat marah tapi dapat disembunyikan kecuali di tempat-tempat yang munasabah, inilah manusia normal.
7. Tahu diri kita hamba, itu adalah ilmu. Merasa diri kita hamba, itu adalah penghayatan. Yang kedua inilah akan lahir sifat tawaduk, malu, khusyuk, takut, hina dan lain-lain lagi sifat kehambaan.
8. Jika kita mengingati dosa, kita tidak nampak lagi kebaikan kita, apatah lagi untuk dibanggakan.
9. Lahirkan kemesraan kita sesama manusia kerana itu adalah haknya tapi jangan putus hati kita dengan Allah, ini adalah hakNya pula.
10. Apabila rasa senang dengan pujian, rasa sakit dengan kehinaan menunjukkan kita ada kepentingan peribadi, tanda kita tidak ikhlas membuat kebaikan.
2. Setiap kesalahan yang dilakukan, jadikanlah pengajaran. Insaflah ini tanda kelemahan diri, kesalilah keterlanjuran itu dan berazamlah tidak mengulanginya lagi.
3. Syukur nikmat dan sabar di dalam ujian amat mudah diucapkan tetapi amat sulit dilaksanakan.
4. Kesenangan dan kemewahan selalunya membawa kepada kesombongan dan kelalaian. Kesusahan dan penderitaan itu, selalunya membawa kepada kekecewaan dan putus asa, kecuali orang yang mukmin.
5. Di antara tanda-tanda orang-orang yang sombong itu cepat melahirkan sifat marah, suka memotong percakapan orang, suka bermujadalah yakni bertegang leher, nampak di mukanya rasa tidak senang jika ada orang yang lebih darinya di satu majlis, bercakap meninggikan suara, pantang ditegur, tidak ada tanda-tanda kesal di atas kesalahannya.
6. Orang yang sudah hilang sifat marah - dayus; cepat melahirkan sifat marah - lemah mujahadah. Orang yang ada sifat marah tapi dapat disembunyikan kecuali di tempat-tempat yang munasabah, inilah manusia normal.
7. Tahu diri kita hamba, itu adalah ilmu. Merasa diri kita hamba, itu adalah penghayatan. Yang kedua inilah akan lahir sifat tawaduk, malu, khusyuk, takut, hina dan lain-lain lagi sifat kehambaan.
8. Jika kita mengingati dosa, kita tidak nampak lagi kebaikan kita, apatah lagi untuk dibanggakan.
9. Lahirkan kemesraan kita sesama manusia kerana itu adalah haknya tapi jangan putus hati kita dengan Allah, ini adalah hakNya pula.
10. Apabila rasa senang dengan pujian, rasa sakit dengan kehinaan menunjukkan kita ada kepentingan peribadi, tanda kita tidak ikhlas membuat kebaikan.
Friday, May 29, 2009
Kelebihan Ayat Dan Surah
Rasulullah saw. bersabda yang bermaksud:
“Barang-barang yang dikeluarkan dari perbendaharaan Arasy terdiri dari 4 perkara:-
1. Surah Al Fatihah
2. Ayat Al Kursi
3. Dua ayat yang terakhir dari Surah Al Baqarah
4. Dua ayat yang terakhir dari Surah Al Kausar
Rasulullah saw. bersabda yang bermaksud:
“Pada malam mikraj, Rasulullah saw. telah terpandang tiga jenis cahaya di Lauhul Mahfuz. Cahaya itu berada di tiga penjuru. Rasulullah saw. bertanya: “Apakah cahaya-cahaya itu?”, kemudian di jawab:
1. Itulah kedudukan cahaya ayat Al Kursi
2. Itulah kedudukan cahaya surah Yaasiin
3. Itulah kedudukan cahaya surah Al Ikhlas
“Barang-barang yang dikeluarkan dari perbendaharaan Arasy terdiri dari 4 perkara:-
1. Surah Al Fatihah
2. Ayat Al Kursi
3. Dua ayat yang terakhir dari Surah Al Baqarah
4. Dua ayat yang terakhir dari Surah Al Kausar
Rasulullah saw. bersabda yang bermaksud:
“Pada malam mikraj, Rasulullah saw. telah terpandang tiga jenis cahaya di Lauhul Mahfuz. Cahaya itu berada di tiga penjuru. Rasulullah saw. bertanya: “Apakah cahaya-cahaya itu?”, kemudian di jawab:
1. Itulah kedudukan cahaya ayat Al Kursi
2. Itulah kedudukan cahaya surah Yaasiin
3. Itulah kedudukan cahaya surah Al Ikhlas
Transform Excuses
When you find yourself making an excuse, take a good, careful look at that excuse.
Whatever serves as an excuse for not taking action can instead serve as a compelling reason to go ahead and act. It all depends on how you choose to see it.
Stop and listen to the excuses you make. You'll realize that they're only excuses because you cast them as such.
The events and circumstances in your life are what they are. What makes them meaningful to you is the way you choose to see them and respond to them.
There are plenty of perfectly reasonable excuses for not moving forward, if you decide to view them as such. Yet it is just as realistic to see those same factors as reasons to take action without delay.
Whatever serves as an excuse for not taking action can instead serve as a compelling reason to go ahead and act. It all depends on how you choose to see it.
Stop and listen to the excuses you make. You'll realize that they're only excuses because you cast them as such.
The events and circumstances in your life are what they are. What makes them meaningful to you is the way you choose to see them and respond to them.
There are plenty of perfectly reasonable excuses for not moving forward, if you decide to view them as such. Yet it is just as realistic to see those same factors as reasons to take action without delay.
Halal Dan Haram Yang Nyata
Hadis Sahih Bukhari Jilid 2. Hadis Nombor 1006:-
Dari Nukman bin Basyir r.a., katanya Nabi saw. bersabda:
"Yang halal sudah nyata, yang haram sudah nyata dan antara keduanya beberapa perkara yang diragukan. Barangsiapa meninggalkan apa yang diragukan tentang dosanya, biasanya orang itu meninggalkan pula apa yang sudah nyata berdosa. Dan siapa yang berani , melakukan apa yang masih diragukan tentang dosanya, dikhuatirkan ia jatuh pada perkara yang nyata dosanya. Segala macam maksiat adalah larangan Allah. Barangsiapa bermain-main sekitar larangan Allah, dikhuatirkan ia akan jatuh ke dalamnya."
Dari Nukman bin Basyir r.a., katanya Nabi saw. bersabda:
"Yang halal sudah nyata, yang haram sudah nyata dan antara keduanya beberapa perkara yang diragukan. Barangsiapa meninggalkan apa yang diragukan tentang dosanya, biasanya orang itu meninggalkan pula apa yang sudah nyata berdosa. Dan siapa yang berani , melakukan apa yang masih diragukan tentang dosanya, dikhuatirkan ia jatuh pada perkara yang nyata dosanya. Segala macam maksiat adalah larangan Allah. Barangsiapa bermain-main sekitar larangan Allah, dikhuatirkan ia akan jatuh ke dalamnya."
Membasuh Jilatan Anjing
Soalan saya :
Bolehkah membersihkan jilatan anjing dengan menggunakan detergent/sabun menggantikan tanah kemudian diikuti basuhan 6 kali?
Adakah maksudnya zaman Nabi tiada detergent/sabun maka nabi menyuruh menggunakan tanah?
Jawapan:
Syarak menaskan untuk menyucikan jilatan anjing hendaklah dibasuh dengan air 7 kali dan salah satunya bersama tanah.
Ada khilaf ulama bolehkah ditukar tanah dengan bahan cucian lain seperti sabun. Ada ulama tidak membenarkannya, kerana basuhan jenis ini termasuk dalam perkara ‘taabbudi’ (yang tidak ditaakul oleh akal).
Ada sebahagian ulama Hanabilah yang membenarkan menggunakan sabun dan bahan cucian lain, jika payah untuk mendapatkan tanah atau penggunaan tanah boleh merosakkan bahan yang dibasuh.
Walaubagaimana pun, pendapat pertama yang tidak membenarkan lebih kuat, lebih berpegang kepada nusus, dan lebih menyelamatkan.
Syeikh Utsaimin menghujahkan kekuatan pendapat ini dengan beberapa asas:
1) Syarak menaskan penggunaan tanah, maka wajib diikuti arahan syarak.
2) Pada zaman Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam terdapat penggunaan bahan cucian lain selain tanah, seperti Usynan (sejenis tumbuhan), yang digunakan untuk cucian. Tetapi baginda tidak mengisyaratkan kepada bahan tersebut.
3) Kemungkinan pada tanah terdapat material yang berfungsi menghapuskan kuman yang terdapat pada jilatan anjing.
4) Tanah adalah bahan cucian selain air. Kerana ia boleh digunakan untuk tayammum ketika ketiadaan air.
Maka, penggunaan tanah adalah wajib untuk basuhan jilatan anjing, dan tidak boleh ditukar kepada bahan lain, kecuali jika ketiadaan tanah. (Syarh Mumti’ 1/292)
Wallahu A’lam.
Bolehkah membersihkan jilatan anjing dengan menggunakan detergent/sabun menggantikan tanah kemudian diikuti basuhan 6 kali?
Adakah maksudnya zaman Nabi tiada detergent/sabun maka nabi menyuruh menggunakan tanah?
Jawapan:
Syarak menaskan untuk menyucikan jilatan anjing hendaklah dibasuh dengan air 7 kali dan salah satunya bersama tanah.
Ada khilaf ulama bolehkah ditukar tanah dengan bahan cucian lain seperti sabun. Ada ulama tidak membenarkannya, kerana basuhan jenis ini termasuk dalam perkara ‘taabbudi’ (yang tidak ditaakul oleh akal).
Ada sebahagian ulama Hanabilah yang membenarkan menggunakan sabun dan bahan cucian lain, jika payah untuk mendapatkan tanah atau penggunaan tanah boleh merosakkan bahan yang dibasuh.
Walaubagaimana pun, pendapat pertama yang tidak membenarkan lebih kuat, lebih berpegang kepada nusus, dan lebih menyelamatkan.
Syeikh Utsaimin menghujahkan kekuatan pendapat ini dengan beberapa asas:
1) Syarak menaskan penggunaan tanah, maka wajib diikuti arahan syarak.
2) Pada zaman Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam terdapat penggunaan bahan cucian lain selain tanah, seperti Usynan (sejenis tumbuhan), yang digunakan untuk cucian. Tetapi baginda tidak mengisyaratkan kepada bahan tersebut.
3) Kemungkinan pada tanah terdapat material yang berfungsi menghapuskan kuman yang terdapat pada jilatan anjing.
4) Tanah adalah bahan cucian selain air. Kerana ia boleh digunakan untuk tayammum ketika ketiadaan air.
Maka, penggunaan tanah adalah wajib untuk basuhan jilatan anjing, dan tidak boleh ditukar kepada bahan lain, kecuali jika ketiadaan tanah. (Syarh Mumti’ 1/292)
Wallahu A’lam.
Cara Mengusir Gangguan Makhluk Halus
Gangguan sihir dengan perantara makhluk ghaib dapat menyerang sesiapa sahaja. Bila usaha medikal tidak dapat menemukan gejala klinikal yang kita atau kerabat kita deritai, ada baiknya anda berikhtiar, baik untuk diri sendiri ataupun menolong orang lain dengan kaedah berikut ini:-
Untuk diri sendiri.
1. Biasakan menjaga wudhu, setiap ada hal yang membatalkan wudhu segera ulangi kembali berwudhu. Gangguan makhluk ghaib enggan kepada sesuatu yang suci.
2. Berzikir, mengingat-ingat Allah SWT. Sesuaikan kaedah zikir dengan suasana hati kita. Bila sedang senang, maka berzikir Hamdallah (Alhamdulillah). Bila hati sedang sedih/kecewa atau yang sejenisnya, maka berzikirlah Istighfar (Astaghfirullah). Bila hati sedang tenteram maka berzikirlah "Lailahaillallah". Dengan sentiasa mengingat Allah, maka sulit bagi gangguan ghaib untuk dapat menembus kita.
3. Hindari mengerjakan hal-hal yang dapat menjurus kepada maksiat kerana dari situlah pengaruh kekuatan yang terbesar. Semakin kita mengerjakan dosa dan menjauhkan diri dari Allah SWT, semakin mudah mereka menguasai diri kita dengan pengaruhnya.
4. Jangan menunda solat wajib. Bila mendengar panggilan azan, segera solat dan usahakan untuk solat berjemaah dimasjid. Solat adalah cara kita untuk berkomunikasi dengan Allah SWT. Doa diwaktu solat adalah salah satu doa yang makbul dan Insya Allah segera diijabah oleh Allah SWT. Mintalah perlindunganNya dari segala gangguan ghaib mahupun perbuatan zalim yang nyata.
5. Bila gangguan muncul dan dapat anda rasakan, bacalah Ayat Kursi sebanyak-banyaknya. Bila dirasa gangguan tidak berhenti atau berkurang, ganti dengan membaca ayat 115-116 Surah AlMukminun.
Untuk orang lain.
Bila ada orang lain yang kita yakini terkena gangguan sihir dari makhluk ghaib, maka lakukan perkara yang berikut:
1. Diri kita (sipenyembuh) harus dalam keadaan suci dari segala macam hadas.
2. Solat sunat hajat 2 rakaat, dengan niat Taqallah (meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT.) dan memohon pertolongan kepada Allah agar sipesakit dapat segera sembuh dari segala jenis gangguan.
3. Selesai solat, lengkapi diri kita dengan membaca zikir Allah Allah... sekurangnya 5 minit, hingga kita dapat merasakan keberadaan Allah SWT dekat dengan kita.
4. Sediakan air segelas, dan zikirkan dengan ayat Kursi sekurangnya 33x, tiupkan ke air setiap habis bacaan.
5. Gunakan air tersebut untuk membasuh wajah sipesakit.
6. Bisikkan ayat 115-116 Surah Al Mukminun ke telinga pesakit di kiri dan kanan bergantian, hingga pesakit sedar. Insya Allah, dengan segala niat baik kita kaedah tersebut dapat menyembuhkan diri kita sendiri mahupun orang lain. Semua tentu kerana pertolongan dari Allah SWT.
Amin.
Untuk diri sendiri.
1. Biasakan menjaga wudhu, setiap ada hal yang membatalkan wudhu segera ulangi kembali berwudhu. Gangguan makhluk ghaib enggan kepada sesuatu yang suci.
2. Berzikir, mengingat-ingat Allah SWT. Sesuaikan kaedah zikir dengan suasana hati kita. Bila sedang senang, maka berzikir Hamdallah (Alhamdulillah). Bila hati sedang sedih/kecewa atau yang sejenisnya, maka berzikirlah Istighfar (Astaghfirullah). Bila hati sedang tenteram maka berzikirlah "Lailahaillallah". Dengan sentiasa mengingat Allah, maka sulit bagi gangguan ghaib untuk dapat menembus kita.
3. Hindari mengerjakan hal-hal yang dapat menjurus kepada maksiat kerana dari situlah pengaruh kekuatan yang terbesar. Semakin kita mengerjakan dosa dan menjauhkan diri dari Allah SWT, semakin mudah mereka menguasai diri kita dengan pengaruhnya.
4. Jangan menunda solat wajib. Bila mendengar panggilan azan, segera solat dan usahakan untuk solat berjemaah dimasjid. Solat adalah cara kita untuk berkomunikasi dengan Allah SWT. Doa diwaktu solat adalah salah satu doa yang makbul dan Insya Allah segera diijabah oleh Allah SWT. Mintalah perlindunganNya dari segala gangguan ghaib mahupun perbuatan zalim yang nyata.
5. Bila gangguan muncul dan dapat anda rasakan, bacalah Ayat Kursi sebanyak-banyaknya. Bila dirasa gangguan tidak berhenti atau berkurang, ganti dengan membaca ayat 115-116 Surah AlMukminun.
Untuk orang lain.
Bila ada orang lain yang kita yakini terkena gangguan sihir dari makhluk ghaib, maka lakukan perkara yang berikut:
1. Diri kita (sipenyembuh) harus dalam keadaan suci dari segala macam hadas.
2. Solat sunat hajat 2 rakaat, dengan niat Taqallah (meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT.) dan memohon pertolongan kepada Allah agar sipesakit dapat segera sembuh dari segala jenis gangguan.
3. Selesai solat, lengkapi diri kita dengan membaca zikir Allah Allah... sekurangnya 5 minit, hingga kita dapat merasakan keberadaan Allah SWT dekat dengan kita.
4. Sediakan air segelas, dan zikirkan dengan ayat Kursi sekurangnya 33x, tiupkan ke air setiap habis bacaan.
5. Gunakan air tersebut untuk membasuh wajah sipesakit.
6. Bisikkan ayat 115-116 Surah Al Mukminun ke telinga pesakit di kiri dan kanan bergantian, hingga pesakit sedar. Insya Allah, dengan segala niat baik kita kaedah tersebut dapat menyembuhkan diri kita sendiri mahupun orang lain. Semua tentu kerana pertolongan dari Allah SWT.
Amin.
Yours To Give
The way to be respected is to be respectful. The way to be heard is to listen.
What do you wish to experience? Give it to others, and you will surely find it appearing and growing stronger in your own life.
To make a positive impression, find the qualities that are positive and valuable about every person you meet. What you send is amplified through the lives of others and comes back to you without fail.
Every day is filled with opportunities to offer genuine and meaningful kindness. The more of those opportunities you follow and fulfill, the richer your life becomes.
Advantages built on brute force and deception will crumble quickly. Achievements built on kindness, respect, understanding and love will continue to grow in value and influence.
Give, and as you do you'll be able to give more and more. The life of your dreams is now yours to give, and to fully experience.
What do you wish to experience? Give it to others, and you will surely find it appearing and growing stronger in your own life.
To make a positive impression, find the qualities that are positive and valuable about every person you meet. What you send is amplified through the lives of others and comes back to you without fail.
Every day is filled with opportunities to offer genuine and meaningful kindness. The more of those opportunities you follow and fulfill, the richer your life becomes.
Advantages built on brute force and deception will crumble quickly. Achievements built on kindness, respect, understanding and love will continue to grow in value and influence.
Give, and as you do you'll be able to give more and more. The life of your dreams is now yours to give, and to fully experience.
Haji Ketika Sakit
Dari A’isyah r.a katanya: Rasulullah s.a.w datang ke rumah Dhuba’ah binti Zubair bin Abdul Mutalib; lalu kata Duba’ah:
"Ya Rasulullah! Aku bermaksud hendak menunaikan ibadah haji tetapi aku sakit. Bagaimana itu?" Maka bersabda Nabi s.a.w: "Hajilah dan syaratkan dalam niatmu untuk tahallul (berhenti) jika tidak sanggup meneruskannya kerana bertambah sakit.”
- (Muslim)
"Ya Rasulullah! Aku bermaksud hendak menunaikan ibadah haji tetapi aku sakit. Bagaimana itu?" Maka bersabda Nabi s.a.w: "Hajilah dan syaratkan dalam niatmu untuk tahallul (berhenti) jika tidak sanggup meneruskannya kerana bertambah sakit.”
- (Muslim)
Ibadah Orang Yang Cedera
Soalan:-
1) Kalau pesakit lepas accident, berbalut, bolehkah ambil wuduk atas balutan, atau bahagian yang tidak dibalut sahaja (contoh tangan berbalut, hanya jari yang nampak)?
2) Kalau tayammum, bolehkah guna debu-debu di dinding, atas bantal, untuk ganti tanah?
3) Isu soalan hormat waktu ni, macam tidak ada konklusi, boleh bagi yang mana jumhur kalau kita musafir atau dalam operation yang lama iaitu sebaiknya qada solat atau solat hormat waktu atau sembahyang bila sihat atau bangun dari tidur (ie itu masa solatnya)?
4)Adakah sah sembahyang masa sakit bila kita ada urinary catheter (untuk mengalir air kencing) atau stoma bag (bag yang mengandungi najis sebab ada kanser) ?
Jawab:
1) Cara berwudhu’ kerana anggota wudhu’ dibalut hingga nampak jari tangan sahaja -
Hukumnya: Boleh. Caranya ialah membasuh jari-jari dan mengusap balutan (jabirah) itu.
Atsar dari Ibn Umar bahawa Ibn Umar berkata, siapa yang mendapat luka dan dibalut, maka hendaklah dibasuh anggota di luar balutan dan diusap saja balutan itu. - (Dikeluarkan oleh Ibn Abi Syaibah, alMusanif (1/126) dan al-Baihaqi, Sunan al-Kubra (1/228)
Manakala Ibn Hazm pula memfatwakan tidak perlu mengusap kerana nas-nasnya semua lemah. Maka anggota yang luka dan berbalut tidak perlu diusap kerana hukum bersuci ke atasnya gugur (al-Muhalla (2/74). Namun Syaikhul Islam IT (MF 21/ 185) menetapkan pendapat jumhur ialah mengusap jabirah.
2) Alat tayammum ialah tanah, manakala debu yang melekat pada dinding itu kemungkinan adalah habuk dan kotoran. Orang yang sakit hendaklah meminta pembantu untuk membawakan debu yang bersih.
3) Pendapat yang rajih tentang solat hormat waktu itu mengelirukan. Ini kerana madzhab Hanbali meluaskan kegunaan solat jama’ meliputi apa jua keperluan mendesak dan ianya diamalkan (solat jama’ bukan kerana safar dan hujan) bukan suatu kebiasaan baginya.
Solat hormat waktu yang dimaksudkan oleh madzhab Syafi’ iy merujuk kepada situasi yang amat mustahil terjadi, yakni seperti di kejar oleh musuh dan dia tidak dapat keluar dari tempat persembunyiannya.
4) Solat pesakit seperti urinary catherer dan stoma bag adalah sah kerana diqiaskan kepada wanita istihadzah dan lelaki yang kencing tidak tus (dedas). Dia termasuk dalam kategori orang yang diberi keringanan sebagaimana Firman ALlah SWT , “maka bertaqwalah kamu menurut kemampuanmu” AQT 64: atTaghaabun) 16
Fatwa Syaikh Abdul Aziz bin Baz dalam koleksi fatwanya, “ahkam solat al maridh wa Tohaaratih”(panduan salat dan bersuci bg orang sakit), fatwa no 5, bahawa orang yang ada kantong atau beg kencing atau najis sah solatnya dengan syarat sebelum setiap solat dia berwudhu’ terlebih dahulu untuk setiap solatnya.
sekian .
1) Kalau pesakit lepas accident, berbalut, bolehkah ambil wuduk atas balutan, atau bahagian yang tidak dibalut sahaja (contoh tangan berbalut, hanya jari yang nampak)?
2) Kalau tayammum, bolehkah guna debu-debu di dinding, atas bantal, untuk ganti tanah?
3) Isu soalan hormat waktu ni, macam tidak ada konklusi, boleh bagi yang mana jumhur kalau kita musafir atau dalam operation yang lama iaitu sebaiknya qada solat atau solat hormat waktu atau sembahyang bila sihat atau bangun dari tidur (ie itu masa solatnya)?
4)Adakah sah sembahyang masa sakit bila kita ada urinary catheter (untuk mengalir air kencing) atau stoma bag (bag yang mengandungi najis sebab ada kanser) ?
Jawab:
1) Cara berwudhu’ kerana anggota wudhu’ dibalut hingga nampak jari tangan sahaja -
Hukumnya: Boleh. Caranya ialah membasuh jari-jari dan mengusap balutan (jabirah) itu.
Atsar dari Ibn Umar bahawa Ibn Umar berkata, siapa yang mendapat luka dan dibalut, maka hendaklah dibasuh anggota di luar balutan dan diusap saja balutan itu. - (Dikeluarkan oleh Ibn Abi Syaibah, alMusanif (1/126) dan al-Baihaqi, Sunan al-Kubra (1/228)
Manakala Ibn Hazm pula memfatwakan tidak perlu mengusap kerana nas-nasnya semua lemah. Maka anggota yang luka dan berbalut tidak perlu diusap kerana hukum bersuci ke atasnya gugur (al-Muhalla (2/74). Namun Syaikhul Islam IT (MF 21/ 185) menetapkan pendapat jumhur ialah mengusap jabirah.
2) Alat tayammum ialah tanah, manakala debu yang melekat pada dinding itu kemungkinan adalah habuk dan kotoran. Orang yang sakit hendaklah meminta pembantu untuk membawakan debu yang bersih.
3) Pendapat yang rajih tentang solat hormat waktu itu mengelirukan. Ini kerana madzhab Hanbali meluaskan kegunaan solat jama’ meliputi apa jua keperluan mendesak dan ianya diamalkan (solat jama’ bukan kerana safar dan hujan) bukan suatu kebiasaan baginya.
Solat hormat waktu yang dimaksudkan oleh madzhab Syafi’ iy merujuk kepada situasi yang amat mustahil terjadi, yakni seperti di kejar oleh musuh dan dia tidak dapat keluar dari tempat persembunyiannya.
4) Solat pesakit seperti urinary catherer dan stoma bag adalah sah kerana diqiaskan kepada wanita istihadzah dan lelaki yang kencing tidak tus (dedas). Dia termasuk dalam kategori orang yang diberi keringanan sebagaimana Firman ALlah SWT , “maka bertaqwalah kamu menurut kemampuanmu” AQT 64: atTaghaabun) 16
Fatwa Syaikh Abdul Aziz bin Baz dalam koleksi fatwanya, “ahkam solat al maridh wa Tohaaratih”(panduan salat dan bersuci bg orang sakit), fatwa no 5, bahawa orang yang ada kantong atau beg kencing atau najis sah solatnya dengan syarat sebelum setiap solat dia berwudhu’ terlebih dahulu untuk setiap solatnya.
sekian .
Thursday, May 28, 2009
Bila Sifat Malu Tidak Berfungsi
Apakah keistimewaan wanita sehingga begitu kuat menarik perhatian lelaki? Dalam sebuah hadis, Nabi S.A.W bersabda yang bermaksud: "Terdapat 99 bahagian tarikan pada wanita berbanding lelaki, lalu Allah SWT kurniakan ke atas mereka sifat malu." (Hadis riwayat Baihaqi)
Wanita, apapun yang dilakukannya akan mendapat perhatian lelaki:-
kalau dia berbuat baik - dikagumi;
apabila berbuat jahat - diminati;
apabila dia memakai pakaian menutup aurat - dilihat menawan;
apabila berpakaian tidak menutup aurat (seksi) - dilihat menggoda;
dan macam- macam lagi yang menarik perhatian.
Oleh sebab itu Allah S.W.T. mengurniakan kepada wanita sifat malu. Dengan sifat malu itu mereka akan berfikir panjang sebelum melakukan sebarang tindakan. Kalau hendak buat jahat dia akan memikirkan kalau-kalau orang nampak, hendak dedahkan aurat dia takut orang mengganggunya, hendak berjalan seorang dia takut ada orang mengusiknya.
Begitulah peranan malu yang boleh membantu dalam tindak-tanduk seorang wanita. Tapi apa halnya kalau tidak tahu malu ? Tentulah mereka tidak akan memikirkan semua itu. Pedulikan apa orang kata, pedulikan kalau orang tengok, tidak kisah kalau orang mengganggu dan mengusik, bahkan mereka rasa senang, seronok dan bahagia bila dalam keadaan begitu.
Dalam sebuah hadis riwayat Bukhari, Nabi S.A.W. bersabda yang bermaksud:
"Jika kamu tidak malu, buatlah sesuka hatimu."
Hadis ini merupakan sindiran dalam tegahan. Sifat malu itu adalah pokok akhlak yang mulia dan budi pekerti yang terpuji.
Bila sifat malu yang dikurniakan Allah SWT itu sudah tidak berfungsi sepenuhnya, wanita sanggup melakukan apa saja dosa dan maksiat. Jelasnya, mereka tidak takut kepada Allah, tidak gerun kepada neraka Allah dan tidak cinta kepada syurga Allah. Mereka langsung tidak takut dengan hukuman yang bakal Allah timpakan ke atas mereka. Ini tandanya mereka tiada iman.
Apabila tidak beriman, maka sifat malu yang sedia ada itu secara automatik akan hilang. Inilah realiti yang tidak boleh dinafikan, buktinya boleh dilihat di mana-mana. Melalui media cetak seperti majalah-majalah, media elektronik seperti rancangan-rancangan hiburan dan bahkan di hadapan mata kita sendiri, berbagai ragam dan kemungkaran berlaku, tidak berkecuali dilakukan oleh wanita.
Sayang.., wanita yang sepatutnya lebih istimewa daripada lelaki menjadi serendah-rendahnya hanya disebabkan sifat malunya tidak berfungsi sepenuhnya.
Wanita, apapun yang dilakukannya akan mendapat perhatian lelaki:-
kalau dia berbuat baik - dikagumi;
apabila berbuat jahat - diminati;
apabila dia memakai pakaian menutup aurat - dilihat menawan;
apabila berpakaian tidak menutup aurat (seksi) - dilihat menggoda;
dan macam- macam lagi yang menarik perhatian.
Oleh sebab itu Allah S.W.T. mengurniakan kepada wanita sifat malu. Dengan sifat malu itu mereka akan berfikir panjang sebelum melakukan sebarang tindakan. Kalau hendak buat jahat dia akan memikirkan kalau-kalau orang nampak, hendak dedahkan aurat dia takut orang mengganggunya, hendak berjalan seorang dia takut ada orang mengusiknya.
Begitulah peranan malu yang boleh membantu dalam tindak-tanduk seorang wanita. Tapi apa halnya kalau tidak tahu malu ? Tentulah mereka tidak akan memikirkan semua itu. Pedulikan apa orang kata, pedulikan kalau orang tengok, tidak kisah kalau orang mengganggu dan mengusik, bahkan mereka rasa senang, seronok dan bahagia bila dalam keadaan begitu.
Dalam sebuah hadis riwayat Bukhari, Nabi S.A.W. bersabda yang bermaksud:
"Jika kamu tidak malu, buatlah sesuka hatimu."
Hadis ini merupakan sindiran dalam tegahan. Sifat malu itu adalah pokok akhlak yang mulia dan budi pekerti yang terpuji.
Bila sifat malu yang dikurniakan Allah SWT itu sudah tidak berfungsi sepenuhnya, wanita sanggup melakukan apa saja dosa dan maksiat. Jelasnya, mereka tidak takut kepada Allah, tidak gerun kepada neraka Allah dan tidak cinta kepada syurga Allah. Mereka langsung tidak takut dengan hukuman yang bakal Allah timpakan ke atas mereka. Ini tandanya mereka tiada iman.
Apabila tidak beriman, maka sifat malu yang sedia ada itu secara automatik akan hilang. Inilah realiti yang tidak boleh dinafikan, buktinya boleh dilihat di mana-mana. Melalui media cetak seperti majalah-majalah, media elektronik seperti rancangan-rancangan hiburan dan bahkan di hadapan mata kita sendiri, berbagai ragam dan kemungkaran berlaku, tidak berkecuali dilakukan oleh wanita.
Sayang.., wanita yang sepatutnya lebih istimewa daripada lelaki menjadi serendah-rendahnya hanya disebabkan sifat malunya tidak berfungsi sepenuhnya.
Celebrate Success
If you wish to be successful, help others to be successful. If you wish to help others to be successful, be successful yourself.
Success does not occur in a vacuum. Success is most reliably created in a successful environment.
One person's achievement does not prevent or detract from anyone else's opportunity to achieve. Quite to the contrary, every achievement creates more possibilities for all to achieve.
There's no reason to feel guilty for having achieved more, and there's no reason to feel envious for having less. Instead, be inspired by every achievement you see, and be inspiring in your own creative efforts.
Envision, create and achieve in your unique way. Encourage and celebrate the work of others who seek to do the same.
Success is not built on envy or resentment or punishment or guilt. Success is built upon success, so let the building begin.
Success does not occur in a vacuum. Success is most reliably created in a successful environment.
One person's achievement does not prevent or detract from anyone else's opportunity to achieve. Quite to the contrary, every achievement creates more possibilities for all to achieve.
There's no reason to feel guilty for having achieved more, and there's no reason to feel envious for having less. Instead, be inspired by every achievement you see, and be inspiring in your own creative efforts.
Envision, create and achieve in your unique way. Encourage and celebrate the work of others who seek to do the same.
Success is not built on envy or resentment or punishment or guilt. Success is built upon success, so let the building begin.
Haji Dapat Membersihkan Segala Dosa
Daripada Abu Hurairah r.a. katanya: Aku mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:
“Sesiapa yang mengerjakan haji, kemudian tidak mengerjakan dosa dan maksiat, nescaya ia bersih dari dosa-dosa sepertimana ia baru dilahirkan oleh ibunya”.
- (al-Bukhari dan Muslim)
Huraian:-
1. Allah S.W.T telah memfardhukan ibadat Haji pada tahun kesembilan hijrah.
2. Orang yang mengerjakan haji dengan ikhlas dan sempurna dan menjauhi diri daripada melakukan maksiat dan dosa, nescaya ia bersih dari segala dosa sepertimana ia baru dilahirkan.
3. Ibadat haji merupakan amalan suci yang menguji kekuatan iman seseorang hamba kerana ia berkait rapat dengan pengorbanan harta benda, tenaga, nyawa dan sebagainya.
4. Umat Islam yang mengerjakan ibadat haji hendaklah mengerjakannya dengan penuh ikhlas kerana Allah S.W.T di samping berdoa kepada Allah agar haji yang dilakukan itu diterima oleh-Nya
“Sesiapa yang mengerjakan haji, kemudian tidak mengerjakan dosa dan maksiat, nescaya ia bersih dari dosa-dosa sepertimana ia baru dilahirkan oleh ibunya”.
- (al-Bukhari dan Muslim)
Huraian:-
1. Allah S.W.T telah memfardhukan ibadat Haji pada tahun kesembilan hijrah.
2. Orang yang mengerjakan haji dengan ikhlas dan sempurna dan menjauhi diri daripada melakukan maksiat dan dosa, nescaya ia bersih dari segala dosa sepertimana ia baru dilahirkan.
3. Ibadat haji merupakan amalan suci yang menguji kekuatan iman seseorang hamba kerana ia berkait rapat dengan pengorbanan harta benda, tenaga, nyawa dan sebagainya.
4. Umat Islam yang mengerjakan ibadat haji hendaklah mengerjakannya dengan penuh ikhlas kerana Allah S.W.T di samping berdoa kepada Allah agar haji yang dilakukan itu diterima oleh-Nya
9 Pembaziran Tanpa Disedari
IBNU Qayyim al-Jauziyah, ulama dan tokoh gerakan dakwah Islamiah ialah murid ulama terbilang, Syaikh Al-Islam Ibnu Taimiyah. Beliau mempunyai banyak karya ilmiah yang menjadi panduan dalam gerakan dakwah Islam. Ibu Qayyim dilahirkan pada tahun 691 Hijrah (1292 Masihi) dan meninggal dunia pada 751 Hijrah (1350 Masihi).
Ibnu Qayyim al-Jauziyah mengatakan ada sembilan pembaziran yang sering dilakukan manusia iaitu:
1. Ilmu pengetahuan - Membazir jika tidak diamalkan untuk jalan kebaikan.
2. Amalan - Membazir jika dilakukan tidak dengan hati yang ikhlas.
3. Kekayaan - Membazir jika dibelanjakan pada perkara yang tidak bermanfaat dan tidak diredai Allah.
4. Hati - Membazir jika kosong daripada kasih kepada Allah.
5. Tubuh badan - Membazir jika tidak digunakan untuk beribadah kepada Allah.
6. Cinta - Membazir jika dicurahkan kepada selain Allah atau melebihi cinta kepada-Nya.
7. Masa - Membazir jika tidak diurus sebaiknya.
8. Akal - Membazir jika tidak memikirkan sesuatu yang bermakna kepada agama.
9. Zikir - Membazir jika tidak memberi kesan kepada hati.
Menurut Ibn Qayyim al-Jauziyah dalam Madarij al-Salikin, waktu tidur yang lebih baik adalah pada pertengahan malam yang awal iaitu kira-kira jam 10 malam. Waktu yang tidak seharusnya kita tidur adalah selepas waktu Subuh sehingga terbit fajar, waktu selepas Asar sebelum terbenam matahari dan dari waktu Maghrib ke Isyak. Beliau berkata, tidur pada waktu itu tidak memberi manfaat kepada tubuh badan, malah boleh mendatangkan kemudaratan dan makruh hukumnya.
Ibnu Qayyim al-Jauziyah mengatakan ada sembilan pembaziran yang sering dilakukan manusia iaitu:
1. Ilmu pengetahuan - Membazir jika tidak diamalkan untuk jalan kebaikan.
2. Amalan - Membazir jika dilakukan tidak dengan hati yang ikhlas.
3. Kekayaan - Membazir jika dibelanjakan pada perkara yang tidak bermanfaat dan tidak diredai Allah.
4. Hati - Membazir jika kosong daripada kasih kepada Allah.
5. Tubuh badan - Membazir jika tidak digunakan untuk beribadah kepada Allah.
6. Cinta - Membazir jika dicurahkan kepada selain Allah atau melebihi cinta kepada-Nya.
7. Masa - Membazir jika tidak diurus sebaiknya.
8. Akal - Membazir jika tidak memikirkan sesuatu yang bermakna kepada agama.
9. Zikir - Membazir jika tidak memberi kesan kepada hati.
Menurut Ibn Qayyim al-Jauziyah dalam Madarij al-Salikin, waktu tidur yang lebih baik adalah pada pertengahan malam yang awal iaitu kira-kira jam 10 malam. Waktu yang tidak seharusnya kita tidur adalah selepas waktu Subuh sehingga terbit fajar, waktu selepas Asar sebelum terbenam matahari dan dari waktu Maghrib ke Isyak. Beliau berkata, tidur pada waktu itu tidak memberi manfaat kepada tubuh badan, malah boleh mendatangkan kemudaratan dan makruh hukumnya.
Wednesday, May 27, 2009
Hukum Alatan Dapur Yang Pernah Digunakan Untuk Memasak Babi
Soalan:-
Adakah Pinggan, Mangkok, Alat Dapur yang pernah digunakan untuk memasak atau menghidang daging babi, tidak perlu dibuang atau pun disamak dengan tanah, sebaliknya boleh digunakan bahan pencuci biasa.?
Jawapan:-
Pinggan atau alat - alat tersebut tidak perlu dibuang dan perlu disamak dengan 6 kali air mutlak dan 1 kali air yang bercampur tanah.
Hukum Allah dalam persoalan samak tidak berubah dari dahulu hingga sekarang walau pun terdapat pencuci moden. Ia tidak sekali-kali boleh menyamai hukum Allah.
Untuk meneruskan ketaatan kepada Allah, kita tetap menjalankan perintah Allah tersebut. Cara menyamak ialah membasuh 1 kali air tanah dan 6 kali air mutlak.
Adakah Pinggan, Mangkok, Alat Dapur yang pernah digunakan untuk memasak atau menghidang daging babi, tidak perlu dibuang atau pun disamak dengan tanah, sebaliknya boleh digunakan bahan pencuci biasa.?
Jawapan:-
Pinggan atau alat - alat tersebut tidak perlu dibuang dan perlu disamak dengan 6 kali air mutlak dan 1 kali air yang bercampur tanah.
Hukum Allah dalam persoalan samak tidak berubah dari dahulu hingga sekarang walau pun terdapat pencuci moden. Ia tidak sekali-kali boleh menyamai hukum Allah.
Untuk meneruskan ketaatan kepada Allah, kita tetap menjalankan perintah Allah tersebut. Cara menyamak ialah membasuh 1 kali air tanah dan 6 kali air mutlak.
Goodness Remains
Much of the world's pain arises from the failure to fully appreciate life's goodness. Yet goodness will always outlive the pain.
Peacefully let go of fear and anger, resentment and anxiety. Goodness remains.
Feel the longing for goodness that lives always within you. Let it drive your thoughts and actions, and you'll create more of the very goodness you seek.
Focus on those parts of your life that resonate with your deepest purpose.
Hold life's goodness securely in your heart. Move forward with confidence, knowing it is always there.
Peacefully let go of fear and anger, resentment and anxiety. Goodness remains.
Feel the longing for goodness that lives always within you. Let it drive your thoughts and actions, and you'll create more of the very goodness you seek.
Focus on those parts of your life that resonate with your deepest purpose.
Hold life's goodness securely in your heart. Move forward with confidence, knowing it is always there.
Galakan Mengerjakan Ibadat Sunat
Dari Abu Hurairah r.a katanya: "Junjunganku (Nabi Muhammad SAW) telah berwasiat supaya aku mengerjakan tiga perkara iaitu:
1. Berpuasa tiga hari pada tiap-tiap bulan,
2. Mengerjakan dua rakaat sembahyang dhuha dan juga
3. Supaya aku mengerjakan sembahyang witir sebelum aku tidur.”
- (Bukhari & Muslim)
Huraian:-
1. Jalan untuk mencapai tahap ihsan ialah dengan melalui proses menunaikan segala perkara yang difardhu atau diwajibkan. Lebih tinggi daripada itu ialah dengan melakukan amalan-amalan yang membawa taqarrub kepada Allah SWT iaitu amalam-amalan an-Nawafil (sunat).
2. Maka untuk melakukan amalan-amalan tersebut memerlukan jihad, kemampuan serta kerelaan hati, kesungguhan yang berterusan dan memusatkan segala kepentingan kepada Allah SWT semata-mata.
3. Antara amalan sunat yang digalakkan oleh Rasulullah SAW ialah seperti:
i. Sembahyang sunat Dhuha- iaitu sembahyang yang dikerjakan dengan sekurang-kurangnya dua rakaat dan afdhalnya ialah lapan rakaat. Masuk waktunya pula ialah apabila matahari meninggi kadar segalah
ii. Berpuasa sunat terutamanya tiga hari dalam sebulan iaitu di hari-hari putih (13, 14 dan 15 haribulan dari bulan Qamariah).
iii. Sembahyang witir iaitu sembahyang sunat yang paling utama setelah sembahyang wajib. Waktunya bermula selepas sembahyang Isyak hinggalah terbit fajar. Paling sedikit bilangan rakaatnya ialah 1 rakaat dan paling banyak ialah 11 rakaat. Ia dinamakan sembahyang Witir kerana ia dikerjakan dengan bilangan rakaat yang ganjil.
4. Dalam mengerjakan ibadat janganlah kita hanya mementingkan kuantiti amalan yang dilakukan tanpa memikirkan kualitinya kerana tiada gunanya amalan yang banyak sedangkan ianya tidak diterima oleh Allah SWT. Hal ini mungkin disebabkan ibadat tersebut dikerjakan tanpa khusyuk atau kerana timbulnya perasaan riya' dan ujub yang membinasakan pahala.
1. Berpuasa tiga hari pada tiap-tiap bulan,
2. Mengerjakan dua rakaat sembahyang dhuha dan juga
3. Supaya aku mengerjakan sembahyang witir sebelum aku tidur.”
- (Bukhari & Muslim)
Huraian:-
1. Jalan untuk mencapai tahap ihsan ialah dengan melalui proses menunaikan segala perkara yang difardhu atau diwajibkan. Lebih tinggi daripada itu ialah dengan melakukan amalan-amalan yang membawa taqarrub kepada Allah SWT iaitu amalam-amalan an-Nawafil (sunat).
2. Maka untuk melakukan amalan-amalan tersebut memerlukan jihad, kemampuan serta kerelaan hati, kesungguhan yang berterusan dan memusatkan segala kepentingan kepada Allah SWT semata-mata.
3. Antara amalan sunat yang digalakkan oleh Rasulullah SAW ialah seperti:
i. Sembahyang sunat Dhuha- iaitu sembahyang yang dikerjakan dengan sekurang-kurangnya dua rakaat dan afdhalnya ialah lapan rakaat. Masuk waktunya pula ialah apabila matahari meninggi kadar segalah
ii. Berpuasa sunat terutamanya tiga hari dalam sebulan iaitu di hari-hari putih (13, 14 dan 15 haribulan dari bulan Qamariah).
iii. Sembahyang witir iaitu sembahyang sunat yang paling utama setelah sembahyang wajib. Waktunya bermula selepas sembahyang Isyak hinggalah terbit fajar. Paling sedikit bilangan rakaatnya ialah 1 rakaat dan paling banyak ialah 11 rakaat. Ia dinamakan sembahyang Witir kerana ia dikerjakan dengan bilangan rakaat yang ganjil.
4. Dalam mengerjakan ibadat janganlah kita hanya mementingkan kuantiti amalan yang dilakukan tanpa memikirkan kualitinya kerana tiada gunanya amalan yang banyak sedangkan ianya tidak diterima oleh Allah SWT. Hal ini mungkin disebabkan ibadat tersebut dikerjakan tanpa khusyuk atau kerana timbulnya perasaan riya' dan ujub yang membinasakan pahala.
Hukum Mengenai Solat Dengan Memakai Pewangi
Soalan:-
Setiap hari saya akan pergi ke kelas. Pada waktu pagi saya akan memakai deodorant, minyak wangi pada baju, losyen badan dan sebagainya. Apakah hukumnya jika saya solat tanpa mandi dahulu (ketika berada di kampus dari pagi hingga petang, dan tidak sempat untuk pulang ke bilik) dan hanya solat di surau yang di sediakan.
Jawapan:-
Muzakarah Jawatankuasa Fatwa kebangsaan ke 7 pada 11-12 April 1984 telah membuat keputusan; ubat-ubatan dan pewangi yang ada kandungan alkohol adalah harus dan dimaafkan. Oleh itu hukum solat anda sah sekiranya pewangi yang anda pakai seperti yang dinyatakan tidak mengandungi bahan-bahan bernajis
Setiap hari saya akan pergi ke kelas. Pada waktu pagi saya akan memakai deodorant, minyak wangi pada baju, losyen badan dan sebagainya. Apakah hukumnya jika saya solat tanpa mandi dahulu (ketika berada di kampus dari pagi hingga petang, dan tidak sempat untuk pulang ke bilik) dan hanya solat di surau yang di sediakan.
Jawapan:-
Muzakarah Jawatankuasa Fatwa kebangsaan ke 7 pada 11-12 April 1984 telah membuat keputusan; ubat-ubatan dan pewangi yang ada kandungan alkohol adalah harus dan dimaafkan. Oleh itu hukum solat anda sah sekiranya pewangi yang anda pakai seperti yang dinyatakan tidak mengandungi bahan-bahan bernajis
Tuesday, May 26, 2009
Empat Kunci Kebahagiaan
Rasulullah s.a.w bersabda, maksudnya:
"Empat perkara yang membawa kebahagiaan iaitu wanita yang solehah, rumah yang luas, jiran yang baik dan kenderaan yang selesa.!”
- Riwayat Ibnu Hibban
Huraian:-
1. Kehidupan yang selesa adalah suatu bentuk kehidupan yang dialu-alukan oleh Islam di mana kehidupan yang sempurna memerlukan empat elemen asas yang penting iaitu:
a) Wanita yang solehah- iaitu isteri yang baik yang dapat menguruskan keluarga dan rumahtangga dengan sempurna.
b) Rumah yang luas yang boleh memberikan keselesaan untuk bermesra dengan keluarga dan anak-anak di samping dapat melapangkan fikiran dengan baik dan tenang.
c) Jiran yang baik kerana jiran merupakan orang yang paling rapat selepas sanak saudara dan keluarga. Jiran yang baik dapat menjamin keharmonian hidup bermasyarakat sehinggakan ikatan kejiranan itu boleh bertukar seakan-akan sebuah kelurga yang kasih-mengasihi dan saling mengambil berat di antara satu sama lain.
d) Kenderaan yang selesa kerana ia memberikan kemudahan dalam segala urusan.
2. Antara tabiat buruk yang mengancam kebahagiaan hidup ialah berfoya-foya dengan kehidupan mewah, boros harta dan membazir ketika berbelanja. Tabiat ini sering disebut dalam Al-Quran sebagai punca kehancuran beberapa umat yang terdahulu.
3. Kemewahan hidup berbeza antara satu zaman dengan zaman yang lain, mungkin mewah pada suatu ketika dahulu, tidak dianggap mewah pada hari ini, kerana perbezaan masa, suasana dan pendapatan menjadikan ukuran kemewahan turut berbeza.
"Empat perkara yang membawa kebahagiaan iaitu wanita yang solehah, rumah yang luas, jiran yang baik dan kenderaan yang selesa.!”
- Riwayat Ibnu Hibban
Huraian:-
1. Kehidupan yang selesa adalah suatu bentuk kehidupan yang dialu-alukan oleh Islam di mana kehidupan yang sempurna memerlukan empat elemen asas yang penting iaitu:
a) Wanita yang solehah- iaitu isteri yang baik yang dapat menguruskan keluarga dan rumahtangga dengan sempurna.
b) Rumah yang luas yang boleh memberikan keselesaan untuk bermesra dengan keluarga dan anak-anak di samping dapat melapangkan fikiran dengan baik dan tenang.
c) Jiran yang baik kerana jiran merupakan orang yang paling rapat selepas sanak saudara dan keluarga. Jiran yang baik dapat menjamin keharmonian hidup bermasyarakat sehinggakan ikatan kejiranan itu boleh bertukar seakan-akan sebuah kelurga yang kasih-mengasihi dan saling mengambil berat di antara satu sama lain.
d) Kenderaan yang selesa kerana ia memberikan kemudahan dalam segala urusan.
2. Antara tabiat buruk yang mengancam kebahagiaan hidup ialah berfoya-foya dengan kehidupan mewah, boros harta dan membazir ketika berbelanja. Tabiat ini sering disebut dalam Al-Quran sebagai punca kehancuran beberapa umat yang terdahulu.
3. Kemewahan hidup berbeza antara satu zaman dengan zaman yang lain, mungkin mewah pada suatu ketika dahulu, tidak dianggap mewah pada hari ini, kerana perbezaan masa, suasana dan pendapatan menjadikan ukuran kemewahan turut berbeza.
Kata-Kata Dari Imam Ghazali
Empat Perkara Yang Hanya Dapat Dihargai Nilainya Oleh 4 Kategori Manusia :
1) Nilai Kehidupan Hanya Dapat Dihargai Oleh Simati,
2) Nilai Kesihatan Hanya Dapat Dihargai Oleh Pesakit
3) Nilai Usia Muda Hanya Dapat Dihargai Oleh Si Tua
4) Nilai Kekayaan Hanya Dapat Dihargai Oleh Si Fakir.
1) Nilai Kehidupan Hanya Dapat Dihargai Oleh Simati,
2) Nilai Kesihatan Hanya Dapat Dihargai Oleh Pesakit
3) Nilai Usia Muda Hanya Dapat Dihargai Oleh Si Tua
4) Nilai Kekayaan Hanya Dapat Dihargai Oleh Si Fakir.
Berwaspada Dari Godaan Syaitan
MUSUH-MUSUH SYAITAN
1. Rasulullah s.a.w. sendiri.
2. Orang beriman yang pengasih dan penyayang.
3. Orang beriman yang suka memberi nasihat.
4. Orang beriman yang sentiasa bertaubat diatas dosanya.
5. Orang beriman yang berakhlak mulia.
6. Orang beriman yang banyak bersedekah.
7. Orang beriman yang bermanfaat kepada orang ramai.
8. Orang beriman yang sentiasa berwuduk
9. Orang beriman yang tidak mahu melakukan sesuatu yang haram.
10. Orang yang mengerjakan solatnya dengan penuh khusyuk.
11. Ketua negara atau imam yang adil.
12. Orang kaya yang rendah hati.
13. Peniaga yang jujur.
14. Orang yang sentiasa beristiqomah membaca Al Quran.
15. Orang yang bangun solat di tengah malam sedang orang lain tidur.
SAHABAT-SAHABAT SYAITAN
1. Orang kaya yang sombong.
2. Peminum arak
3. Hakim yang tidak adil.
4. Peniaga yang tidak jujur.
5. Orang yang tidak mahu membayar zakat.
6. Orang yang mempermudahkan solat.
7. Orang yang memakan harta anak yatim.
8. Orang yang beramal kerana nama.
9. Orang yang suka termenung dan mengelamun.
10. Penghasut dan pendengki bila orang mendapat kebaikan.
PINTU HATI MANUSIA YANG DIMASUKI SYAITAN
1. Putus asa dan kecewa dengan rahmat Allah.
2. Memandang rendah pada dosa-dosa kecil.
3. Panjang angan-angan dan suka kepada puji-pujian.
4. Bodoh sebaliknya tidak menyedari akan kebodohannya.
5. Memandang rendah kepada orang lain.
6. Merasa gembira bila mendapat cubaan dari Allah.
7. Ketika marah kerana marah adalah bara api dari neraka.
8. Ujub, sombong, riya' dan buruk sangka pada orang lain.
9. Terlalu cinta dan rakus dengan kehidupan dunia.
RUMAH YANG TIDAK DIMASUKI SYAITAN
1. Rumah yang penghuninya saling bermaafan satu sama lain.
2. Rumah yang penghuninya berada dalam keadaan bersih dan berzikir kepada Allah.
3. Rumah yang penghuninya mengelakkan diri mereka dari perbuatan tercela.
4. Rumah yang penghuninya sentiasa merendah diri kepada Allah.
5. Rumah yang penghuninya tidak melakukan perbuatan haram.
6. Rumah yang penghuninya terdiri dari pasangan soleh dan solehah.
7. Rumah yang penghuninya sentiasa berbakti kepada ibubapa.
8. Rumah yang penghuninya sentiasa rukuk dan sujud kepada Allah.
9. Rumah yang penghuninya sentiasa menghubungkan tali silaturrahim.
10.Rumah yang penghuninya sentiasa menjaga hak-hak kewajipan terhadap Allah.
1. Rasulullah s.a.w. sendiri.
2. Orang beriman yang pengasih dan penyayang.
3. Orang beriman yang suka memberi nasihat.
4. Orang beriman yang sentiasa bertaubat diatas dosanya.
5. Orang beriman yang berakhlak mulia.
6. Orang beriman yang banyak bersedekah.
7. Orang beriman yang bermanfaat kepada orang ramai.
8. Orang beriman yang sentiasa berwuduk
9. Orang beriman yang tidak mahu melakukan sesuatu yang haram.
10. Orang yang mengerjakan solatnya dengan penuh khusyuk.
11. Ketua negara atau imam yang adil.
12. Orang kaya yang rendah hati.
13. Peniaga yang jujur.
14. Orang yang sentiasa beristiqomah membaca Al Quran.
15. Orang yang bangun solat di tengah malam sedang orang lain tidur.
SAHABAT-SAHABAT SYAITAN
1. Orang kaya yang sombong.
2. Peminum arak
3. Hakim yang tidak adil.
4. Peniaga yang tidak jujur.
5. Orang yang tidak mahu membayar zakat.
6. Orang yang mempermudahkan solat.
7. Orang yang memakan harta anak yatim.
8. Orang yang beramal kerana nama.
9. Orang yang suka termenung dan mengelamun.
10. Penghasut dan pendengki bila orang mendapat kebaikan.
PINTU HATI MANUSIA YANG DIMASUKI SYAITAN
1. Putus asa dan kecewa dengan rahmat Allah.
2. Memandang rendah pada dosa-dosa kecil.
3. Panjang angan-angan dan suka kepada puji-pujian.
4. Bodoh sebaliknya tidak menyedari akan kebodohannya.
5. Memandang rendah kepada orang lain.
6. Merasa gembira bila mendapat cubaan dari Allah.
7. Ketika marah kerana marah adalah bara api dari neraka.
8. Ujub, sombong, riya' dan buruk sangka pada orang lain.
9. Terlalu cinta dan rakus dengan kehidupan dunia.
RUMAH YANG TIDAK DIMASUKI SYAITAN
1. Rumah yang penghuninya saling bermaafan satu sama lain.
2. Rumah yang penghuninya berada dalam keadaan bersih dan berzikir kepada Allah.
3. Rumah yang penghuninya mengelakkan diri mereka dari perbuatan tercela.
4. Rumah yang penghuninya sentiasa merendah diri kepada Allah.
5. Rumah yang penghuninya tidak melakukan perbuatan haram.
6. Rumah yang penghuninya terdiri dari pasangan soleh dan solehah.
7. Rumah yang penghuninya sentiasa berbakti kepada ibubapa.
8. Rumah yang penghuninya sentiasa rukuk dan sujud kepada Allah.
9. Rumah yang penghuninya sentiasa menghubungkan tali silaturrahim.
10.Rumah yang penghuninya sentiasa menjaga hak-hak kewajipan terhadap Allah.
Drop The Resentment
Resentment builds a strong connection between you and whatever or whomever you resent. The time and energy that you devote to resentment will take away from other things you could be doing.
Sure, you may not like whatever has happened, whatever brought up those feelings of resentment. Yet the sooner you move beyond it, the better off you'll be.
Stop punishing yourself for the thoughtlessness of someone else. Let it go, and let yourself move positively forward.
Take all that energy in your resentment, re-direct it, and make something valuable out of it. What's happened has happened, yet what will happen next is up to you.
Make the next moment one that will give you cause for grateful celebration. Drop the resentment, and get on with living your own unique joy.
- Ralph Marston
Sure, you may not like whatever has happened, whatever brought up those feelings of resentment. Yet the sooner you move beyond it, the better off you'll be.
Stop punishing yourself for the thoughtlessness of someone else. Let it go, and let yourself move positively forward.
Take all that energy in your resentment, re-direct it, and make something valuable out of it. What's happened has happened, yet what will happen next is up to you.
Make the next moment one that will give you cause for grateful celebration. Drop the resentment, and get on with living your own unique joy.
- Ralph Marston
Monday, May 25, 2009
Bagaimana Menyayangi Mertua
Sebagai seorang isteri, sudah tentu rasa tertekan bila rumahtangganya ada campurtangan daripada orang lain. Tetapi rasa serba salah pula hendak membuat sebarang tindakan sebab orang itu pula bukanlah orang asing tetapi ibu kepada suami kita sendiri.
Kita perlu ingat, Allah telahpun memberi ketetapan bahawa seorang isteri wajib menghormati suami dan keluarga suaminya. Kalau seorang isteri mencacatkan hati mertuanya, ertinya dia juga telah mencacatkan hati suaminya. Maka dia adalah seorang isteri yang menderhaka dan menjadi orang yang dimurkai oleh Allah.
Memang tidak dapat dinafikan, kadangkala ada mertua yang suka sangat mencari-cari kesalahan anak menantu. Dikatanya menantu tidak pandai memasaklah, rumah tidak kemas, tidak pandai jaga anak atau mengungkit-ungkit segala kebaikan yang pernah dilakukan terhadap kita. Bagaimanakah agaknya kita menghadapi segala persoalan ini secara rasional.
1. Mengutamakannya dalam segala hal.
Dalam apa juga hal dan tindakan, kita mestilah dahulukan ibu mertua kita selagi perkara itu diizinkan oleh suami. Terutama bagi mertua yang duduk serumah, kita hendaklah mengutamakannya sebagaimana kita meletakkan suami di hadapan kita. Mintalah nasihatnya dalam apa jua tindakan walaupun ia dianggap kecil dan remeh.
Contohnya, "Emak, ikan ni masak apa yang paling sedap sekali?" Atau, "Emak buat asam pedas selalunya sedap, mak buat macamana?" Sesekali jika ajak mentua kita keluar bersiar-siar dengan kereta, biarlah dia duduk di kusyen hadapan bersama anak lelakinya. "Emak silalah duduk di hadapan, biar saya duduk di belakang dengan anak-anak." Atau jika keluar pergi ke pasar tanyalah kepadanya, "Emak ada tak nak pesan apa-apa yang mak teringin nak makan. Nanti boleh saya carikan di pasar."
Sebenarnya ada berbagai-bagai cara lagi yang boleh kita lakukan untuk memberi penghormatan kepada mentua kita hingga dia rasa dirinya disanjung, dihormati dan disayangi. Nanti akan terjalinlah ikatan kasih sayang di antara kita dengannya.
2. Fahami watak dan perasaannya.
Sebagai seorang isteri sepatutnya kita mesti memahami akan watak dan perasaan ibu mentua. Bukankah mereka lebih dahulu 'makan garam' lebih banyak pengalaman maka sudah tentu mereka lebih suka jika nasihat mereka dituruti.
Ada kalanya mereka cemburu bila melihat anaknya lebih melayani isterinya hingga lupa memenuhi keperluannya. Mungkin sebelum kahwin dahulu, anaknya sering memenuhi keinginannya, menjaga makan minumnya, sering membawa dia keluar bersiar-siar dan sebagainya. Tetapi setelah berkahwin, segala tumpuan telah beralih kepada isteri, maka keperluan ibunya sudah dibuat sambil lewa saja. Oleh itu tidak hairan jika timbul rasa cemburu dan irihati terhadap menantunya.
Oleh itu isteri mesti seringkali ingatkan suami tentang tanggungjawabnya terhadap ibu bapanya sendiri. Contohnya jika suami memberikan sesuatu hadiah untuk kita maka katakan kepadanya, "Abang hadiahkan baju ni untuk saya aje ke. Mak punya abang dah beli?" Tanyalah dengan penuh kasih sayang agar dia ingat akan tanggungjawab. Atau ingatkan pada waktu-waktu terluang supaya dia menziarahi orang tuanya. "Kalau ada kelapangan, apa kata kita ziarah emak dan ayah abang tu. Entah sihat ke tidak, perlu juga kita jenguk."
Isteri hendaklah ingat bahawa seorang lelaki walaupun sudah berkahwin dia masih ada kewajipan terhadap ibubapanya. Maka kita sebagai isteri perlu mengingat-ingatkan suami kita tentang tanggungjawab mereka itu. Membiarkan suami dalam kelalaian memikul tanggungjawabnya bererti membiarkan suami dalam kederhakaan dan dosa yang akhirnya menyebabkan dia terjun ke Neraka. Sanggupkah kita lihat suami yang tercinta itu kelak akan diseksa di Akhirat?
Jadi bantulah dalam mengingatkan kealpaan suami. Jangan pula kita yang mengongkong suami agar menumpukan perhatian pada kita sahaja.
3. Sentiasa menggembirakannya.
Sebagai menantu kita mesti sentiasa peka dengan apa-apa yang disukai oleh mertua. Kalau pulang menziarahi mereka, bawalah buah tangan yang dapat menggembirakan hati mereka. Berikanlah hadiah-hadiah yang disukainya seperti telekung, tasbih, tudung, kain batik, celak dan lain-lain lagi. Hadiah ini akan mengeratkan lagi kasih sayang di antara kita dengan ibu mertua.
Ajarlah anak-anak agar pandai menghormati datuk dan neneknya. Suruh mereka bersalam dan cium tangan setiap kali berjumpa atau hendak keluar rumah, berjalan tunduk bila lalu di hadapannya serta bersopan santun di hadapan mereka.
Sebenarnya kasih sayang seorang datuk terhadap cucunya melebihi daripada kasih sayang di antara seorang ibu terhadap anaknya. Sebab kadangkala mertua tersinggung bila mendapati sebarang kekurangan dan kecacatan dalam menjaga cucunya. Seperti kurang diberi perhatian, pakaiannya comot tidak ditukar dan sebagainya. Jadi pandai-pandailah kita mengatasi masalah-masalah yang remeh seumpama itu.
Di samping itu kita juga mesti menunjukkan sikap berkasih sayang kepada cucu-cucunya yang lain dan juga mengajarkannya kepada anak-anak supaya berbuat yang sedemikian juga. Apa yang perlu dibuat ialah sering mencari sesuatu yang menjadi kegemaran dan kesukaannya. Kemudian layanilah sungguh-sungguh hingga dia dapat rasakan beruntungnya mendapat seorang menantu yang memahami jiwanya. Contohnya seperti membasuhkan pakaiannya, memasak makanan kegemarannya, memicitkan kepalanya jika perlu dan sebagainya.
4. Sentiasa menghisab diri.
Jika pada hari itu kita lihat mertua kita bersikap bad mood, bermasam muka atau bersikap acuh tak acuh saja dengan kita, sudah tentu ada perkara yang tersirat di sebaliknya. Cuba ingat-ingat mengapa agaknya ibu mertua rasa tidak senang dengan kita. Memang tidak dinafikan kita tidak akan lepas daripada membuat sebarang kesalahan tapi untuk mengurangkannya, berhati-hatilah agar ianya tidak berlaku berulang kali.
Mungkin baru sebentar tadi kita telah menyinggung perasaan mertua kita kerana memukul cucu kesayangannya. Atau dia tersinggung kerana kita telah membantah sedikit arahan suami (anaknya) sebelum dia keluar ke tempat kerja sebentar tadi. Jika telah berlaku perkara-perkara seumpama itu, maka cepat-cepatlah cari jalan untuk membuat seberapa banyak kebajikan terhadap mertua kita. Hingga kebaikan yang kita buat itu dapat dirasakannya dan kesalahan yang kita lakukan sebentar tadi menjadi kecil pada pandangannya. Jika kita memang telah berusaha sedaya upaya untuk menjaga hati dan perasaanya tetapi mereka tetap juga tidak puas hati, janganlah pula kecewa.
Yakinlah itu ujian bagi kita untuk mencapai kasih sayang Allah. Kerana Allah menjanjikan orang-orang yang sabar itu pahalanya ialah masuk Syurga tanpa hisab (dihitung dosa dan pahalanya).
Firman Allah dalam surah An Nahl: 96 yang maksudnya: "Dan Kami berikan kepada orang-orang yang sabar itu pembalasan menurut apa yang telah mereka kerjakan dengan sebaik-baiknya."
Oleh itu hendaklah kita selalu mengingatkan diri kita dengan berkata, "Wahai Tuhan, berilah aku kesabaran dalam menghadapi masalah ini. Tunjukilah aku jalan keluar yang sebaik-baiknya. Semoga ujian yang Engkau berikan ini dapat mendidik diriku untuk semakin dekat dengan-Mu.
Sejarah pernah menceritakan tentang seorang sahabat AlQamah dengan ibunya. Beliau adalah seorang yang amat sayang terhadap ibunya dan sering mengunjungi ibunya terutama ketika beliau lalu untuk ke masjid. Dia selalu bertanyakan keperluan ibunya dan menguruskan kebajikannya. Tetapi setelah dia berkahwin jarang sekali AlQamah menemui ibunya itu. Hingga ibunya berkecil hati dengan sikap AlQamah. Ketika AlQamah hendak meninggal dunia, beliau tidak dapat mengucapkan syahadah. Lalu Rasulullah meminta ibunya memaafkan segala kesalahan anaknya itu. Jika tidak, AlQamah akan dibakar hidup-hidup. Setelah ibunya memaafkan barulah AlQamah dapat mengucap kalimah syahadah dengan lancar.
Memang tidak dinafikan ada mertua yang tidak menyenangi menantunya. Mungkin pada awal perkahwinan memang dia tidak merestuinya atas sebab-sebab tertentu. Maka sebagai isteri yang ingin menjadi menantu yang baik, janganlah mudah kecewa dengan sikap mertua yang begitu. Terimalah dengan sikap yang terbuka kerana mustahil bagi seseorang ibu tidak menyayangi anaknya lebih-lebih lagi jika anak menantunya itu jelas mempunyai budi pekerti yang baik. Lambat laun marahnya akan reda juga terutama bila sudah mendapat cucu nanti.
Kita perlu ingat, Allah telahpun memberi ketetapan bahawa seorang isteri wajib menghormati suami dan keluarga suaminya. Kalau seorang isteri mencacatkan hati mertuanya, ertinya dia juga telah mencacatkan hati suaminya. Maka dia adalah seorang isteri yang menderhaka dan menjadi orang yang dimurkai oleh Allah.
Memang tidak dapat dinafikan, kadangkala ada mertua yang suka sangat mencari-cari kesalahan anak menantu. Dikatanya menantu tidak pandai memasaklah, rumah tidak kemas, tidak pandai jaga anak atau mengungkit-ungkit segala kebaikan yang pernah dilakukan terhadap kita. Bagaimanakah agaknya kita menghadapi segala persoalan ini secara rasional.
1. Mengutamakannya dalam segala hal.
Dalam apa juga hal dan tindakan, kita mestilah dahulukan ibu mertua kita selagi perkara itu diizinkan oleh suami. Terutama bagi mertua yang duduk serumah, kita hendaklah mengutamakannya sebagaimana kita meletakkan suami di hadapan kita. Mintalah nasihatnya dalam apa jua tindakan walaupun ia dianggap kecil dan remeh.
Contohnya, "Emak, ikan ni masak apa yang paling sedap sekali?" Atau, "Emak buat asam pedas selalunya sedap, mak buat macamana?" Sesekali jika ajak mentua kita keluar bersiar-siar dengan kereta, biarlah dia duduk di kusyen hadapan bersama anak lelakinya. "Emak silalah duduk di hadapan, biar saya duduk di belakang dengan anak-anak." Atau jika keluar pergi ke pasar tanyalah kepadanya, "Emak ada tak nak pesan apa-apa yang mak teringin nak makan. Nanti boleh saya carikan di pasar."
Sebenarnya ada berbagai-bagai cara lagi yang boleh kita lakukan untuk memberi penghormatan kepada mentua kita hingga dia rasa dirinya disanjung, dihormati dan disayangi. Nanti akan terjalinlah ikatan kasih sayang di antara kita dengannya.
2. Fahami watak dan perasaannya.
Sebagai seorang isteri sepatutnya kita mesti memahami akan watak dan perasaan ibu mentua. Bukankah mereka lebih dahulu 'makan garam' lebih banyak pengalaman maka sudah tentu mereka lebih suka jika nasihat mereka dituruti.
Ada kalanya mereka cemburu bila melihat anaknya lebih melayani isterinya hingga lupa memenuhi keperluannya. Mungkin sebelum kahwin dahulu, anaknya sering memenuhi keinginannya, menjaga makan minumnya, sering membawa dia keluar bersiar-siar dan sebagainya. Tetapi setelah berkahwin, segala tumpuan telah beralih kepada isteri, maka keperluan ibunya sudah dibuat sambil lewa saja. Oleh itu tidak hairan jika timbul rasa cemburu dan irihati terhadap menantunya.
Oleh itu isteri mesti seringkali ingatkan suami tentang tanggungjawabnya terhadap ibu bapanya sendiri. Contohnya jika suami memberikan sesuatu hadiah untuk kita maka katakan kepadanya, "Abang hadiahkan baju ni untuk saya aje ke. Mak punya abang dah beli?" Tanyalah dengan penuh kasih sayang agar dia ingat akan tanggungjawab. Atau ingatkan pada waktu-waktu terluang supaya dia menziarahi orang tuanya. "Kalau ada kelapangan, apa kata kita ziarah emak dan ayah abang tu. Entah sihat ke tidak, perlu juga kita jenguk."
Isteri hendaklah ingat bahawa seorang lelaki walaupun sudah berkahwin dia masih ada kewajipan terhadap ibubapanya. Maka kita sebagai isteri perlu mengingat-ingatkan suami kita tentang tanggungjawab mereka itu. Membiarkan suami dalam kelalaian memikul tanggungjawabnya bererti membiarkan suami dalam kederhakaan dan dosa yang akhirnya menyebabkan dia terjun ke Neraka. Sanggupkah kita lihat suami yang tercinta itu kelak akan diseksa di Akhirat?
Jadi bantulah dalam mengingatkan kealpaan suami. Jangan pula kita yang mengongkong suami agar menumpukan perhatian pada kita sahaja.
3. Sentiasa menggembirakannya.
Sebagai menantu kita mesti sentiasa peka dengan apa-apa yang disukai oleh mertua. Kalau pulang menziarahi mereka, bawalah buah tangan yang dapat menggembirakan hati mereka. Berikanlah hadiah-hadiah yang disukainya seperti telekung, tasbih, tudung, kain batik, celak dan lain-lain lagi. Hadiah ini akan mengeratkan lagi kasih sayang di antara kita dengan ibu mertua.
Ajarlah anak-anak agar pandai menghormati datuk dan neneknya. Suruh mereka bersalam dan cium tangan setiap kali berjumpa atau hendak keluar rumah, berjalan tunduk bila lalu di hadapannya serta bersopan santun di hadapan mereka.
Sebenarnya kasih sayang seorang datuk terhadap cucunya melebihi daripada kasih sayang di antara seorang ibu terhadap anaknya. Sebab kadangkala mertua tersinggung bila mendapati sebarang kekurangan dan kecacatan dalam menjaga cucunya. Seperti kurang diberi perhatian, pakaiannya comot tidak ditukar dan sebagainya. Jadi pandai-pandailah kita mengatasi masalah-masalah yang remeh seumpama itu.
Di samping itu kita juga mesti menunjukkan sikap berkasih sayang kepada cucu-cucunya yang lain dan juga mengajarkannya kepada anak-anak supaya berbuat yang sedemikian juga. Apa yang perlu dibuat ialah sering mencari sesuatu yang menjadi kegemaran dan kesukaannya. Kemudian layanilah sungguh-sungguh hingga dia dapat rasakan beruntungnya mendapat seorang menantu yang memahami jiwanya. Contohnya seperti membasuhkan pakaiannya, memasak makanan kegemarannya, memicitkan kepalanya jika perlu dan sebagainya.
4. Sentiasa menghisab diri.
Jika pada hari itu kita lihat mertua kita bersikap bad mood, bermasam muka atau bersikap acuh tak acuh saja dengan kita, sudah tentu ada perkara yang tersirat di sebaliknya. Cuba ingat-ingat mengapa agaknya ibu mertua rasa tidak senang dengan kita. Memang tidak dinafikan kita tidak akan lepas daripada membuat sebarang kesalahan tapi untuk mengurangkannya, berhati-hatilah agar ianya tidak berlaku berulang kali.
Mungkin baru sebentar tadi kita telah menyinggung perasaan mertua kita kerana memukul cucu kesayangannya. Atau dia tersinggung kerana kita telah membantah sedikit arahan suami (anaknya) sebelum dia keluar ke tempat kerja sebentar tadi. Jika telah berlaku perkara-perkara seumpama itu, maka cepat-cepatlah cari jalan untuk membuat seberapa banyak kebajikan terhadap mertua kita. Hingga kebaikan yang kita buat itu dapat dirasakannya dan kesalahan yang kita lakukan sebentar tadi menjadi kecil pada pandangannya. Jika kita memang telah berusaha sedaya upaya untuk menjaga hati dan perasaanya tetapi mereka tetap juga tidak puas hati, janganlah pula kecewa.
Yakinlah itu ujian bagi kita untuk mencapai kasih sayang Allah. Kerana Allah menjanjikan orang-orang yang sabar itu pahalanya ialah masuk Syurga tanpa hisab (dihitung dosa dan pahalanya).
Firman Allah dalam surah An Nahl: 96 yang maksudnya: "Dan Kami berikan kepada orang-orang yang sabar itu pembalasan menurut apa yang telah mereka kerjakan dengan sebaik-baiknya."
Oleh itu hendaklah kita selalu mengingatkan diri kita dengan berkata, "Wahai Tuhan, berilah aku kesabaran dalam menghadapi masalah ini. Tunjukilah aku jalan keluar yang sebaik-baiknya. Semoga ujian yang Engkau berikan ini dapat mendidik diriku untuk semakin dekat dengan-Mu.
Sejarah pernah menceritakan tentang seorang sahabat AlQamah dengan ibunya. Beliau adalah seorang yang amat sayang terhadap ibunya dan sering mengunjungi ibunya terutama ketika beliau lalu untuk ke masjid. Dia selalu bertanyakan keperluan ibunya dan menguruskan kebajikannya. Tetapi setelah dia berkahwin jarang sekali AlQamah menemui ibunya itu. Hingga ibunya berkecil hati dengan sikap AlQamah. Ketika AlQamah hendak meninggal dunia, beliau tidak dapat mengucapkan syahadah. Lalu Rasulullah meminta ibunya memaafkan segala kesalahan anaknya itu. Jika tidak, AlQamah akan dibakar hidup-hidup. Setelah ibunya memaafkan barulah AlQamah dapat mengucap kalimah syahadah dengan lancar.
Memang tidak dinafikan ada mertua yang tidak menyenangi menantunya. Mungkin pada awal perkahwinan memang dia tidak merestuinya atas sebab-sebab tertentu. Maka sebagai isteri yang ingin menjadi menantu yang baik, janganlah mudah kecewa dengan sikap mertua yang begitu. Terimalah dengan sikap yang terbuka kerana mustahil bagi seseorang ibu tidak menyayangi anaknya lebih-lebih lagi jika anak menantunya itu jelas mempunyai budi pekerti yang baik. Lambat laun marahnya akan reda juga terutama bila sudah mendapat cucu nanti.
A Job Well Done
Be inspired by perfection but don't be stopped by it. Seek to get it perfect, yet even when it won't be perfect, go ahead and get it done.
Set your standards high, but not so high that you fail to get anything accomplished. Give your very best to every effort by following through with whatever you start.
You can always think of excuses and scenarios for possible disappointment. But excuses and worries won't accomplish anything.
Just go ahead, step right in and get started. You'll make some mistakes along the way and have the valuable opportunity to learn much from them.
Commit to your intentions and act on them. Give effort and energy to what you value most.
At every opportunity, make a difference. And know the sweet fulfillment of a job well done.
Set your standards high, but not so high that you fail to get anything accomplished. Give your very best to every effort by following through with whatever you start.
You can always think of excuses and scenarios for possible disappointment. But excuses and worries won't accomplish anything.
Just go ahead, step right in and get started. You'll make some mistakes along the way and have the valuable opportunity to learn much from them.
Commit to your intentions and act on them. Give effort and energy to what you value most.
At every opportunity, make a difference. And know the sweet fulfillment of a job well done.
Elakkan Gambar-Gambar Binatang
Dari Aisyah r.a katanya, dia membeli bantal-bantal kecil bergambar-gambar. Maka tatkala Rasulullah s.a.w melihat bantal-bantal tersebut, baginda berhenti di muka pintu dan tidak terus masuk. Aku tahu dari wajah baginda bahawa baginda tidak senang.
Berkata Aisyah:”Ya Rasulullah! Aku bertaubat kepada Allah dan Rasul-Nya. Apakah kesalahanku? Rasulullah s.a.w kembali bertanya: "Bantal-bantal apakah itu?” Jawab Aisyah, “Aku membelinya sebagai tempat duduk anda atau tempat anda bersandar.” Sabda Rasulullah s.a.w: "Pelukis gambar-gambar ini akan disiksa di hari kiamat seraya dikatakan kepada mereka: "Hidupkanlah gambar-gambar yang kamu lukis itu!”
Kemudian baginda bersabda: "Sebuah rumah yang terdapat di dalamnya gambar-gambar (haiwan), malaikat tidak mahu masuk ke dalam rumah itu.”
- (Muslim)
Berkata Aisyah:”Ya Rasulullah! Aku bertaubat kepada Allah dan Rasul-Nya. Apakah kesalahanku? Rasulullah s.a.w kembali bertanya: "Bantal-bantal apakah itu?” Jawab Aisyah, “Aku membelinya sebagai tempat duduk anda atau tempat anda bersandar.” Sabda Rasulullah s.a.w: "Pelukis gambar-gambar ini akan disiksa di hari kiamat seraya dikatakan kepada mereka: "Hidupkanlah gambar-gambar yang kamu lukis itu!”
Kemudian baginda bersabda: "Sebuah rumah yang terdapat di dalamnya gambar-gambar (haiwan), malaikat tidak mahu masuk ke dalam rumah itu.”
- (Muslim)
Hukum Memberi Salam Atau Senyum Kepada Lelaki / Perempuan
Soalan:
Assalamualaikum... wrt. Saya ingin bertanya berkenaan memberi salam atau senyum kepada perempuan/lelaki. Apa yang banyak berlaku, mereka tidak bertegur sapa/memberi salam malah ada yang mengelakkan diri dari bertembung kerana tidak tahu apa yang hendak dilakukan. Hendak beri salam pun tidak kena dan hendak senyum pun tidak kena kerana takut dianggap terlebih dalam pergaulan atau menimbulkan salah faham. Saya pernah terjumpa hadith yang mengatakan Rasulullah saw memberikan salam kepada wanita-wanita semasa di pasar (tidak pasti di mana). Jadi apakah ini membolehkan kita memberi salam atau senyum kepada kaum yang berlainan jenis?
Jawab:
Memang banyak ulamak yang berfahaman begini dan menyebarkan kefahaman bahawa wanita adalah sumber segala kejahatan; dengan sebab Hawalah maka Adam digelincirkan daripada syurga dan senyuman dan pandangan wanita adalah panah-panah iblis yang meruntuhkan iman para lelaki.
Kesemua pandangan ini adalah tertolak dan bercanggah dengan ruh Al Qur'an dan assunah. Dalil-dalil, nas dan hujah mereka dalam hal ini adalah lemah dan mereka telah tersalah dalam memahami maksud sebenar hadis-hadis yang memberi amaran tentang bahaya dan fitnah wanita. Wanita yang dicela ialah wanita yang menjadi agen penggoda lelaki, atau wanita yang membenarkan dirinya dieksploit dan mengeksploit kaum lelaki dengan batang tubuhnya.
Manakala wanita yang beriman dan beramal soleh adalah pembantu kaum lelaki dan pergaulan serta percampuran mereka adalah tidak dicela oleh syara' jika mereka menjaga adab dan susila yang telah ditetapkan.
Ijma' fuqaha' berpendapat muka dan dua tapak tangan wanita adalah bukan aurat. Begitu juga suara wanita juga bukan aurat. Fuqaha' juga telah ijma' bahawa wanita boleh keluar rumah untuk urusan ilmu, pekerjaaan, politik dan pentadbiran negara, dakwah dan jihad termasuk perang sabil (Qardhawi, fatwa mu'asirat). Ini bermakna wanita akan bermu'amalat dengan lelaki semasa di tempat ilmu, pusat pengajian tinggi, di gedung-gedung dan pejabat serta di pasar-pasar, begitu juga sama-sama membuat sumbangan dalam dakwah dan jihad.
Oleh kerana mukanya bukan aurat, suaranya bukan aurat dan wanita juga harus keluar rumah, bermakna hukum memberi salam, bertegur sapa dan senyum persahabatan dan perkenalan juga meliputi kaum wanita. Tidak ada satu nas dari Al-Qur'an dan AsSunah yang melarang secara qat'iy misalnya, jangan engkau memberi salam kepada wanita; atau jangan engkau bertegur sapa dengan wanita; atau jangan engkau memandang wanita, atau jangan engkau memberi senyum kepada wanita. Jika ada larangan khusus, ia ditujukan kepada ummahatul mukminin (isteri Nabi saw) memandangkan mereka adalah first ladies bagi ummat.
Oleh kerana tiada nas yang khusus melarang, bermakna hukum memberi salam, senyuman dan bercampur-gaul dalam batas yang ma'aruf adalah tidak ditegah. Yang ditegah ialah bila ia berlebihan dan didorong oleh hawa nafsu.
sekian
Assalamualaikum... wrt. Saya ingin bertanya berkenaan memberi salam atau senyum kepada perempuan/lelaki. Apa yang banyak berlaku, mereka tidak bertegur sapa/memberi salam malah ada yang mengelakkan diri dari bertembung kerana tidak tahu apa yang hendak dilakukan. Hendak beri salam pun tidak kena dan hendak senyum pun tidak kena kerana takut dianggap terlebih dalam pergaulan atau menimbulkan salah faham. Saya pernah terjumpa hadith yang mengatakan Rasulullah saw memberikan salam kepada wanita-wanita semasa di pasar (tidak pasti di mana). Jadi apakah ini membolehkan kita memberi salam atau senyum kepada kaum yang berlainan jenis?
Jawab:
Memang banyak ulamak yang berfahaman begini dan menyebarkan kefahaman bahawa wanita adalah sumber segala kejahatan; dengan sebab Hawalah maka Adam digelincirkan daripada syurga dan senyuman dan pandangan wanita adalah panah-panah iblis yang meruntuhkan iman para lelaki.
Kesemua pandangan ini adalah tertolak dan bercanggah dengan ruh Al Qur'an dan assunah. Dalil-dalil, nas dan hujah mereka dalam hal ini adalah lemah dan mereka telah tersalah dalam memahami maksud sebenar hadis-hadis yang memberi amaran tentang bahaya dan fitnah wanita. Wanita yang dicela ialah wanita yang menjadi agen penggoda lelaki, atau wanita yang membenarkan dirinya dieksploit dan mengeksploit kaum lelaki dengan batang tubuhnya.
Manakala wanita yang beriman dan beramal soleh adalah pembantu kaum lelaki dan pergaulan serta percampuran mereka adalah tidak dicela oleh syara' jika mereka menjaga adab dan susila yang telah ditetapkan.
Ijma' fuqaha' berpendapat muka dan dua tapak tangan wanita adalah bukan aurat. Begitu juga suara wanita juga bukan aurat. Fuqaha' juga telah ijma' bahawa wanita boleh keluar rumah untuk urusan ilmu, pekerjaaan, politik dan pentadbiran negara, dakwah dan jihad termasuk perang sabil (Qardhawi, fatwa mu'asirat). Ini bermakna wanita akan bermu'amalat dengan lelaki semasa di tempat ilmu, pusat pengajian tinggi, di gedung-gedung dan pejabat serta di pasar-pasar, begitu juga sama-sama membuat sumbangan dalam dakwah dan jihad.
Oleh kerana mukanya bukan aurat, suaranya bukan aurat dan wanita juga harus keluar rumah, bermakna hukum memberi salam, bertegur sapa dan senyum persahabatan dan perkenalan juga meliputi kaum wanita. Tidak ada satu nas dari Al-Qur'an dan AsSunah yang melarang secara qat'iy misalnya, jangan engkau memberi salam kepada wanita; atau jangan engkau bertegur sapa dengan wanita; atau jangan engkau memandang wanita, atau jangan engkau memberi senyum kepada wanita. Jika ada larangan khusus, ia ditujukan kepada ummahatul mukminin (isteri Nabi saw) memandangkan mereka adalah first ladies bagi ummat.
Oleh kerana tiada nas yang khusus melarang, bermakna hukum memberi salam, senyuman dan bercampur-gaul dalam batas yang ma'aruf adalah tidak ditegah. Yang ditegah ialah bila ia berlebihan dan didorong oleh hawa nafsu.
sekian
Sunday, May 24, 2009
Hidup Dalam Dunia Yang Bersyukur
*Bersyukurlah kepada Allah kerana mengurniakan orang yang menyakiti kamu kerana dialah orang yang menabahkan hati kamu.
*Bersyukurlah kepada Allah kerana mengadakan orang yang menipu kamu kerana dialah orang yang meningkatkan pengetahuan kamu.
*Bersyukurlah kepada Allah kerana mengadakan orang yang tidak mengendahkan kamu kerana dialah orang yang memupuk sifat berdikari kamu.
*Bersyukurlah kepada Allah kerana menciptakan orang yang menjatuhkan kamu kerana dialah orang yang memperhebatkan kemampuan dan keupayaan kamu.
*Dan bersyukurlah kepada Allah kerana mengurniakan orang yang menyeksa kamu kerana dialah orang yang menguji kesabaran kamu.
*Bersyukurlah kepada Allah kerana mengadakan orang yang menipu kamu kerana dialah orang yang meningkatkan pengetahuan kamu.
*Bersyukurlah kepada Allah kerana mengadakan orang yang tidak mengendahkan kamu kerana dialah orang yang memupuk sifat berdikari kamu.
*Bersyukurlah kepada Allah kerana menciptakan orang yang menjatuhkan kamu kerana dialah orang yang memperhebatkan kemampuan dan keupayaan kamu.
*Dan bersyukurlah kepada Allah kerana mengurniakan orang yang menyeksa kamu kerana dialah orang yang menguji kesabaran kamu.
Enough Already
If you always wish for more, you will never know the peace and satisfaction of having enough. Realizing that you already have enough is one of the most profoundly empowering thoughts you can think.
Fully enjoying the first piece of cake does not prevent you from having a second. Yet obsessing over whether or not you'll get another piece will always prevent you from enjoying what you have.
It's great to be ambitious and to create new value. Yet that is best done from the position of power that comes with having enough.
Being satisfied does not mean you must be complacent. Being satisfied enables you to draw strength from your desires instead of letting them enslave you.
Discipline, integrity, commitment and effectiveness flow naturally from a strong sense of having enough. When you're truly accepting of where you are, your eyes are fully open to the best possibilities.
Understand that you already have enough. And you'll tap into the power of peaceful purpose.
- Ralph Marston
Fully enjoying the first piece of cake does not prevent you from having a second. Yet obsessing over whether or not you'll get another piece will always prevent you from enjoying what you have.
It's great to be ambitious and to create new value. Yet that is best done from the position of power that comes with having enough.
Being satisfied does not mean you must be complacent. Being satisfied enables you to draw strength from your desires instead of letting them enslave you.
Discipline, integrity, commitment and effectiveness flow naturally from a strong sense of having enough. When you're truly accepting of where you are, your eyes are fully open to the best possibilities.
Understand that you already have enough. And you'll tap into the power of peaceful purpose.
- Ralph Marston
Elakkan Berkata "KALAU"
Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud: "Mukmin yang kuat lebih disukai oleh Allah SWT daripada mukmin yang lemah. Namun pada kedua-duanya ada kebaikan. Berjaga-jagalah terhadap perkara yang boleh mendatangkan kebaikan kepada engkau, pintalah pertolongan daripada Allah SWT. Sekiranya engkau ditimpa sesuatu musibah, maka jangan engkau berkata: "Sekiranya (kalau) aku lakukan begini maka sudah pasti lain yang berlaku." Tetapi katakanlah: Itu merupakan takdir Allah dan Dia melakukan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya ‘KALAU’ akan membukakan pintu amalan syaitan.”
- Riwayat Muslim
Huraian:-
1. Kekuatan seseorang Muslim itu diukur bukan sahaja dari segi fizikal (tubuh badan) tetapi juga dinilai daripada aspek kekuatan iman. Bahkan itulah yang paling penting.
2. Orang yang sentiasa bewaspada terhadap nikmat kehidupan di dunia tidak akan mudah terjerumus dalam perangkap syaitan. Segala tindakan yang diambil mencerminkan ketaqwaannya kepada Allah SWT dan dia sekali-kali tidak membiarkan kebaikan dan keburukan yang menimpanya sebagai suatu kegembiraan (kemenangan) dan kesedihan semata tetapi percaya bahawa semuanya itu mempunyai hikmah yang tersendiri daripada Allah SWT untuk diambil pengajaran.
3. Ucapan ‘KALAU’ tidak harus diamalkan kerana ia seolah-olah menunjukkan bahawa kita tidak redha dengan apa yang telah berlaku. Sebaliknya kita hendaklah sentiasa berfikiran positif dan ingat bahawa segala yang baik itu datangnya daripada Allah SWT dan yang buruk itu adalah daripada kelemahan diri kita sendiri. Oleh sebab itu Islam menyuruh umatnya agar bertawakkal (berserah) kepada Allah SWT dalam melakukan sesuatu usaha dan percaya bahawa setiap sesuatu itu tidak akan berlaku tanpa keizinan daripada-Nya jua.
- Riwayat Muslim
Huraian:-
1. Kekuatan seseorang Muslim itu diukur bukan sahaja dari segi fizikal (tubuh badan) tetapi juga dinilai daripada aspek kekuatan iman. Bahkan itulah yang paling penting.
2. Orang yang sentiasa bewaspada terhadap nikmat kehidupan di dunia tidak akan mudah terjerumus dalam perangkap syaitan. Segala tindakan yang diambil mencerminkan ketaqwaannya kepada Allah SWT dan dia sekali-kali tidak membiarkan kebaikan dan keburukan yang menimpanya sebagai suatu kegembiraan (kemenangan) dan kesedihan semata tetapi percaya bahawa semuanya itu mempunyai hikmah yang tersendiri daripada Allah SWT untuk diambil pengajaran.
3. Ucapan ‘KALAU’ tidak harus diamalkan kerana ia seolah-olah menunjukkan bahawa kita tidak redha dengan apa yang telah berlaku. Sebaliknya kita hendaklah sentiasa berfikiran positif dan ingat bahawa segala yang baik itu datangnya daripada Allah SWT dan yang buruk itu adalah daripada kelemahan diri kita sendiri. Oleh sebab itu Islam menyuruh umatnya agar bertawakkal (berserah) kepada Allah SWT dalam melakukan sesuatu usaha dan percaya bahawa setiap sesuatu itu tidak akan berlaku tanpa keizinan daripada-Nya jua.
Masih Suami-Isterikah Di Alam Akhirat?
1. Wanita yang meninggal dunia sebelum berkahwin.
Wanita yang meninggal dunia sebelum berkahwin akan dikahwinkan oleh Allah SWT di syurga kelak dengan seorang lelaki di kalangan ahli syurga.
Rasullullah SAW bersabda ‘ Tiada si bujang di dalam syurga’- (Muslim).
Ini kerana ada juga lelaki belum berkahwin yang meninggal dunia.
2. Wanita yang meninggal dunia setelah diceraikan dan tidak berkahwin sesudahnya.
Wanita ini juga akan dikahwinkan oleh Allah SWT dengan lelaki daripada ahli syurga.
3. Wanita yang meninggal dunia sedangkan suaminya tidak masuk syurga.
Begitu juga wanita yang meninggal dunia yang masuk syurga sedangkan suaminya tidak masuk syurga, akan di kahwinkan oleh Allah SWT dengan seorang daripada lelaki yang masuk syurga.
4. Wanita yang meninggal dunia setelah berkahwin.
Wanita ini akan berada bersama suaminya di syurga kelak sekiranya suaminya masuk syurga.
5. Wanita yang kematian suami dan tidak berkahwin sesudahnya.
Wanita ini akan tetap bersama suaminya yang dikahwini di dunia sekiranya suaminya masuk syurga.
6. Wanita yang kematian suami dan berkahwin sesudahnya.
Wanita yang kematian suami dan berkahwin lain akan bersama lelaki yang terakhir dikahwininya di dunia tidak kira berapa kali dia berkahwin. Suami yang terakhir adalah suaminya di syurga sekiranya suami itu menjadi ahli syurga.
Rasullullah SAW bersabda.. "wanita adalah kepunyaan suaminya yang terakhir".
Wanita yang meninggal dunia sebelum berkahwin akan dikahwinkan oleh Allah SWT di syurga kelak dengan seorang lelaki di kalangan ahli syurga.
Rasullullah SAW bersabda ‘ Tiada si bujang di dalam syurga’- (Muslim).
Ini kerana ada juga lelaki belum berkahwin yang meninggal dunia.
2. Wanita yang meninggal dunia setelah diceraikan dan tidak berkahwin sesudahnya.
Wanita ini juga akan dikahwinkan oleh Allah SWT dengan lelaki daripada ahli syurga.
3. Wanita yang meninggal dunia sedangkan suaminya tidak masuk syurga.
Begitu juga wanita yang meninggal dunia yang masuk syurga sedangkan suaminya tidak masuk syurga, akan di kahwinkan oleh Allah SWT dengan seorang daripada lelaki yang masuk syurga.
4. Wanita yang meninggal dunia setelah berkahwin.
Wanita ini akan berada bersama suaminya di syurga kelak sekiranya suaminya masuk syurga.
5. Wanita yang kematian suami dan tidak berkahwin sesudahnya.
Wanita ini akan tetap bersama suaminya yang dikahwini di dunia sekiranya suaminya masuk syurga.
6. Wanita yang kematian suami dan berkahwin sesudahnya.
Wanita yang kematian suami dan berkahwin lain akan bersama lelaki yang terakhir dikahwininya di dunia tidak kira berapa kali dia berkahwin. Suami yang terakhir adalah suaminya di syurga sekiranya suami itu menjadi ahli syurga.
Rasullullah SAW bersabda.. "wanita adalah kepunyaan suaminya yang terakhir".
Jasa Anda Di Dunia, Anugerah Anda Di Akhirat
1. Meninggalkan sembahyang - Ular Saqar sedang menunggu
2. Melewat-lewatkan sembahyang - Neraka WAIL sedang mengangga
3. Meringan-ringankan syariat - Mendapat pandangan murka Al-Jabbar
4. Mengumpat peribadi orang - Gunting neraka sedang diasah
5. Menyebarkan gossip atau fitnah - Duri-duri menanti anda di taman neraka
6. Tidak menjaga pergaulan - Libasan api neraka dijanjikan
7. Tidak berakhlak dengan manusia - Kemurkaan Allah bersama mu.
8. Menyakiti hati orang dengan lisan - Masuklah mana-mana pintu neraka
9. Meringankan amanah - Angkatlah seberkas kayu dari neraka
10.Bersangka buruk - Amalan baik diambil orang
Posted By: DilaDellila
2. Melewat-lewatkan sembahyang - Neraka WAIL sedang mengangga
3. Meringan-ringankan syariat - Mendapat pandangan murka Al-Jabbar
4. Mengumpat peribadi orang - Gunting neraka sedang diasah
5. Menyebarkan gossip atau fitnah - Duri-duri menanti anda di taman neraka
6. Tidak menjaga pergaulan - Libasan api neraka dijanjikan
7. Tidak berakhlak dengan manusia - Kemurkaan Allah bersama mu.
8. Menyakiti hati orang dengan lisan - Masuklah mana-mana pintu neraka
9. Meringankan amanah - Angkatlah seberkas kayu dari neraka
10.Bersangka buruk - Amalan baik diambil orang
Posted By: DilaDellila
Friday, May 22, 2009
Penguat Jiwa
Jika ada orang yang menyakiti anda maka ingatlah akan qadha ALLAH, keutamaan memberi ampunan, pahala menjalaninya dengan tabah, ganjaran bersabar, bahawa dia bertindak sebagai pihak yang menzalimi dan anda sebagai pihak yang dizalimi. Dengan itu anda akan menjadi orang yang paling merasa bahagia. Qadha ALLAH pasti diberlakukan, ajal pasti tiba, dan rezeki telah ditentukan. Mengapa harus bersedih?
Sakit, kemiskinan, dan musibah itu memiliki ganjarannya masing-masing. Mengapa harus resah? Di dunia ini ada syurga, yang barangsiapa ketika di dunia tidak dapat memasukinya maka dia tidak akan pernah masuk syurga akhirat. Syurga dunia itu adalah zikir kepada ALLAH, taat kepadaNya, selalu berusaha dekat denganNya, dan merinduiNya.
Sakit, kemiskinan, dan musibah itu memiliki ganjarannya masing-masing. Mengapa harus resah? Di dunia ini ada syurga, yang barangsiapa ketika di dunia tidak dapat memasukinya maka dia tidak akan pernah masuk syurga akhirat. Syurga dunia itu adalah zikir kepada ALLAH, taat kepadaNya, selalu berusaha dekat denganNya, dan merinduiNya.
Feel Success
The world does not owe you joy or pleasure or fulfillment. Rather, the world gives you ample space in which to create as much joy, pleasure and fulfillment as you wish.
Those who find a way to enjoy whatever life has to offer are the ones who get to enjoy the very best that life has to offer. It's a matter of choice and the choice is up to you.
It is easy to feel sorry for yourself, and not at all effective in moving you forward. Yet just as easily, you can instead choose to feel joyful for yourself.
The way you feel has a powerful influence on what you do and how much you achieve. And the way you feel is whatever you decide to feel.
Instead of struggling to work against your feelings, put your feelings to work for you. Truly and authentically feel success, achievement, fulfillment and joy, and you'll naturally put those feelings into effective action.
Yes, you most certainly can feel precisely the way you wish to feel, at any time, in any place. Feel the life you wish to live, and you're solidly on your way there.
- Ralph Marston
Those who find a way to enjoy whatever life has to offer are the ones who get to enjoy the very best that life has to offer. It's a matter of choice and the choice is up to you.
It is easy to feel sorry for yourself, and not at all effective in moving you forward. Yet just as easily, you can instead choose to feel joyful for yourself.
The way you feel has a powerful influence on what you do and how much you achieve. And the way you feel is whatever you decide to feel.
Instead of struggling to work against your feelings, put your feelings to work for you. Truly and authentically feel success, achievement, fulfillment and joy, and you'll naturally put those feelings into effective action.
Yes, you most certainly can feel precisely the way you wish to feel, at any time, in any place. Feel the life you wish to live, and you're solidly on your way there.
- Ralph Marston
Dugaan Menghapuskan Dosa
Dari Abdullah r.a katanya: "Aku datang mengunjungi Rasulullah s.a.w ketika beliau sakit, lalu ku sentuh baginda seraya berkata: "Ya Rasulullah! Demam anda bertambah teruk.” Jawab baginda, "Memang demamku sama dengan demam dua orang kamu".
Kataku pula, “Semoga anda mendapat pahala berganda pula.” Jawab baginda: "Semoga!” Kemudian sabda baginda pula: "Tidak ada seorang muslim yang ditimpa cubaan berupa sakit dan sebagainya melainkan dihapuskan Allah Taala dosa-dosanya, seperti pohon kayu menggugurkan daunnya.”
- (Muslim)
Huraian:-
Segala bencana, penyakit, kesusahan atau kerunsingan yang menimpa tubuh badan atau akal fikiran seseorang mukmin adalah menjadi "kaffarah" (penghapus) kekotoran dosa dan kesalahan orang yang ditimpa bencana itu.
Anas berkata, Rasulullah s.a.w bersabda: "Bahawa besarnya sesuatu balasan itu menurut besarnya sesuatu bencana ujian; dan bahawa Allah SWT apabila mengasihi sesuatu kaum, diuji mereka, kemudian sesiapa yang menerima ujian itu dengan reda, maka dia akan beroleh keredaan Allah, dan sesiapa yang bersikap keluh kesah serta benci menerima ujian itu, maka dia akan mendapat kemurkaan dari Allah." - (At-Tirmidzi dan Ibn Majah)
Kataku pula, “Semoga anda mendapat pahala berganda pula.” Jawab baginda: "Semoga!” Kemudian sabda baginda pula: "Tidak ada seorang muslim yang ditimpa cubaan berupa sakit dan sebagainya melainkan dihapuskan Allah Taala dosa-dosanya, seperti pohon kayu menggugurkan daunnya.”
- (Muslim)
Huraian:-
Segala bencana, penyakit, kesusahan atau kerunsingan yang menimpa tubuh badan atau akal fikiran seseorang mukmin adalah menjadi "kaffarah" (penghapus) kekotoran dosa dan kesalahan orang yang ditimpa bencana itu.
Anas berkata, Rasulullah s.a.w bersabda: "Bahawa besarnya sesuatu balasan itu menurut besarnya sesuatu bencana ujian; dan bahawa Allah SWT apabila mengasihi sesuatu kaum, diuji mereka, kemudian sesiapa yang menerima ujian itu dengan reda, maka dia akan beroleh keredaan Allah, dan sesiapa yang bersikap keluh kesah serta benci menerima ujian itu, maka dia akan mendapat kemurkaan dari Allah." - (At-Tirmidzi dan Ibn Majah)
Kaabah Enggan Bergerak
Peristiwa yang bakal berlaku di akhirat kelak:- Tentang syurga, tentang neraka.
Salah satu peristiwa berkaitan dengan titian As Sirat. Jambatan yang merentangi neraka menuju ke syurga itu bersifat fleksibel. Ia boleh membesar, mengecil, memendek dan memanjang mengikut kumpulan yang akan melintasinya. Jika orang beriman, pastilah ia akan melebar dan memendek. Manakala bagi orang kafir, ia akan mengecil dan memanjang.
Antara yang akan turut berarak menuju ke syurga ialah Kaabah. Malaikat datang membawa perintah Allah SWT kepada Kaabah yang dihias indah pada hari itu supaya bergerak menuju ke syurga. Yang menghairankan, biarpun Kaabah tahu itu perintah Allah, namun ia enggan bergerak. Lalu malaikat bertanya kenapa enggan bergerak ke syurga. Kaabah menjawab bahawa ia tidak akan bergerak ke syurga melainkan jika diiringi oleh semua manusia yang pernah tawaf di sekelilingnya.
Lalu malaikat mengumpulkan semua yang pernah tawaf untuk mengiringi Kaabah ke syurga. Kaabah terus mendiamkan diri tidak mahu bergerak. Malaikat bertanya lagi kenapa tidak mahu bergerak. Kaabah menjawab, ada lagi beberapa orang yang tidak hadir.
Apabila diperiksa, rupa-rupanya orang-orang berkenaan telah dilempar ke dalam neraka kerana kesalahan yang pernah mereka lakukan di dunia. Malaikat maklumkan bahawa orang berkenaan adalah orang-orang yang berdosa dan perlu disiksa di dalam neraka. Kaabah berkata, ia tidak peduli orang itu berdosa atau tidak. Yang penting ia tidak akan bergerak ke syurga melainkan diiringi oleh semua orang yang pernah tawaf di sekelilingnya. Malaikat mengadu kepada Allah SWT tentang hal yang berlaku.
Allah yang Maha Pengampun dan Maha Mengasihani terus mengisytiharkan bahawa orang-orang itu telah diampunkan dosa mereka. Mereka lantas di bawa keluar daripada neraka dan mengiringi Kaabah menuju ke syurga.
wallahu a'lam
Salah satu peristiwa berkaitan dengan titian As Sirat. Jambatan yang merentangi neraka menuju ke syurga itu bersifat fleksibel. Ia boleh membesar, mengecil, memendek dan memanjang mengikut kumpulan yang akan melintasinya. Jika orang beriman, pastilah ia akan melebar dan memendek. Manakala bagi orang kafir, ia akan mengecil dan memanjang.
Antara yang akan turut berarak menuju ke syurga ialah Kaabah. Malaikat datang membawa perintah Allah SWT kepada Kaabah yang dihias indah pada hari itu supaya bergerak menuju ke syurga. Yang menghairankan, biarpun Kaabah tahu itu perintah Allah, namun ia enggan bergerak. Lalu malaikat bertanya kenapa enggan bergerak ke syurga. Kaabah menjawab bahawa ia tidak akan bergerak ke syurga melainkan jika diiringi oleh semua manusia yang pernah tawaf di sekelilingnya.
Lalu malaikat mengumpulkan semua yang pernah tawaf untuk mengiringi Kaabah ke syurga. Kaabah terus mendiamkan diri tidak mahu bergerak. Malaikat bertanya lagi kenapa tidak mahu bergerak. Kaabah menjawab, ada lagi beberapa orang yang tidak hadir.
Apabila diperiksa, rupa-rupanya orang-orang berkenaan telah dilempar ke dalam neraka kerana kesalahan yang pernah mereka lakukan di dunia. Malaikat maklumkan bahawa orang berkenaan adalah orang-orang yang berdosa dan perlu disiksa di dalam neraka. Kaabah berkata, ia tidak peduli orang itu berdosa atau tidak. Yang penting ia tidak akan bergerak ke syurga melainkan diiringi oleh semua orang yang pernah tawaf di sekelilingnya. Malaikat mengadu kepada Allah SWT tentang hal yang berlaku.
Allah yang Maha Pengampun dan Maha Mengasihani terus mengisytiharkan bahawa orang-orang itu telah diampunkan dosa mereka. Mereka lantas di bawa keluar daripada neraka dan mengiringi Kaabah menuju ke syurga.
wallahu a'lam
Thursday, May 21, 2009
Jodoh Berkaitan Dengan Keturunan??
Soalan:-
Melalui emel, seorang wanita bertanya adakah keturunan menyumbang perihal jodoh?. Kakaknya sudah berumur 35 tahun masih belum berkahwin. Usianya sendiri sudah 25 tahun dan masih belum punya teman."
Jawapan:-
Tidak, jodoh tiada kaitan dengan keturunan. Hanya belum sampai masanya. Ia bagai menanti jambatan untuk ke seberang. Kalau panjang jambatannya, jauhlah perjalanan kita. Ada orang jodohnya cepat sebab jambatannya singkat. Usia 25 tahun rasanya belumlah terlalu lewat. Dan usia 35 tahun belum apa2 kalau sepanjang usia itu telah digunakan untuk membina kecemerlangan. Nyatakanlah perasaan dan keinginan anda itu dalam doa-doa selepas
sembahyang. Allah SWT maha mendengar.
Wanita baik untuk lelaki yang baik, sebaliknya wanita jahat untuk lelaki yang jahat. Biar lambat jodoh asalkan mendapat Mr Right dan biar hidup seorang diri daripada menjadi mangsa lelaki yang tidak beriman kemudian nanti. Memang kita mudah tersilap mentafsir kehidupan ini. Kita selalu sangka, aku pasti bahagia kalau mendapat ini. Hakikatnya, apabila kita benar-benar mendapat apa yang kita inginkan itu, ia juga datang bersama masalah.
Kita selalu melihat orang memandu kereta mewah dan terdetiklah di hati kita, bahagianya orang itu. Hakikatnya apabila kita sendiri telah memiliki kereta mewah kita ditimpa pelbagai kerenah. Tidak mustahil pula orang yang memandu kereta mewah (walaupun sebenarnya tidak mewah) terpaksa membayar lebih tatkala berhenti untuk membeli durian di tepi jalan. Orang lain membeli dengan harga biasa, dia terpaksa membayar berlipat ganda. Ketika anda terperangkap dalam kesesakan jalan raya, motosikal mencelah-celah hingga mampu berada jauh di hadapan. Anda pun mengeluh, alangkah baiknya kalau aku hanya menunggang sebuah motosikal seperti itu dan cepat sampai ke tempat yang dituju. Padahal si penunggang motosikal mungkin sedang memikirkan bilakah dia akan memandu kereta di tengah-tengah bandaraya.
Bukan semua yang anda sangka membahagiakan itu benar-benar membahagiakan. Bahagianya mungkin ada, tapi deritanya juga datang sama. Semua benda, pasti ada baik buruknya.
Demikian juga perkahwinan. Ia baik sebab ia dibenarkan oleh agama, sunnah Nabi, sebagai saluran yang betul untuk melepaskan shahwat di samping membina sahsiah dan sebagainya, tapi ia juga buruk sebab ramai orang yang berkahwin hidupnya semakin tidak terurus. Ramai orang menempah neraka sebaik sahaja melangkahkan kaki ke alam berumahtangga. Bukankah dengan ijab dan kabul selain menghalalkan hubungan kelamin, tanggungjawab yang terpaksa dipikul juga turut banyak? Bukankah apabila anda gagal melaksanakannya, anda membina dosa seterusnya jambatan ke neraka? Berapa ramaikah yang menyesali perkahwinan masing-masing padahal dahulunya mereka bermati-matian membina janji, memupuk cinta kasih malah ada yang sanggup berkorban apa sahaja asalkan segala impian menjadi nyata?
Jika tidak sanggup untuk bergelar isteri, tidak usah berkahwin dulu. Jika merasakan diri belum cukup ilmu untuk bergelar ibu ataupun ayah, belajarlah dulu. Jika rasa-rasa belum bersedia untuk bersabar dengan kerenah anak-anak, carilah dulu kesabaran itu. Jangan berkahwin dahulu sebab kenyataannya ramai yang tidak bersedia untuk melangkah tetapi telah melompat, akhirnya jatuh terjerumus dan tidak jumpa akar berpaut tatkala cuba mendaki naik.
Berkahwin itu indah dan nikmat bagi yang benar-benar mengerti tuntutan-tuntutannya. Berkahwin itu menjanjikan pahala tidak putus-putus bagi yang menjadikannya gelanggang untuk mengukuhkan iman, mencintai Tuhan dan menjadikan syurga sebagai matlamat. Berkahwin itu sempadan dari ketidaksempurnaan insan kepada kesempurnaan insan - bagi yang mengetahui rahsiarahsianya.
Berkahwinlah anda demi Tuhan dan Nabi-Nya, bukan berkahwin kerana perasaan dan mengikut kebiasaan. Jodoh usah terlalu dirisaukan, tiba masanya ia akan datang menjemput, namun perlu juga anda membuka lorong-lorongnya agar jemputan itu mudah sampai dan tidak terhalang.
Wallahua'lam.. [salinan semula dari email]
Melalui emel, seorang wanita bertanya adakah keturunan menyumbang perihal jodoh?. Kakaknya sudah berumur 35 tahun masih belum berkahwin. Usianya sendiri sudah 25 tahun dan masih belum punya teman."
Jawapan:-
Tidak, jodoh tiada kaitan dengan keturunan. Hanya belum sampai masanya. Ia bagai menanti jambatan untuk ke seberang. Kalau panjang jambatannya, jauhlah perjalanan kita. Ada orang jodohnya cepat sebab jambatannya singkat. Usia 25 tahun rasanya belumlah terlalu lewat. Dan usia 35 tahun belum apa2 kalau sepanjang usia itu telah digunakan untuk membina kecemerlangan. Nyatakanlah perasaan dan keinginan anda itu dalam doa-doa selepas
sembahyang. Allah SWT maha mendengar.
Wanita baik untuk lelaki yang baik, sebaliknya wanita jahat untuk lelaki yang jahat. Biar lambat jodoh asalkan mendapat Mr Right dan biar hidup seorang diri daripada menjadi mangsa lelaki yang tidak beriman kemudian nanti. Memang kita mudah tersilap mentafsir kehidupan ini. Kita selalu sangka, aku pasti bahagia kalau mendapat ini. Hakikatnya, apabila kita benar-benar mendapat apa yang kita inginkan itu, ia juga datang bersama masalah.
Kita selalu melihat orang memandu kereta mewah dan terdetiklah di hati kita, bahagianya orang itu. Hakikatnya apabila kita sendiri telah memiliki kereta mewah kita ditimpa pelbagai kerenah. Tidak mustahil pula orang yang memandu kereta mewah (walaupun sebenarnya tidak mewah) terpaksa membayar lebih tatkala berhenti untuk membeli durian di tepi jalan. Orang lain membeli dengan harga biasa, dia terpaksa membayar berlipat ganda. Ketika anda terperangkap dalam kesesakan jalan raya, motosikal mencelah-celah hingga mampu berada jauh di hadapan. Anda pun mengeluh, alangkah baiknya kalau aku hanya menunggang sebuah motosikal seperti itu dan cepat sampai ke tempat yang dituju. Padahal si penunggang motosikal mungkin sedang memikirkan bilakah dia akan memandu kereta di tengah-tengah bandaraya.
Bukan semua yang anda sangka membahagiakan itu benar-benar membahagiakan. Bahagianya mungkin ada, tapi deritanya juga datang sama. Semua benda, pasti ada baik buruknya.
Demikian juga perkahwinan. Ia baik sebab ia dibenarkan oleh agama, sunnah Nabi, sebagai saluran yang betul untuk melepaskan shahwat di samping membina sahsiah dan sebagainya, tapi ia juga buruk sebab ramai orang yang berkahwin hidupnya semakin tidak terurus. Ramai orang menempah neraka sebaik sahaja melangkahkan kaki ke alam berumahtangga. Bukankah dengan ijab dan kabul selain menghalalkan hubungan kelamin, tanggungjawab yang terpaksa dipikul juga turut banyak? Bukankah apabila anda gagal melaksanakannya, anda membina dosa seterusnya jambatan ke neraka? Berapa ramaikah yang menyesali perkahwinan masing-masing padahal dahulunya mereka bermati-matian membina janji, memupuk cinta kasih malah ada yang sanggup berkorban apa sahaja asalkan segala impian menjadi nyata?
Jika tidak sanggup untuk bergelar isteri, tidak usah berkahwin dulu. Jika merasakan diri belum cukup ilmu untuk bergelar ibu ataupun ayah, belajarlah dulu. Jika rasa-rasa belum bersedia untuk bersabar dengan kerenah anak-anak, carilah dulu kesabaran itu. Jangan berkahwin dahulu sebab kenyataannya ramai yang tidak bersedia untuk melangkah tetapi telah melompat, akhirnya jatuh terjerumus dan tidak jumpa akar berpaut tatkala cuba mendaki naik.
Berkahwin itu indah dan nikmat bagi yang benar-benar mengerti tuntutan-tuntutannya. Berkahwin itu menjanjikan pahala tidak putus-putus bagi yang menjadikannya gelanggang untuk mengukuhkan iman, mencintai Tuhan dan menjadikan syurga sebagai matlamat. Berkahwin itu sempadan dari ketidaksempurnaan insan kepada kesempurnaan insan - bagi yang mengetahui rahsiarahsianya.
Berkahwinlah anda demi Tuhan dan Nabi-Nya, bukan berkahwin kerana perasaan dan mengikut kebiasaan. Jodoh usah terlalu dirisaukan, tiba masanya ia akan datang menjemput, namun perlu juga anda membuka lorong-lorongnya agar jemputan itu mudah sampai dan tidak terhalang.
Wallahua'lam.. [salinan semula dari email]
Act On Who You Are
When in doubt about what to do, choose the kindest option. When you're not sure about how much to give of yourself, err on the side of generosity.
When you feel the urge to do something nice for someone else, don't make excuses for why you can't. Just go ahead and make it happen.
Give your attention to your thoughts. And at the same time, pay heed to the intelligence within you that transcends those thoughts.
Without hesitation, go with what you know is right. Act on that little voice that may sound crazy but that feels so true.
Everything you've ever experienced is embedded in your wisdom. Though you cannot consciously remember it all, you can still allow it all to guide you.
Have the confidence to act on who you are and what you know, even if you sometimes cannot explain why. Authenticity is always the best choice.
When you feel the urge to do something nice for someone else, don't make excuses for why you can't. Just go ahead and make it happen.
Give your attention to your thoughts. And at the same time, pay heed to the intelligence within you that transcends those thoughts.
Without hesitation, go with what you know is right. Act on that little voice that may sound crazy but that feels so true.
Everything you've ever experienced is embedded in your wisdom. Though you cannot consciously remember it all, you can still allow it all to guide you.
Have the confidence to act on who you are and what you know, even if you sometimes cannot explain why. Authenticity is always the best choice.
Dunia Sebagai Tempat Berdagang
Rasulullah saw. bersabda yang bermaksud: “Hendaklah engkau jadikan dunia ini seolah-olah berdagang dinegeri orang atau sebagai orang yang melintasi jalan."
Ibnu Umar r.a. berkata: "Jika kamu berada diwaktu petang, janganlah kamu tangguh diwaktu pagi dan jika kamu berada diwaktu pagi, janganlah kamu tangguh diwaktu petang. Rebutlah kesempatan sewaktu kamu berada didalam keadaan sihat, sebagai persediaan diwaktu engkau sakit dan ketika engkau masih hidup sebagai bekalan ketika engkau mati”.
- Al-Bukhari
Huraian:-
1. Umat Islam dikehendaki segera melakukan amal kebajikan semasa hidup di dunia ini dan dunia umpama tempat berdagang untuk menuju ke satu destinasi lain (akhirat).
2. Islam menyuruh umatnya supaya melakukan ibadat dan amal-amal kebajikan dengan sebanyak-banyaknya di waktu muda dan ketika sihat sebagai bekalan hari tua dan bekalan akhirat.
3. Islam melarang umatnya yang suka menangguh-nangguh amalan kebajikan dan ibadat kerana sifat demikian merugikan diri seseorang
Ibnu Umar r.a. berkata: "Jika kamu berada diwaktu petang, janganlah kamu tangguh diwaktu pagi dan jika kamu berada diwaktu pagi, janganlah kamu tangguh diwaktu petang. Rebutlah kesempatan sewaktu kamu berada didalam keadaan sihat, sebagai persediaan diwaktu engkau sakit dan ketika engkau masih hidup sebagai bekalan ketika engkau mati”.
- Al-Bukhari
Huraian:-
1. Umat Islam dikehendaki segera melakukan amal kebajikan semasa hidup di dunia ini dan dunia umpama tempat berdagang untuk menuju ke satu destinasi lain (akhirat).
2. Islam menyuruh umatnya supaya melakukan ibadat dan amal-amal kebajikan dengan sebanyak-banyaknya di waktu muda dan ketika sihat sebagai bekalan hari tua dan bekalan akhirat.
3. Islam melarang umatnya yang suka menangguh-nangguh amalan kebajikan dan ibadat kerana sifat demikian merugikan diri seseorang
Hukum Dan Nikmat Nazar
SOALAN:
Ketika saya di tingkatan tiga, saya bernazar untuk berpuasa jika mendapat keputusan cemerlang dalam PMR. Alhamdulillah, saya memperoleh kejayaan seperti yang dicita-citakan itu dan sekarang saya berada dalam tingkatan 5, namun nazar saya masih belum disempurnakan.
Soalan saya, adakah puasa nazar tersebut tertunai dengan saya berpuasa sunat. Untuk makluman tuan, saya telah berpuasa sunat beberapa hari sebelum ini. Justeru puasa ini dilengahkan hingga dua tahun, adakah saya diwajib melakukan sesuatu selain puasa dan bagaimana niat puasa nazar. - AMIRUL MUSTAFA, Jertih, Terengganu.
JAWAPAN:
Sebelum menjelaskan tindakan yang sepatutnya saudara lakukan terhadap nazar yang sekian lama tertangguh penunaiannya itu, saya perlu jelaskan terlebih dahulu kedudukan nazar, hukum dan hikmatnya secara umum supaya saudara dan siapa jua yang menghadapi masalah yang serupa, dapat menyempurnakannya dengan betul dan sempurna.
Pengertian nazar menurut istilahnya secara mudah ialah mewajibkan diri sendiri melakukan sesuatu amalan dengan niat mendampingi diri pada Allah SWT. Sebagai contoh, seseorang berkata: Jika Allah menyembuhkan saya daripada penyakit ini, nescaya saya akan berpuasa sebanyak tiga hari dan sebagainya. Nazar ini wajib disempurnakan sebaik sahaja ia sembuh daripada penyakitnya itu.
Nazar dari segi amalan dan penghayatannya terbahagi tiga, iaitu:
1. Nazar melakukan kebajikan, misalnya ia berkata: Jika saya memperoleh kejayaan cemerlang dalam peperiksaan, saya akan berpuasa sebulan dan sebagainya atau jika saya beroleh anak lelaki, saya akan membina sebuah masjid.
2. Nazar melakukan sesuatu yang diharuskan, misalnya ia berkata: Jika saya disembuhkan daripada penyakit ini, saya akan melancong ke luar negara dan sebagainya.
3. Nazar melakukan maksiat, misalnya ia berkata: Jika saya mendapat bonus pada tahun ini, saya akan tinggalkan sembahyang atau menajakan suatu perjudian (barang dijauhi Allah).
Nazar terjadi dan dikira sah sama ada bersyarat, misalnya seseorang berkata: Jika perniagaan saya mendapat untung, saya akan bina sebuah rumah kediaman anak yatim; atau nazar tanpa syarat, misalnya ia berkata: Demi Allah saya akan menamatkan Al-Quran sebanyak tiga kali dalam bulan Ramadan pada tahun ini.
Nazar saudara seperti dalam soalan di atas termasuk dalam bahagian nazar melakukan amal kebajikan dan bersyarat. Oleh itu, saudara hendaklah menyempurnakannya sebaik sahaja hajat tercapai. Allah SWT mewajibkan setiap orang yang bernazar dengan betul supaya menyempurnakannya.
Firman Allah yang bermaksud: Hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazarnya (al-Haj: ayat 11). Allah juga memuji-muji hamba-Nya yang sedia menyempurnakan nazar, iaitu menerusi firman-Nya: Mereka dikurniakan kesenangan itu, kerana mereka menyempurnakan nazar serta takutkan hari akhirat yang azab seksanya menyeluruh di sana sini (al-Insan: 7).
Allah mengutuk keras orang munafik yang hanya bernazar tetapi gagal menyempurnakannya. Keterangan mengenai mereka boleh diikuti menerusi ayat-ayat 75-77 dalam surah al-Taubah.
Saudara telah melafazkan dengan azam yang teguh untuk berpuasa jika berjaya mendapat kejayaan cemerlang dalam ujian PMR. Kini hajat saudara telah tercapai dengan cemerlang. Justeru, saudara hendaklah menunaikan nazar itu dengan berpuasa seperti yang dinazarkan dahulu. Saudara sepatutnya menyempurnakan nazar itu secepat mungkin, kerana amal kebajikan semakin segera ditunaikan, semakin baik dan berfaedah.
Kata ulama: Sebaik-baik kebajikan ialah yang segera disempurnakan. Kelewatan hingga melebihi dua tahun daripada tarikh sepatutnya saudara berpuasa, tiada apa-apa denda yang dikenakan, lagipun nazar saudara tidak menyebutkan bulan dan tahun yang ingin ditunaikan, sebagaimana dalam soalan di atas.
Dalam kesempatan ini, saya ingin jelaskan dua perkara yang sepatutnya difahami saudara dan rakan-rakan yang ingin bernazar, iaitu:
1. Nazar bersyarat atau nazar mewajibkan diri sendiri melakukan sesuatu amal kebajikan yang dikaitkan dengan sesuatu kejayaan, hukumnya makruh menurut pendapat kebanyakan ulama, sekalipun nazar itu berupa ibadat seperti puasa, solat, sedekah dan lain-lain. Ini kerana hadis riwayat Bukhari bilangan 6608, Muslim 4/1640 dan lain-lain daripada Ibn Umar (r.a) katanya yang bermaksud: Nabi (s.a.w.) melarang daripada bernazar, kerana ia tidak boleh mengubah apa-apa, ia hanya biasa dilakukan orang yang bakhil berbuat kebajikan.
Hikmat yang tersirat di sebalik hukum makruh ini ialah kerana bimbang nanti orang mempercayai nazar itu mengubah takdir yang bakal menimpa seseorang, atau nanti ada orang menyangka bahawa nazar itu menentukan kejayaan baginya, atau disangkakan Allah SWT memberi kejayaan itu semata-mata kerana nazarnya. Justeru, hadis menyatakan: Nazar tidak mengubah sesuatu atau tidak mendatangkan apa-apa hasil yang baru.
Nazar yang saudara lakukan itu, disebutkan juga nazar mujazat (berbalas), kerana saudara akan berpuasa jika Allah SWT berikan kejayaan seperti yang saudara harapkan, iaitu beroleh kejayaan yang cemerlang dalam peperiksaan PMR. Ini bermakna, jika saudara tidak beroleh kejayaan seumpama itu atau gagal, nescaya saudara tidak akan berpuasa. Sikap ini bertentangan dengan keikhlasan. Sepatutnya ibadat tidak diisyaratkan dengan apa-apa.
Sesuatu kebajikan yang menjadi wajib disebabkan nazar memang pun kurang menarik, kerana seolah-olah ada kepentingan peribadi di sebaliknya. Keadaannya samalah dengan sedekah yang dikeluarkan oleh seorang yang bakhil, ia sanggup menunaikan suatu sedekah, jika dilihatnya ada pulangan kebendaan yang menguntungkan. Sebaliknya jika tiada pulangan, nescaya tiada sedekah yang sanggup dikeluarkan. Inilah maksud sabda: Nazar hanya dilakukan orang yang bakhil berbuat kebajikan.
Antara hikmat mengapa nazar bersyarat itu hukumnya makruh ialah kerana ada unsur paksaan padanya. Kemungkinan besar seseorang tidak melakukan ibadat yang dinazar itu, jika tidak kerana dipaksa oleh nazarnya. Ia menunaikan ibadat itu tidak lagi dengan rela hati dan penuh pengabdian diri kepada Allah SWT, tetapi kerana dipaksa dan tiada pilihan lain di hadapannya. Mungkin pada masa-masa hadapan, ia tidak bernazar lagi kerana takutkan akibatnya.
Meskipun ulama menyatakan bernazar itu hukumnya makruh, bagi seseorang yang telah bernazar atau terlepas cakap yang mewajibkan dirinya melakukan sesuatu kebajikan, hendaklah dia menyempurnakannya kerana menjadi kewajipan baginya menyempurnakan sesuatu yang dinazarkan. Ayat-ayat al-Quran jelas menyatakan kewajipan itu, seperti yang dikemukakan terdahulu.
2. Kedudukan nazar yang sebenarnya ialah mendampingi diri pada Allah dengan ibadat-ibadat seperti sembahyang, puasa, zakat, sedekah dan sebagainya. Saudara telah bernazar dengan betul apabila ingin mendampingi diri kepada Allah dengan berpuasa jika mendapat kejayaan yang cemerlang dalam peperiksaan.
Sesetengah orang bernazar membotakkan kepala, meminum arak atau ingin bersuka ria, jika tercapai sesuatu hajat yang dikehendaki. Nazar ini bertentangan dengan cara nazar yang sepatutnya dilakukan.
Sebuah hadis riwayat Ahmad dan Abu Dawud menyatakan: Tiada nazar kecuali pada amalan yang dituntut keredhaan Allah padanya. Namun jika seorang bernazar untuk berbuat dosa seperti minum arak, tinggal sembahyang dan sebagainya, tidak harus baginya menyempurnakan nazar itu, sebaliknya hendaklah dia membayar kaffarah sumpah, iaitu memilih antara tiga perkara, sama ada memberi makan 10 orang miskin, memberi pakaian atau memerdekakan hamba. Jika ia gagal melaksanakan salah satu antara tiga pilihan itu, hendaklah dia berpuasa tiga hari dengan niat membayar kaffarah sumpah. Makanan yang dimaksudkan ialah bahan-bahan makanan yang sederhana dan mengenyangkan, atau pakaian yang terdiri daripada sarung atau seluar, baju dan penutup kepala yang biasa dipakai, sama ada lelaki atau perempuan, atau membebaskan hamba jika masih wujud sistem perhambaan.
Jika seseorang bernazar melakukan sesuatu yang harus, misalnya ia berkata: Jika anak saya kahwin, saya akan melakukan perarakan 10 ekor gajah. Orang ini harus melakukan perarakan seperti yang dinazarkan atau harus juga menggantikannya dengan membayar kaffarah sumpah seperti yang disebutkan di atas. Saya berpendapat, jika ia memilih untuk membebaskan diri dengan membayar kaffarah sumpah, nescaya lebih berfaedah bagi diri dan masyarakatnya.
Merujuk kepada soalan saudara, adakah memadai puasa wajib itu dengan melaksanakan puasa sunat sahaja? Bagi menjawabnya: Tidak memadai kerana amalan yang bertaraf wajib tidak terlepas dengan melaksanakan amalan yang bertaraf sunat. Justeru itu, saudara hendaklah berpuasa seperti yang dinazarkan.
Saya suka jelaskan di sini suatu kekeliruan yang mungkin timbul kepada saudara, iaitu sesetengah ibadat bertaraf sunat boleh terlepas atau berhasil pahalanya apabila ia mengerjakan amalan yang bertaraf wajib. Misalnya, puasa qada' dalam bulan Syawal memadai bagi menghasilkan pahala puasa sunat enam hari dalam bulan itu. Jika dikerjakan berasingan, nescaya lebih sempurna lagi.
Tersebut dalam sebuah kitab Hasyiah al-Syarqawi ala al-Tahrir dalam Fiqh al-Syafi’iyy, terjemahannya begini: Jika seseorang berpuasa qada' Ramadan pada bulan Syawal, atau berpuasa nazar atau juga sunat yang lain-lain, nescaya berhasil pahala sunat Syawal itu, kerana yang diperlukan ialah berpuasa selama enam hari dalam bulan Syawal, tanpa menyebut apa pun jenis puasa itu. Kedudukannya samalah dengan hukum solat Tahiyyat al-Masjid, pahala solat itu diperoleh dengan pelaksanaan apa jua solat ketika ia mula masuk masjid, kerana yang diperlukan ialat solat sebelum duduk, sama ada solat fardu, solat wuduk dan sebagainya.
Hukum ini adalah keringanan yang diberi Allah kepada seorang hamba-Nya. Seseorang tidak perlu menyulitkan ibadat atau memaksa sesuatu yang tidak dipaksakan.
Ketika saya di tingkatan tiga, saya bernazar untuk berpuasa jika mendapat keputusan cemerlang dalam PMR. Alhamdulillah, saya memperoleh kejayaan seperti yang dicita-citakan itu dan sekarang saya berada dalam tingkatan 5, namun nazar saya masih belum disempurnakan.
Soalan saya, adakah puasa nazar tersebut tertunai dengan saya berpuasa sunat. Untuk makluman tuan, saya telah berpuasa sunat beberapa hari sebelum ini. Justeru puasa ini dilengahkan hingga dua tahun, adakah saya diwajib melakukan sesuatu selain puasa dan bagaimana niat puasa nazar. - AMIRUL MUSTAFA, Jertih, Terengganu.
JAWAPAN:
Sebelum menjelaskan tindakan yang sepatutnya saudara lakukan terhadap nazar yang sekian lama tertangguh penunaiannya itu, saya perlu jelaskan terlebih dahulu kedudukan nazar, hukum dan hikmatnya secara umum supaya saudara dan siapa jua yang menghadapi masalah yang serupa, dapat menyempurnakannya dengan betul dan sempurna.
Pengertian nazar menurut istilahnya secara mudah ialah mewajibkan diri sendiri melakukan sesuatu amalan dengan niat mendampingi diri pada Allah SWT. Sebagai contoh, seseorang berkata: Jika Allah menyembuhkan saya daripada penyakit ini, nescaya saya akan berpuasa sebanyak tiga hari dan sebagainya. Nazar ini wajib disempurnakan sebaik sahaja ia sembuh daripada penyakitnya itu.
Nazar dari segi amalan dan penghayatannya terbahagi tiga, iaitu:
1. Nazar melakukan kebajikan, misalnya ia berkata: Jika saya memperoleh kejayaan cemerlang dalam peperiksaan, saya akan berpuasa sebulan dan sebagainya atau jika saya beroleh anak lelaki, saya akan membina sebuah masjid.
2. Nazar melakukan sesuatu yang diharuskan, misalnya ia berkata: Jika saya disembuhkan daripada penyakit ini, saya akan melancong ke luar negara dan sebagainya.
3. Nazar melakukan maksiat, misalnya ia berkata: Jika saya mendapat bonus pada tahun ini, saya akan tinggalkan sembahyang atau menajakan suatu perjudian (barang dijauhi Allah).
Nazar terjadi dan dikira sah sama ada bersyarat, misalnya seseorang berkata: Jika perniagaan saya mendapat untung, saya akan bina sebuah rumah kediaman anak yatim; atau nazar tanpa syarat, misalnya ia berkata: Demi Allah saya akan menamatkan Al-Quran sebanyak tiga kali dalam bulan Ramadan pada tahun ini.
Nazar saudara seperti dalam soalan di atas termasuk dalam bahagian nazar melakukan amal kebajikan dan bersyarat. Oleh itu, saudara hendaklah menyempurnakannya sebaik sahaja hajat tercapai. Allah SWT mewajibkan setiap orang yang bernazar dengan betul supaya menyempurnakannya.
Firman Allah yang bermaksud: Hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazarnya (al-Haj: ayat 11). Allah juga memuji-muji hamba-Nya yang sedia menyempurnakan nazar, iaitu menerusi firman-Nya: Mereka dikurniakan kesenangan itu, kerana mereka menyempurnakan nazar serta takutkan hari akhirat yang azab seksanya menyeluruh di sana sini (al-Insan: 7).
Allah mengutuk keras orang munafik yang hanya bernazar tetapi gagal menyempurnakannya. Keterangan mengenai mereka boleh diikuti menerusi ayat-ayat 75-77 dalam surah al-Taubah.
Saudara telah melafazkan dengan azam yang teguh untuk berpuasa jika berjaya mendapat kejayaan cemerlang dalam ujian PMR. Kini hajat saudara telah tercapai dengan cemerlang. Justeru, saudara hendaklah menunaikan nazar itu dengan berpuasa seperti yang dinazarkan dahulu. Saudara sepatutnya menyempurnakan nazar itu secepat mungkin, kerana amal kebajikan semakin segera ditunaikan, semakin baik dan berfaedah.
Kata ulama: Sebaik-baik kebajikan ialah yang segera disempurnakan. Kelewatan hingga melebihi dua tahun daripada tarikh sepatutnya saudara berpuasa, tiada apa-apa denda yang dikenakan, lagipun nazar saudara tidak menyebutkan bulan dan tahun yang ingin ditunaikan, sebagaimana dalam soalan di atas.
Dalam kesempatan ini, saya ingin jelaskan dua perkara yang sepatutnya difahami saudara dan rakan-rakan yang ingin bernazar, iaitu:
1. Nazar bersyarat atau nazar mewajibkan diri sendiri melakukan sesuatu amal kebajikan yang dikaitkan dengan sesuatu kejayaan, hukumnya makruh menurut pendapat kebanyakan ulama, sekalipun nazar itu berupa ibadat seperti puasa, solat, sedekah dan lain-lain. Ini kerana hadis riwayat Bukhari bilangan 6608, Muslim 4/1640 dan lain-lain daripada Ibn Umar (r.a) katanya yang bermaksud: Nabi (s.a.w.) melarang daripada bernazar, kerana ia tidak boleh mengubah apa-apa, ia hanya biasa dilakukan orang yang bakhil berbuat kebajikan.
Hikmat yang tersirat di sebalik hukum makruh ini ialah kerana bimbang nanti orang mempercayai nazar itu mengubah takdir yang bakal menimpa seseorang, atau nanti ada orang menyangka bahawa nazar itu menentukan kejayaan baginya, atau disangkakan Allah SWT memberi kejayaan itu semata-mata kerana nazarnya. Justeru, hadis menyatakan: Nazar tidak mengubah sesuatu atau tidak mendatangkan apa-apa hasil yang baru.
Nazar yang saudara lakukan itu, disebutkan juga nazar mujazat (berbalas), kerana saudara akan berpuasa jika Allah SWT berikan kejayaan seperti yang saudara harapkan, iaitu beroleh kejayaan yang cemerlang dalam peperiksaan PMR. Ini bermakna, jika saudara tidak beroleh kejayaan seumpama itu atau gagal, nescaya saudara tidak akan berpuasa. Sikap ini bertentangan dengan keikhlasan. Sepatutnya ibadat tidak diisyaratkan dengan apa-apa.
Sesuatu kebajikan yang menjadi wajib disebabkan nazar memang pun kurang menarik, kerana seolah-olah ada kepentingan peribadi di sebaliknya. Keadaannya samalah dengan sedekah yang dikeluarkan oleh seorang yang bakhil, ia sanggup menunaikan suatu sedekah, jika dilihatnya ada pulangan kebendaan yang menguntungkan. Sebaliknya jika tiada pulangan, nescaya tiada sedekah yang sanggup dikeluarkan. Inilah maksud sabda: Nazar hanya dilakukan orang yang bakhil berbuat kebajikan.
Antara hikmat mengapa nazar bersyarat itu hukumnya makruh ialah kerana ada unsur paksaan padanya. Kemungkinan besar seseorang tidak melakukan ibadat yang dinazar itu, jika tidak kerana dipaksa oleh nazarnya. Ia menunaikan ibadat itu tidak lagi dengan rela hati dan penuh pengabdian diri kepada Allah SWT, tetapi kerana dipaksa dan tiada pilihan lain di hadapannya. Mungkin pada masa-masa hadapan, ia tidak bernazar lagi kerana takutkan akibatnya.
Meskipun ulama menyatakan bernazar itu hukumnya makruh, bagi seseorang yang telah bernazar atau terlepas cakap yang mewajibkan dirinya melakukan sesuatu kebajikan, hendaklah dia menyempurnakannya kerana menjadi kewajipan baginya menyempurnakan sesuatu yang dinazarkan. Ayat-ayat al-Quran jelas menyatakan kewajipan itu, seperti yang dikemukakan terdahulu.
2. Kedudukan nazar yang sebenarnya ialah mendampingi diri pada Allah dengan ibadat-ibadat seperti sembahyang, puasa, zakat, sedekah dan sebagainya. Saudara telah bernazar dengan betul apabila ingin mendampingi diri kepada Allah dengan berpuasa jika mendapat kejayaan yang cemerlang dalam peperiksaan.
Sesetengah orang bernazar membotakkan kepala, meminum arak atau ingin bersuka ria, jika tercapai sesuatu hajat yang dikehendaki. Nazar ini bertentangan dengan cara nazar yang sepatutnya dilakukan.
Sebuah hadis riwayat Ahmad dan Abu Dawud menyatakan: Tiada nazar kecuali pada amalan yang dituntut keredhaan Allah padanya. Namun jika seorang bernazar untuk berbuat dosa seperti minum arak, tinggal sembahyang dan sebagainya, tidak harus baginya menyempurnakan nazar itu, sebaliknya hendaklah dia membayar kaffarah sumpah, iaitu memilih antara tiga perkara, sama ada memberi makan 10 orang miskin, memberi pakaian atau memerdekakan hamba. Jika ia gagal melaksanakan salah satu antara tiga pilihan itu, hendaklah dia berpuasa tiga hari dengan niat membayar kaffarah sumpah. Makanan yang dimaksudkan ialah bahan-bahan makanan yang sederhana dan mengenyangkan, atau pakaian yang terdiri daripada sarung atau seluar, baju dan penutup kepala yang biasa dipakai, sama ada lelaki atau perempuan, atau membebaskan hamba jika masih wujud sistem perhambaan.
Jika seseorang bernazar melakukan sesuatu yang harus, misalnya ia berkata: Jika anak saya kahwin, saya akan melakukan perarakan 10 ekor gajah. Orang ini harus melakukan perarakan seperti yang dinazarkan atau harus juga menggantikannya dengan membayar kaffarah sumpah seperti yang disebutkan di atas. Saya berpendapat, jika ia memilih untuk membebaskan diri dengan membayar kaffarah sumpah, nescaya lebih berfaedah bagi diri dan masyarakatnya.
Merujuk kepada soalan saudara, adakah memadai puasa wajib itu dengan melaksanakan puasa sunat sahaja? Bagi menjawabnya: Tidak memadai kerana amalan yang bertaraf wajib tidak terlepas dengan melaksanakan amalan yang bertaraf sunat. Justeru itu, saudara hendaklah berpuasa seperti yang dinazarkan.
Saya suka jelaskan di sini suatu kekeliruan yang mungkin timbul kepada saudara, iaitu sesetengah ibadat bertaraf sunat boleh terlepas atau berhasil pahalanya apabila ia mengerjakan amalan yang bertaraf wajib. Misalnya, puasa qada' dalam bulan Syawal memadai bagi menghasilkan pahala puasa sunat enam hari dalam bulan itu. Jika dikerjakan berasingan, nescaya lebih sempurna lagi.
Tersebut dalam sebuah kitab Hasyiah al-Syarqawi ala al-Tahrir dalam Fiqh al-Syafi’iyy, terjemahannya begini: Jika seseorang berpuasa qada' Ramadan pada bulan Syawal, atau berpuasa nazar atau juga sunat yang lain-lain, nescaya berhasil pahala sunat Syawal itu, kerana yang diperlukan ialah berpuasa selama enam hari dalam bulan Syawal, tanpa menyebut apa pun jenis puasa itu. Kedudukannya samalah dengan hukum solat Tahiyyat al-Masjid, pahala solat itu diperoleh dengan pelaksanaan apa jua solat ketika ia mula masuk masjid, kerana yang diperlukan ialat solat sebelum duduk, sama ada solat fardu, solat wuduk dan sebagainya.
Hukum ini adalah keringanan yang diberi Allah kepada seorang hamba-Nya. Seseorang tidak perlu menyulitkan ibadat atau memaksa sesuatu yang tidak dipaksakan.
Wednesday, May 20, 2009
Musibah - Sekadar Ujian ketabahan, Ketakwaan
MUSIBAH ialah bencana, kecelakaan atau malapetaka. Dalam erti kata lain, musibah dikaitkan dengan sesuatu yang tidak baik dan mendatangkan penderitaan kepada seseorang. Meskipun begitu, Allah SWT menjadikan musibah sebagai ujian ke atas hamba-Nya.
Firman Allah yang bermaksud: “Dan sesungguhnya akan Kami berikan ujian kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang yang sabar.” (Surah al-Baqarah, ayat 155)
Kemudian Allah SWT jelaskan mengenai orang yang sabar dalam firman-Nya yang bermaksud: “(Iaitu) mereka yang apabila ditimpa musibah lalu berkata:- Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada-Nya (Allah) jugalah (tempat) kami kembali.” (Surah al-Baqarah, ayat 156)
Dalam ayat itu, Allah SWT menyatakan bahawa setiap hamba-Nya akan diuji. Ujian Allah berlaku dalam pelbagai bentuk, seperti bencana banjir, tanah runtuh, kematian, kekayaan, kemiskinan, kesihatan dan kesakitan. Ini untuk membuktikan siapakah yang penyabar serta tetap bertuhankan Allah SWT dalam apa juga keadaan ditempuhinya.
Jelaslah orang yang sabar itu tetap beriktikad bahawa diri mereka hamba dan milik Allah SWT walaupun ditimpa musibah amat berat. Malah mereka sentiasa mengharapkan balasan pahala daripada Allah SWT dan sentiasa takuti azab-Nya.
Ibn Kathir (1992) ketika mentafsir ayat itu menjelaskan: “Dengan melafazkan ayat ini menunjukkan seseorang itu menerima segala musibah menimpanya dan mengakui bahawa dirinya adalah hamba dan milik Allah. Allah SWT berkuasa melakukan apa saja ke atas hamba-Nya.”
Untuk memperkukuhkan lagi tafsirannya, Ibn Kathir membawakan beberapa hadis, antaranya yang diriwayatkan Imam Muslim yang bermaksud: “Ummu Salamah berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: Tiada seorangpun daripada kalangan orang Islam yang ditimpa musibah, lalu ia melafazkan apa yang diperintahkan oleh Allah (iaitu firman Allah, ayat 156 surah al-Baqarah yang bermaksud), “Sesungguhnya kami adalah hamba dan milik Allah dan kepada-Nya kami akan dikembalikan. Ya Allah, berilah pahala bagiku dalam musibahku ini dan gantikanlah untukku yang lebih baik daripadanya, melainkan Allah menggantikan baginya dengan yang lebih baik.”
Ummu Salamah berkata: “Ketika Abu Salamah meninggal dunia, aku sering bertanya kepada diriku sendiri, orang Islam manakah yang lebih baik daripada Abu Salamah? Dialah orang pertama hijrah kepada Rasulullah SAW. Pertanyaan itu sering aku mengulanginya, lalu Allah menggantikan untukku Rasulullah SAW sendiri.”
Ummu Salamah berkata: “Baginda SAW mengutuskan Hatib bin Balta‘ah untuk melamarku bagi dirinya sendiri. Lalu Ummu Salamah berkata lagi: Aku mempunyai seorang anak perempuan dan aku seorang wanita yang kuat cemburu. Jawab Baginda SAW: Mengenai anak perempuannya kita doakan semoga Allah SWT cukupkan segala keperluannya dan aku mendoakan semoga Allah SWT hilangkan rasa cemburunya itu.”
Berdasarkan kefahaman hadis itu, balasan Allah SWT atas kesabaran Ummu Salamah yang diuji dengan kematian suaminya Abu Salamah, ialah beliau dikahwini oleh Rasulullah SAW.
Dalam hadis lain yang diriwayatkan Imam Ahmad bin Hanbal yang bermaksud: “Abu Sinan berkata: Selepas aku mengebumikan anakku, aku masih berada di kubur. Tiba-tiba datang Abu Talhah al-Khaulani lantas memegang tanganku dan membawa aku keluar sambil berkata: Adakah engkau suka sekiranya aku menceritakan sesuatu yang menggembirakanmu? Jawab Abu Sinan: Baiklah. Lalu Abu Talhah berkata bahawa al-Dahhak bin Abd al-Rahman bin ‘Azib menceritakan kepadaku daripada Abu Musa katanya: Sabda Rasulullah SAW bahawa Allah berfirman yang bermaksud: “Wahai Malaikat Maut, engkau mencabut nyawa seorang anak daripada hamba-Ku, engkau mengambil buah hatinya dan anak kesayangannya. Jawab Malaikat Maut: Ya! Lalu Allah berfirman, Apa yang ia kata (ketika kematian anaknya itu)? Jawabnya: Ia memuji Engkau dengan berkata kami ini adalah hamba dan milik Allah dan kepada-Nya kami akan dikembalikan. Maka Allah berfirman: Binalah untuknya sebuah rumah di dalam syurga dan berilah namanya dengan Bait al-Hamd.”
Hadis kedua menjelaskan sikap Abu Sinan tetap memuji Allah walaupun anak kesayangan meninggal dunia. Jelaslah ujian Allah adalah untuk melihat kekuatan akidah hamba-Nya, sama ada hanya bertuhankan-Nya dalam keadaan senang saja atau terus bertuhankan-Nya dalam apa juga keadaan sekalipun. Oleh itu, dapat disimpulkan bahawa Allah menguji keimanan hamba-Nya dengan pelbagai musibah. Musibah Allah bukan sekadar kematian saja, malah ia didatangkan dalam pelbagai bentuk serta keadaan.
Posted By: fiezafiz
Author : Oleh Mohd Shukri Hanapi
Firman Allah yang bermaksud: “Dan sesungguhnya akan Kami berikan ujian kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang yang sabar.” (Surah al-Baqarah, ayat 155)
Kemudian Allah SWT jelaskan mengenai orang yang sabar dalam firman-Nya yang bermaksud: “(Iaitu) mereka yang apabila ditimpa musibah lalu berkata:- Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada-Nya (Allah) jugalah (tempat) kami kembali.” (Surah al-Baqarah, ayat 156)
Dalam ayat itu, Allah SWT menyatakan bahawa setiap hamba-Nya akan diuji. Ujian Allah berlaku dalam pelbagai bentuk, seperti bencana banjir, tanah runtuh, kematian, kekayaan, kemiskinan, kesihatan dan kesakitan. Ini untuk membuktikan siapakah yang penyabar serta tetap bertuhankan Allah SWT dalam apa juga keadaan ditempuhinya.
Jelaslah orang yang sabar itu tetap beriktikad bahawa diri mereka hamba dan milik Allah SWT walaupun ditimpa musibah amat berat. Malah mereka sentiasa mengharapkan balasan pahala daripada Allah SWT dan sentiasa takuti azab-Nya.
Ibn Kathir (1992) ketika mentafsir ayat itu menjelaskan: “Dengan melafazkan ayat ini menunjukkan seseorang itu menerima segala musibah menimpanya dan mengakui bahawa dirinya adalah hamba dan milik Allah. Allah SWT berkuasa melakukan apa saja ke atas hamba-Nya.”
Untuk memperkukuhkan lagi tafsirannya, Ibn Kathir membawakan beberapa hadis, antaranya yang diriwayatkan Imam Muslim yang bermaksud: “Ummu Salamah berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: Tiada seorangpun daripada kalangan orang Islam yang ditimpa musibah, lalu ia melafazkan apa yang diperintahkan oleh Allah (iaitu firman Allah, ayat 156 surah al-Baqarah yang bermaksud), “Sesungguhnya kami adalah hamba dan milik Allah dan kepada-Nya kami akan dikembalikan. Ya Allah, berilah pahala bagiku dalam musibahku ini dan gantikanlah untukku yang lebih baik daripadanya, melainkan Allah menggantikan baginya dengan yang lebih baik.”
Ummu Salamah berkata: “Ketika Abu Salamah meninggal dunia, aku sering bertanya kepada diriku sendiri, orang Islam manakah yang lebih baik daripada Abu Salamah? Dialah orang pertama hijrah kepada Rasulullah SAW. Pertanyaan itu sering aku mengulanginya, lalu Allah menggantikan untukku Rasulullah SAW sendiri.”
Ummu Salamah berkata: “Baginda SAW mengutuskan Hatib bin Balta‘ah untuk melamarku bagi dirinya sendiri. Lalu Ummu Salamah berkata lagi: Aku mempunyai seorang anak perempuan dan aku seorang wanita yang kuat cemburu. Jawab Baginda SAW: Mengenai anak perempuannya kita doakan semoga Allah SWT cukupkan segala keperluannya dan aku mendoakan semoga Allah SWT hilangkan rasa cemburunya itu.”
Berdasarkan kefahaman hadis itu, balasan Allah SWT atas kesabaran Ummu Salamah yang diuji dengan kematian suaminya Abu Salamah, ialah beliau dikahwini oleh Rasulullah SAW.
Dalam hadis lain yang diriwayatkan Imam Ahmad bin Hanbal yang bermaksud: “Abu Sinan berkata: Selepas aku mengebumikan anakku, aku masih berada di kubur. Tiba-tiba datang Abu Talhah al-Khaulani lantas memegang tanganku dan membawa aku keluar sambil berkata: Adakah engkau suka sekiranya aku menceritakan sesuatu yang menggembirakanmu? Jawab Abu Sinan: Baiklah. Lalu Abu Talhah berkata bahawa al-Dahhak bin Abd al-Rahman bin ‘Azib menceritakan kepadaku daripada Abu Musa katanya: Sabda Rasulullah SAW bahawa Allah berfirman yang bermaksud: “Wahai Malaikat Maut, engkau mencabut nyawa seorang anak daripada hamba-Ku, engkau mengambil buah hatinya dan anak kesayangannya. Jawab Malaikat Maut: Ya! Lalu Allah berfirman, Apa yang ia kata (ketika kematian anaknya itu)? Jawabnya: Ia memuji Engkau dengan berkata kami ini adalah hamba dan milik Allah dan kepada-Nya kami akan dikembalikan. Maka Allah berfirman: Binalah untuknya sebuah rumah di dalam syurga dan berilah namanya dengan Bait al-Hamd.”
Hadis kedua menjelaskan sikap Abu Sinan tetap memuji Allah walaupun anak kesayangan meninggal dunia. Jelaslah ujian Allah adalah untuk melihat kekuatan akidah hamba-Nya, sama ada hanya bertuhankan-Nya dalam keadaan senang saja atau terus bertuhankan-Nya dalam apa juga keadaan sekalipun. Oleh itu, dapat disimpulkan bahawa Allah menguji keimanan hamba-Nya dengan pelbagai musibah. Musibah Allah bukan sekadar kematian saja, malah ia didatangkan dalam pelbagai bentuk serta keadaan.
Posted By: fiezafiz
Author : Oleh Mohd Shukri Hanapi
8 Cara Mencapai Pahala
1. Sesiapa ingin mendapatkan pahala sembahyang malam sedangkan ia tertidur, maka janganlah berbuat maksiat pada malamnya.
2. Sesiapa yang inginkan kelebihan ulama, maka hendakalah ia suka berzikir.
3. Sesiapa yang ingin mendapat pahala orang yang berpuasa sunat sedangkan ia tidak berpuasa, maka hendaklah ia menjaga lidahnya.
4. Sesiapa yang ingin mendapat kelebihan pahala orang yang berjihad sedangkan ia duduk didalam rumahnya, maka hendaklah ia melawan syaitan (nafsu).
5. Sesiapa yang ingin mendapat pahala sedekah, maka hendaklah ia mengajar kepada orang lain apa yang telah ia dengar dari ilmu agama.
6. Sesiapa yang ingin mendapat pahala haji sedangkan ia tidak kuasa, maka hendaklah ia sentiasa bersembahyang jemaah.
7. Sesiapa yang ingin mencapai fadhilat orang ahli ibadat, maka hendaklah ia membaiki persengketaan orang dan jangan menimbulkan sengketa di antara mereka.
8. Sesiapa yang ingin mencapai pahala orang-orang afdhal, maka hendaklah ia menekan dadanya dan redha untuk kawannya apa yang ia redha untuk dirinya.
2. Sesiapa yang inginkan kelebihan ulama, maka hendakalah ia suka berzikir.
3. Sesiapa yang ingin mendapat pahala orang yang berpuasa sunat sedangkan ia tidak berpuasa, maka hendaklah ia menjaga lidahnya.
4. Sesiapa yang ingin mendapat kelebihan pahala orang yang berjihad sedangkan ia duduk didalam rumahnya, maka hendaklah ia melawan syaitan (nafsu).
5. Sesiapa yang ingin mendapat pahala sedekah, maka hendaklah ia mengajar kepada orang lain apa yang telah ia dengar dari ilmu agama.
6. Sesiapa yang ingin mendapat pahala haji sedangkan ia tidak kuasa, maka hendaklah ia sentiasa bersembahyang jemaah.
7. Sesiapa yang ingin mencapai fadhilat orang ahli ibadat, maka hendaklah ia membaiki persengketaan orang dan jangan menimbulkan sengketa di antara mereka.
8. Sesiapa yang ingin mencapai pahala orang-orang afdhal, maka hendaklah ia menekan dadanya dan redha untuk kawannya apa yang ia redha untuk dirinya.
Value Already Yours
When you take something for granted, you can quickly forget that it's even there. If you take it for granted long enough, it may in fact be gone the next time you look for it.
Why is gratitude so very powerful? Because it keeps you connected to all the good things in your life.
Don't let the immense value that's already yours wander away because of neglect. Take time to remember, take time to celebrate and be grateful, and take time to say thank you.
Instead of continually wishing for more, take a loving and thankful look at all that you already have. By sincerely appreciating what's already yours, you can build upon it to reach any dream you could possibly imagine.
Make it a habit to reflect each day on how truly fortunate you are. It is your awareness that enables your richest blessings to continue unfolding and expanding throughout your world.
Why is gratitude so very powerful? Because it keeps you connected to all the good things in your life.
Don't let the immense value that's already yours wander away because of neglect. Take time to remember, take time to celebrate and be grateful, and take time to say thank you.
Instead of continually wishing for more, take a loving and thankful look at all that you already have. By sincerely appreciating what's already yours, you can build upon it to reach any dream you could possibly imagine.
Make it a habit to reflect each day on how truly fortunate you are. It is your awareness that enables your richest blessings to continue unfolding and expanding throughout your world.
Mengapa bacaan di dalam solat pada waktu Zohor dan Asar perlahan, manakala Maghrib,Isyak dan Subuh dikuatkan?
Firman Allah Taala: "Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam solatmu dan janganlah pula merendahkannya." (al-Isra':110)
Selepas turun ayat ini, maka Rasulullah s.a.w. merendahkan bacaan baginda di dalam solat Zohor dan Asar, kerana baginda khuatir akan ejekan dan cemuhan kaum musyrikin.
Manakala di dalam solat Maghrib baginda mengeraskan bacaan kerana ketika itu kaum musyrikin sedang sibuk makan.
Di dalam solat Isyak dan Subuh, baginda mengeraskan bacaan kerana ketika itu mereka sedang nyenyak tidur.
Peristiwa di atas adalah ketika permulaan dakwah Islam, untuk mengelakkan perkara yang tidak diingini dari kaum musyrikin.
Manakala di dalam solat Jumaat dan solat Hari Raya, bacaan dikeraskan kerana dua solat ini disyariatkan setelah berada di Madinah. Ketika itu kekuatan kaum musyrikin sudah kian lemah. Islam sudah mempunyai kekuatannya.
Walaupun keadaan sekarang berbeza dengan keadaan semasa permulaan Islam dahulu, namun hukum ini tetap berjalan sehingga bila-bila. Itu termasuk sunnah perbuatan Rasulullah s.a.w. (sunnah fi'liyyah). Juga sebagai memperingati sejarah awal penyebaran Islam dan sebagai tanda kesyukuran atas nikmat Allah yang melepaskan kaum muslimin pertama di Makkah dari penderitaan dan kemudian memberi kemenangan dan kekuatan kepada mereka.
Sekian, wallahu'alam.
Selepas turun ayat ini, maka Rasulullah s.a.w. merendahkan bacaan baginda di dalam solat Zohor dan Asar, kerana baginda khuatir akan ejekan dan cemuhan kaum musyrikin.
Manakala di dalam solat Maghrib baginda mengeraskan bacaan kerana ketika itu kaum musyrikin sedang sibuk makan.
Di dalam solat Isyak dan Subuh, baginda mengeraskan bacaan kerana ketika itu mereka sedang nyenyak tidur.
Peristiwa di atas adalah ketika permulaan dakwah Islam, untuk mengelakkan perkara yang tidak diingini dari kaum musyrikin.
Manakala di dalam solat Jumaat dan solat Hari Raya, bacaan dikeraskan kerana dua solat ini disyariatkan setelah berada di Madinah. Ketika itu kekuatan kaum musyrikin sudah kian lemah. Islam sudah mempunyai kekuatannya.
Walaupun keadaan sekarang berbeza dengan keadaan semasa permulaan Islam dahulu, namun hukum ini tetap berjalan sehingga bila-bila. Itu termasuk sunnah perbuatan Rasulullah s.a.w. (sunnah fi'liyyah). Juga sebagai memperingati sejarah awal penyebaran Islam dan sebagai tanda kesyukuran atas nikmat Allah yang melepaskan kaum muslimin pertama di Makkah dari penderitaan dan kemudian memberi kemenangan dan kekuatan kepada mereka.
Sekian, wallahu'alam.
Dosa Dan Hukuman Allah
Mewartakan kepada kami Harun bin 'Abdullah Al-Hammal; mewartakan kepada kami Hajjaj bin Muhammad; mewartakan kepada kami Yunus bin Abu Ishaq, dari Abu Ishaq, dari Abu Juhaifah, dari 'Ali, dia berkata:
Rasulullah saw. bersabda:- "Barangsiapa melakukan dosa di dunia, lalu dia dihukum kerananya, maka Maha Adil Allah dari melipat-gandakan hukumanNya atas hambaNya. Dan barangsiapa berbuat dosa di dunia, lalu Allah menutupi dosa itu darinya, maka Maha Mulia Allah dari kembali pada sesuatu yang telah Dia maafkan."
- Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 3. Hadis Nombor 2604.
Rasulullah saw. bersabda:- "Barangsiapa melakukan dosa di dunia, lalu dia dihukum kerananya, maka Maha Adil Allah dari melipat-gandakan hukumanNya atas hambaNya. Dan barangsiapa berbuat dosa di dunia, lalu Allah menutupi dosa itu darinya, maka Maha Mulia Allah dari kembali pada sesuatu yang telah Dia maafkan."
- Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 3. Hadis Nombor 2604.
Berkat Rezeki Kerana Sedekah
Kekayaan tidak membawa erti tanpa ada keberkatan. Dengan adanya keberkatan, harta/rezeki yang sedikit akan dirasakan seolah-olah banyak dan mencukupi. Sebaliknya tanpa keberkatan akan dirasakan sempit dan susah meskipun banyak harta.
Dalam kisah Nabi, ada diceritakan Nabi Ayub ketika sedang mandi tiba-tiba Allah datangkan seekor belalang emas dan hinggap di lengannya. Baginda menepis-nepis dengan bajunya. Lantas Allah berfirman 'Bukankah Aku lakukan begitu supaya kamu menjadi lebih kaya?' Nabi Ayub mejawab 'Ya benar, demi keagunganMu apalah makna kekayaan tanpa keberkatanMu'.
Kisah ini menegaskan betapa pentingnya keberkatan dalam rezeki yang dikurniakan oleh Allah.
Cara untuk mendapatkan keberkatan daripada Allah:-
1. Bersyukur atas apa yang diberikan oleh Allah.
2. Belanjakan harta pada jalan yang diredhai oleh Allah.
3. Berusaha untuk mendapatkan rezeki yang halal
4. Keluarkan sedekah wajib (zakat) jika sampai nisab dan berikan sedekah sunat kepada orang miskin dan anak yatim.
5. Bersedekah kepada anak yatim/miskin kalau boleh setiap hari. (Cari anak-anak yatim untuk diberikan). Insyallah akan diganti oleh Allah tanpa kita sedari.
6. Ikhlaskan pemberian/sedekah hanya kepada Allah bukan mengharapkan pujian dan sebagainya. (Pemberian tangan kanan tanpa diketahui tangan kiri). Sedekah mulakan dengan keluarga sendiri dahulu selepas itu barulah kepada jiran dan orang-orang yang lebih jauh. Jangan anggap pemberian itu hak kita, sebenarnya dalam harta kita ada hak mereka.
7. Hulurkan pemberian sunat secara rahsia - tetapi pemberian wajib (zakat) perlu diberi secara terangan sebagai menegakkan syiar Islam.
8. Konsep sedekah : berikan sesuatu yang kita sayangi. Ini jelas dalam ayat Quran Ali Imran ayat 92
9. Cari harta dunia untuk dijadikan bekalan akhirat. (Dunia untuk akhirat - bukan dunia untuk dunia)
10. Amalan yang diberkati ialah hasil peluh sendiri dan juga melalui jualbeli (perniagaan). Menurut Nabi 9/10 (90%) daripada sumber rezeki ialah berpunca daripada perniagaan. Makan gaji mungkin 1/10 sahaja (10%). Nabi Muhammad sendiri sebelum diutus menjadi rasul adalah seorang ahli perniagaan yang jujur, cekap dan amanah. Peniaga yang amanah akan dibangkitkan bersama para nabi dan rasul di akhirat kelak. Perniagaan merupakan amalan fardu kifayah. Barang makanan orang Islam sepatutnya dikeluarkan sendiri oleh orang Islam. Kalau tidak ada menjalankan aktiviti ini, seluruh umat Islam berdosa.
11. Hulurkan bantuan kepada janda yang ketiadaan suami.
Dalam satu hadith, Nabi menerangkan setiap awal pagi, semasa terbit matahari ada dua malaikat menyeru kepada manusia di bumi. Yang satu menyeru 'Ya Tuhanku, kurniakanlah ganti kepada orang yang membelanjakan hartanya kerana Allah. Yang satu lagi menyeru 'Musnahkanlah orang yang menahan hartanya (lokek)' Orang yang bakhil tidak manfaatkan hartanya untuk dunia dan akhiratnya. Menginfaqkan (Belanjakan) harta adalah berkat, sebaliknya menahannya adalah celaka.
Dalam hadith lain, nabi bersabda takutilah api neraka walaupun dengan sebelah biji tamar. Dan sabdanya lagi "Sedekah itu penghapus dosa sebagaimana air memadam api." Sedekah walaupun kecil tetapi amat berharga di sisi Allah. Dan digalakkan memberi sedekah pada awal pagi.
Sekiranya dapat diamalkan perkara-perkara di atas, insyAllah rezeki yang dikurniakan oleh Allah akan kekal walaupun telah digunakan. Allah akan membalas atau menggantikan apa yang telah dibelanjakan. Amalkan ilmu yang ada, nanti Allah akan menambahkan ilmu lagi. Begitu juga harta - belanjakan harta yang ada, Allah akan tambahkan lagi dari sumber yang kita tidak ketahui.
Dalam kisah Nabi, ada diceritakan Nabi Ayub ketika sedang mandi tiba-tiba Allah datangkan seekor belalang emas dan hinggap di lengannya. Baginda menepis-nepis dengan bajunya. Lantas Allah berfirman 'Bukankah Aku lakukan begitu supaya kamu menjadi lebih kaya?' Nabi Ayub mejawab 'Ya benar, demi keagunganMu apalah makna kekayaan tanpa keberkatanMu'.
Kisah ini menegaskan betapa pentingnya keberkatan dalam rezeki yang dikurniakan oleh Allah.
Cara untuk mendapatkan keberkatan daripada Allah:-
1. Bersyukur atas apa yang diberikan oleh Allah.
2. Belanjakan harta pada jalan yang diredhai oleh Allah.
3. Berusaha untuk mendapatkan rezeki yang halal
4. Keluarkan sedekah wajib (zakat) jika sampai nisab dan berikan sedekah sunat kepada orang miskin dan anak yatim.
5. Bersedekah kepada anak yatim/miskin kalau boleh setiap hari. (Cari anak-anak yatim untuk diberikan). Insyallah akan diganti oleh Allah tanpa kita sedari.
6. Ikhlaskan pemberian/sedekah hanya kepada Allah bukan mengharapkan pujian dan sebagainya. (Pemberian tangan kanan tanpa diketahui tangan kiri). Sedekah mulakan dengan keluarga sendiri dahulu selepas itu barulah kepada jiran dan orang-orang yang lebih jauh. Jangan anggap pemberian itu hak kita, sebenarnya dalam harta kita ada hak mereka.
7. Hulurkan pemberian sunat secara rahsia - tetapi pemberian wajib (zakat) perlu diberi secara terangan sebagai menegakkan syiar Islam.
8. Konsep sedekah : berikan sesuatu yang kita sayangi. Ini jelas dalam ayat Quran Ali Imran ayat 92
9. Cari harta dunia untuk dijadikan bekalan akhirat. (Dunia untuk akhirat - bukan dunia untuk dunia)
10. Amalan yang diberkati ialah hasil peluh sendiri dan juga melalui jualbeli (perniagaan). Menurut Nabi 9/10 (90%) daripada sumber rezeki ialah berpunca daripada perniagaan. Makan gaji mungkin 1/10 sahaja (10%). Nabi Muhammad sendiri sebelum diutus menjadi rasul adalah seorang ahli perniagaan yang jujur, cekap dan amanah. Peniaga yang amanah akan dibangkitkan bersama para nabi dan rasul di akhirat kelak. Perniagaan merupakan amalan fardu kifayah. Barang makanan orang Islam sepatutnya dikeluarkan sendiri oleh orang Islam. Kalau tidak ada menjalankan aktiviti ini, seluruh umat Islam berdosa.
11. Hulurkan bantuan kepada janda yang ketiadaan suami.
Dalam satu hadith, Nabi menerangkan setiap awal pagi, semasa terbit matahari ada dua malaikat menyeru kepada manusia di bumi. Yang satu menyeru 'Ya Tuhanku, kurniakanlah ganti kepada orang yang membelanjakan hartanya kerana Allah. Yang satu lagi menyeru 'Musnahkanlah orang yang menahan hartanya (lokek)' Orang yang bakhil tidak manfaatkan hartanya untuk dunia dan akhiratnya. Menginfaqkan (Belanjakan) harta adalah berkat, sebaliknya menahannya adalah celaka.
Dalam hadith lain, nabi bersabda takutilah api neraka walaupun dengan sebelah biji tamar. Dan sabdanya lagi "Sedekah itu penghapus dosa sebagaimana air memadam api." Sedekah walaupun kecil tetapi amat berharga di sisi Allah. Dan digalakkan memberi sedekah pada awal pagi.
Sekiranya dapat diamalkan perkara-perkara di atas, insyAllah rezeki yang dikurniakan oleh Allah akan kekal walaupun telah digunakan. Allah akan membalas atau menggantikan apa yang telah dibelanjakan. Amalkan ilmu yang ada, nanti Allah akan menambahkan ilmu lagi. Begitu juga harta - belanjakan harta yang ada, Allah akan tambahkan lagi dari sumber yang kita tidak ketahui.
Wednesday, May 6, 2009
Tuesday, May 5, 2009
Jangan Tangguh Taubat
Antara perkara jangan ditangguh-tangguh ialah melakukan taubat. Amatlah baik jika melakukan taubat sepanjang masa bagi memastikan perjalanan hidup mendapat keampunan Allah. Sebenarnya melakukan taubat tidak hanya apabila melakukan dosa. Taubat juga satu bentuk ibadat. Bertaubat akan membersihkan jiwa dan menjauhkan diri daripada kemungkaran.
Biarpun pintu taubat sentiasa terbuka, namun ada batasan waktunya. Taubat hanya diterima selagi nyawa belum sempai di halkum atau ketika hampir sangat dengan kematian.
Sabda Rasulullah bermaksud: Sesungguhnya Allah tetap menerima taubat hamba-Nya, selagi nyawa belum sampai di halkum (yakni belum sakaratulmaut). - (Hadis riwayat Tarmizi).
Ramai orang menangguh-nangguhkan taubat disebabkan ingin menunggu usia tua. Semasa usia muda mereka ingin melakukan segala macam perkara yang mendatangkan keseronokan dan kepuasan. Kebanyakan perbuatan itu adalah dosa, termasuklah dosa besar. Apabila tua baru mereka ingin bertaubat dan menumpukan sepenuh masa dan tenaga untuk beribadat. Kononnya ketika usia tua nafsu untuk melakukan perbuatan dosa sudah tiada lagi. Mereka telah puas menikmati kehidupan di dunia, dan tambahan pula tenaga telah berkurangan. Angan-angan mereka itu semata-mata didorong oleh syaitan.
Sesungguhnya sikap bertangguh dalam hal apa sekalipun tidak mendatangkan kebaikan, melainkan bertangguh daripada melakukan kemungkaran. Sesiapa menangguhkan niat melakukan kemungkaran, pada dirinya sudah mendapat satu kebaikan. Individu yang berjaya menangguhkan diri daripada melakukan kemungkaran, dia tidak menghadapi kesukaran untuk terus mengelakkan diri daripada melakukan kemungkaran itu.
Janganlah bertangguh lagi untuk melakukan perkara kebaikan. Rebutlah setiap kesempatan masa masih hidup ini untuk mengabdikan diri kepada Allah, melaksanakan apa yang disuruh dan menjauhkan apa dilarang. Orang yang berjaya ialah orang yang mementingkan penggunaan masa dan memenuhi masa seharian dengan bekerja dan membaca yang dapat menambah ilmu bagi mendapat kehidupan yang lebih baik.
Orang yang mengurus masa dengan baik sentiasa mengharapkan sesuatu yang lebih baik dalam hidupnya. Setiap masa yang berlalu bermakna semakin banyak perkara kebaikan telah dilakukan dan semakin banyak pula bekalan hidupnya di akhirat. Beruntunglah sesiapa berjaya mengurus masa dengan baik kerana dia tidak terjerumus dalam melakukan perkara sia-sia. Perbuatan sia-sia bukan saja tidak mendatangkan kebaikan, tetapi menambah lagi beban dosa yang terpaksa ditanggung.
Sebab itu Syaidina Umar menasihatkan seluruh orang Islam agar mementingkan peningkatan kebaikan dalam kehidupan seharian. Kata-kata beliau yang paling hikmah berkaitan nilai kehidupan berbunyi: "Celakalah bagi orang Muslim yang hari ini lebih buruk dari hari semalam dan hari esoknya lebih buruk dari hari ini. "
Imam Hasan al-Bana pula mengungkapkan: "Waktu adalah kehidupan. Kehidupan manusia adalah waktu yang dilaluinya dari mula dia lahir hingga meninggal dunia."
Oleh itu sesiapa mensia-siakan masa bermakna dia telah mensia-siakan kehidupannya atau menghabiskan sebahagian daripada nyawanya tanpa mendapat sebarang manfaat. Mereka itulah orang yang rugi hidup di dunia ini, yang menghabiskan masa hidup tidak ubah seperti binatang, hanya memuaskan nafsu semata-mata.
Sesungguhnya Allah akan mempersoalkan di akhirat nanti masa yang kita habiskan di dunia ini. Jadi, menguruskan masa adalah satu amanah daripada Allah yang perlu dilakukan oleh setiap orang. Allah memberi peringatan agar sentiasa membuat persediaan untuk hari esok.
Firman Allah bermaksud: "Wahai orang beriman, hendaklah bertawakal kepada Allah dan buatlah perhitungan untuk menyahut kedatangan hari esoknya (hari kiamat). Dan (sekali lagi diingatkan) bertakwallah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat meliputi pengetahuan-Nya segala yang apa kamu kerjakan." - (Surah al-Hasyr, ayat 71).
Sebaik-baik Muslim ialah yang berjaya menguruskan masa dengan baik. Dia beroleh kejayaan hidup di dunia dan akhirat di atas kebijaksanaan menguruskan masa dengan perkara takwa dan keimanan
Biarpun pintu taubat sentiasa terbuka, namun ada batasan waktunya. Taubat hanya diterima selagi nyawa belum sempai di halkum atau ketika hampir sangat dengan kematian.
Sabda Rasulullah bermaksud: Sesungguhnya Allah tetap menerima taubat hamba-Nya, selagi nyawa belum sampai di halkum (yakni belum sakaratulmaut). - (Hadis riwayat Tarmizi).
Ramai orang menangguh-nangguhkan taubat disebabkan ingin menunggu usia tua. Semasa usia muda mereka ingin melakukan segala macam perkara yang mendatangkan keseronokan dan kepuasan. Kebanyakan perbuatan itu adalah dosa, termasuklah dosa besar. Apabila tua baru mereka ingin bertaubat dan menumpukan sepenuh masa dan tenaga untuk beribadat. Kononnya ketika usia tua nafsu untuk melakukan perbuatan dosa sudah tiada lagi. Mereka telah puas menikmati kehidupan di dunia, dan tambahan pula tenaga telah berkurangan. Angan-angan mereka itu semata-mata didorong oleh syaitan.
Sesungguhnya sikap bertangguh dalam hal apa sekalipun tidak mendatangkan kebaikan, melainkan bertangguh daripada melakukan kemungkaran. Sesiapa menangguhkan niat melakukan kemungkaran, pada dirinya sudah mendapat satu kebaikan. Individu yang berjaya menangguhkan diri daripada melakukan kemungkaran, dia tidak menghadapi kesukaran untuk terus mengelakkan diri daripada melakukan kemungkaran itu.
Janganlah bertangguh lagi untuk melakukan perkara kebaikan. Rebutlah setiap kesempatan masa masih hidup ini untuk mengabdikan diri kepada Allah, melaksanakan apa yang disuruh dan menjauhkan apa dilarang. Orang yang berjaya ialah orang yang mementingkan penggunaan masa dan memenuhi masa seharian dengan bekerja dan membaca yang dapat menambah ilmu bagi mendapat kehidupan yang lebih baik.
Orang yang mengurus masa dengan baik sentiasa mengharapkan sesuatu yang lebih baik dalam hidupnya. Setiap masa yang berlalu bermakna semakin banyak perkara kebaikan telah dilakukan dan semakin banyak pula bekalan hidupnya di akhirat. Beruntunglah sesiapa berjaya mengurus masa dengan baik kerana dia tidak terjerumus dalam melakukan perkara sia-sia. Perbuatan sia-sia bukan saja tidak mendatangkan kebaikan, tetapi menambah lagi beban dosa yang terpaksa ditanggung.
Sebab itu Syaidina Umar menasihatkan seluruh orang Islam agar mementingkan peningkatan kebaikan dalam kehidupan seharian. Kata-kata beliau yang paling hikmah berkaitan nilai kehidupan berbunyi: "Celakalah bagi orang Muslim yang hari ini lebih buruk dari hari semalam dan hari esoknya lebih buruk dari hari ini. "
Imam Hasan al-Bana pula mengungkapkan: "Waktu adalah kehidupan. Kehidupan manusia adalah waktu yang dilaluinya dari mula dia lahir hingga meninggal dunia."
Oleh itu sesiapa mensia-siakan masa bermakna dia telah mensia-siakan kehidupannya atau menghabiskan sebahagian daripada nyawanya tanpa mendapat sebarang manfaat. Mereka itulah orang yang rugi hidup di dunia ini, yang menghabiskan masa hidup tidak ubah seperti binatang, hanya memuaskan nafsu semata-mata.
Sesungguhnya Allah akan mempersoalkan di akhirat nanti masa yang kita habiskan di dunia ini. Jadi, menguruskan masa adalah satu amanah daripada Allah yang perlu dilakukan oleh setiap orang. Allah memberi peringatan agar sentiasa membuat persediaan untuk hari esok.
Firman Allah bermaksud: "Wahai orang beriman, hendaklah bertawakal kepada Allah dan buatlah perhitungan untuk menyahut kedatangan hari esoknya (hari kiamat). Dan (sekali lagi diingatkan) bertakwallah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat meliputi pengetahuan-Nya segala yang apa kamu kerjakan." - (Surah al-Hasyr, ayat 71).
Sebaik-baik Muslim ialah yang berjaya menguruskan masa dengan baik. Dia beroleh kejayaan hidup di dunia dan akhirat di atas kebijaksanaan menguruskan masa dengan perkara takwa dan keimanan
Memotong Kuku Ketika Haid, Mencukur Bulu Kaki, Bercakap Ketika Azan
Soalan:
1. Apakah hukum memotong kuku ketika dalam haid?
2. Apakah hukumnya mencukur bulu kaki?
3. Apakah hukumnya bercakap-cakap ketika azan?
Jawapan:
1. Memotong kuku dan rambut dibolehkan ketika haid (Sabiq, 2000: I: 52).
2. Begitu juga mencukur atau membuang bulu yang tidak sesuai bagi seseorang wanita dibolehkan.
3. Disunatkan bagi mereka yang mendengar azan untuk turut mengulangi laungan azan dengan perlahan-perlahan kecuali ucapan “hayya alal-solah” dan “hayya alal-falah” dengan “la hawla wala quwwata illa billah”. Ia adalah sebahagian zikir dan mendapat pahala sunat. Manakala perbuatan bercakap-cakap ketika azan adalah makruh.
1. Apakah hukum memotong kuku ketika dalam haid?
2. Apakah hukumnya mencukur bulu kaki?
3. Apakah hukumnya bercakap-cakap ketika azan?
Jawapan:
1. Memotong kuku dan rambut dibolehkan ketika haid (Sabiq, 2000: I: 52).
2. Begitu juga mencukur atau membuang bulu yang tidak sesuai bagi seseorang wanita dibolehkan.
3. Disunatkan bagi mereka yang mendengar azan untuk turut mengulangi laungan azan dengan perlahan-perlahan kecuali ucapan “hayya alal-solah” dan “hayya alal-falah” dengan “la hawla wala quwwata illa billah”. Ia adalah sebahagian zikir dan mendapat pahala sunat. Manakala perbuatan bercakap-cakap ketika azan adalah makruh.
13 Wasiat Rasulullah SAW kepada Saidina Ali Abu Talib
Rasulullah SAW ada menyampaikan pesanan dan wasiat kepada isteri, anak, kaum kerabat dan umat Islam seluruhnya. Namun antara wasiat yang menarik dan boleh dijadikan bahan renungan bersama ialah wasiatnya kepada menantu baginda, Saidina Ali Abu Talib.
Sungguhpun wasiat itu khusus kepada Ali, namun kita sebagai muslim dan muslimah, perlu menjadikannya sebagai iktibar lalu menjadikannya amalan. Larangan dan suruhan Rasulullah saw melalui wasiat itu, adalah juga untuk kaum muslimin dan muslimat. Malah, boleh dikatakan semua perkara dalam wasiat itu adalah ciri-ciri utama orang beriman.
Berikut adalah antara wasiat Nabi kepada Ali seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas: Ibnu Abbas meriwayatkan, bahawa Ali Abu Talib berkata: "Pada hari perkahwinan dengan Fatimah, Rasulullah saw bersabda kepadaku, mengutarakan tiga belas wasiat khusus untukku"
1. Wahai Ali, takutilah engkau daripada memasuki tempat mandi (hammam) tanpa memakai kain separas pinggang. Bahawasanya barangsiapa memasuki tempat mandi tanpa kain separas pinggang, maka dia mendapat laknat (mal'un).
2. Wahai Ali, janganlah engkau ‘memakai cincin di jari telunjuk dan di jari tengah'. Sesungguhnya itu adalah apa yang dilakukan oleh kaum Lut.
3. Wahai Ali, sesungguhnya Allah mengagumi hamba-Nya yang melafazkan istighfar :
"Rabighfirli fainnahu la yaghfirul-zunuba illa Anta"
(Tuhanku, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampunkan dosa melainkan Engkau).
Allah lalu berfirman: "Hai malaikat-Ku, sesungguhnya hamba-Ku ini mengetahui bahawasanya tiada yang mengampunkan dosa melainkan Aku. Hai malaikat-Ku: Jadilah saksi, bahawasanya aku telah mengampuni dia".
4. Wahai Ali, takutilah engkau daripada berdusta. Bahawasanya berdusta itu menghitamkan muka dan disuratkan oleh Allah sebagai kazzab (pendusta). Dan, bahawasanya benar itu memutihkan muka dan disuratkan oleh Allah sebagai sadiq. Ketahuilah engkau, bahawasanya sidq (benar) itu berkat dan kizb (dusta) itu celaka.
5. Wahai Ali, peliharalah diri engkau daripada mengumpat dan mengadu-dumba. Bahawasanya orang berbuat demikian itu diwajibkan ke atasnya seksaan kubur dan menjadi penghalang kepadanya di pintu syurga.
6. Wahai Ali, janganlah engkau bersumpah dengan nama Allah, sama ada dusta atau benar, kecuali dalam keadaan darurat, dan janganlah jadikan Allah permainan sumpah engkau. Sesungguhnya Allah tidak menyucikan dan tidak mengasihani orang yang bersumpah dusta dengan nama-Nya.
7. Wahai Ali, janganlah engkau mencita-citakan rezeki untuk hari esok. Bahawasanya Allah mendatangkan rezeki engkau setiap hari.
8. Wahai Ali, takutilah engkau daripada berbantah-bantah dan berkelahi dengan maki-hamun dan sumpah-seranah. Bahawasanya perbuatan itu pada awalnya jahil dan pada akhirnya penyesalan.
9. Wahai Ali, sentiasalah engkau bersugi dan mencolek (mencungkil) gigi. Bahawasanya bersugi itu menyucikan mulut, mencerahkan mata dan diredai Allah, manakala mencolek gigi itu dikasihi malaikat kerana malaikat amat tidak senang dengan bau mulut kerana sisa-sisa makanan di celah gigi tidak dicolek selepas makan.
10. Wahai Ali, janganlah engkau melayani rasa marah. Apabila timbul rasa marah, duduklah engkau dan fikirkanlah mengenai kekuasaan dan kesabaran Allah Taala ke atas hamba-Nya. Pertahankah diri engkau daripada dikuasai kemarahan dan kembalilah engkau kepada kesabaran.
11. Wahai Ali, perhitungkanlah (tahassub) kurniaan Allah yang telah engkau nafkahkan untuk diri engkau dan keluarga engkau, nescaya engkau peroleh peruntukan daripada Allah.
12. Wahai Ali, apa yang engkau benci pada diri engkau, maka engkau bencikan juga pada diri saudara engkau dan apa yang engkau kasih pada diri engkau maka engkau kasihkan juga pada diri saudara engkau, yakni engkau hendaklah berlaku adil dalam memberi hukuman. Dengan itu, engkau dikasihi seluruh isi langit dan bumi.
13. Wahai Ali, perbaikkanlah perhubungan di antara penduduk (jiran) sekampung dan antara ahli rumah engkau. Hiduplah dengan mereka sekaliannya dengan rasa persahabatan dan kekeluargaan, nescaya disuratkan darjat yang tinggi bagi engkau.
Wahai Ali, peliharakanlah pesananku (wasiatku). Engkau akan peroleh kemenangan dan kelepasan. InsyaAllah. Islam pada awalnya asing dan akan kembali terasing, maka berbahagialah kiranya bagi yang terasing.
Posted By: atiradahilsam
Sungguhpun wasiat itu khusus kepada Ali, namun kita sebagai muslim dan muslimah, perlu menjadikannya sebagai iktibar lalu menjadikannya amalan. Larangan dan suruhan Rasulullah saw melalui wasiat itu, adalah juga untuk kaum muslimin dan muslimat. Malah, boleh dikatakan semua perkara dalam wasiat itu adalah ciri-ciri utama orang beriman.
Berikut adalah antara wasiat Nabi kepada Ali seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas: Ibnu Abbas meriwayatkan, bahawa Ali Abu Talib berkata: "Pada hari perkahwinan dengan Fatimah, Rasulullah saw bersabda kepadaku, mengutarakan tiga belas wasiat khusus untukku"
1. Wahai Ali, takutilah engkau daripada memasuki tempat mandi (hammam) tanpa memakai kain separas pinggang. Bahawasanya barangsiapa memasuki tempat mandi tanpa kain separas pinggang, maka dia mendapat laknat (mal'un).
2. Wahai Ali, janganlah engkau ‘memakai cincin di jari telunjuk dan di jari tengah'. Sesungguhnya itu adalah apa yang dilakukan oleh kaum Lut.
3. Wahai Ali, sesungguhnya Allah mengagumi hamba-Nya yang melafazkan istighfar :
"Rabighfirli fainnahu la yaghfirul-zunuba illa Anta"
(Tuhanku, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampunkan dosa melainkan Engkau).
Allah lalu berfirman: "Hai malaikat-Ku, sesungguhnya hamba-Ku ini mengetahui bahawasanya tiada yang mengampunkan dosa melainkan Aku. Hai malaikat-Ku: Jadilah saksi, bahawasanya aku telah mengampuni dia".
4. Wahai Ali, takutilah engkau daripada berdusta. Bahawasanya berdusta itu menghitamkan muka dan disuratkan oleh Allah sebagai kazzab (pendusta). Dan, bahawasanya benar itu memutihkan muka dan disuratkan oleh Allah sebagai sadiq. Ketahuilah engkau, bahawasanya sidq (benar) itu berkat dan kizb (dusta) itu celaka.
5. Wahai Ali, peliharalah diri engkau daripada mengumpat dan mengadu-dumba. Bahawasanya orang berbuat demikian itu diwajibkan ke atasnya seksaan kubur dan menjadi penghalang kepadanya di pintu syurga.
6. Wahai Ali, janganlah engkau bersumpah dengan nama Allah, sama ada dusta atau benar, kecuali dalam keadaan darurat, dan janganlah jadikan Allah permainan sumpah engkau. Sesungguhnya Allah tidak menyucikan dan tidak mengasihani orang yang bersumpah dusta dengan nama-Nya.
7. Wahai Ali, janganlah engkau mencita-citakan rezeki untuk hari esok. Bahawasanya Allah mendatangkan rezeki engkau setiap hari.
8. Wahai Ali, takutilah engkau daripada berbantah-bantah dan berkelahi dengan maki-hamun dan sumpah-seranah. Bahawasanya perbuatan itu pada awalnya jahil dan pada akhirnya penyesalan.
9. Wahai Ali, sentiasalah engkau bersugi dan mencolek (mencungkil) gigi. Bahawasanya bersugi itu menyucikan mulut, mencerahkan mata dan diredai Allah, manakala mencolek gigi itu dikasihi malaikat kerana malaikat amat tidak senang dengan bau mulut kerana sisa-sisa makanan di celah gigi tidak dicolek selepas makan.
10. Wahai Ali, janganlah engkau melayani rasa marah. Apabila timbul rasa marah, duduklah engkau dan fikirkanlah mengenai kekuasaan dan kesabaran Allah Taala ke atas hamba-Nya. Pertahankah diri engkau daripada dikuasai kemarahan dan kembalilah engkau kepada kesabaran.
11. Wahai Ali, perhitungkanlah (tahassub) kurniaan Allah yang telah engkau nafkahkan untuk diri engkau dan keluarga engkau, nescaya engkau peroleh peruntukan daripada Allah.
12. Wahai Ali, apa yang engkau benci pada diri engkau, maka engkau bencikan juga pada diri saudara engkau dan apa yang engkau kasih pada diri engkau maka engkau kasihkan juga pada diri saudara engkau, yakni engkau hendaklah berlaku adil dalam memberi hukuman. Dengan itu, engkau dikasihi seluruh isi langit dan bumi.
13. Wahai Ali, perbaikkanlah perhubungan di antara penduduk (jiran) sekampung dan antara ahli rumah engkau. Hiduplah dengan mereka sekaliannya dengan rasa persahabatan dan kekeluargaan, nescaya disuratkan darjat yang tinggi bagi engkau.
Wahai Ali, peliharakanlah pesananku (wasiatku). Engkau akan peroleh kemenangan dan kelepasan. InsyaAllah. Islam pada awalnya asing dan akan kembali terasing, maka berbahagialah kiranya bagi yang terasing.
Posted By: atiradahilsam
Dasar Kerja Orang Bekerja
Dari Imran r.a katanya, saya bertanya: "Ya Rasulullah, apa dasar kerja orang yang bekerja?” Baginda menjawab: "Setiap orang dimudahkan mengerjakan apa yang dia telah diciptakan untuk itu.”
- (al-Bukhari)
Huraian:
Manusia adalah makhluk yang bekerja. Bahkan manusia tidak akan mendapatkan suatu apa pun kecuali apa yang diusahakannya sendiri. Oleh itu tidaklah menghairankan jika kita juga sering mendengar bahawa masuk syurga atau neraka itu sangat ditentukan oleh amal atau perbuatan seseorang, pekerjaannya atau usahanya ketika di dunia.
Aspek-aspek kerja dalam Islam sesungguhnya terkandung dalam bentuk yang sangat luas mencakupi seluruh kehidupan itu sendiri, ia bersifat fizikal, intelektual dan juga spiritual. Apa yang ditekankan oleh Islam ialah supaya kita bekerja atau berusaha untuk kebaikan dan dengan cara yang baik kerana orang yang beriman dan bekerja dengan baik, Allah S.W.T akan memberinya kehidupan yang baik.
Sesungguhnya kerja dengan amal mempunyai terjemahan yang sama di dalam Islam meskipun masyarakat mengenalinya dari sudut yang berbeza. Amal seringkali diberi makna pada tindakan atau kerja kebajikan sedangkan kerja dikategorikan pada tindakan manusia yang menghasilkan upah atau gaji dalam bentuk wang mahupun material dan sebagainya yang bersifat ekonomi untuk menjaga kelangsungan hidup bagi diri sendiri atau orang-orang yang di bawah tanggungjawabnya.
Dalam Islam, dasar kerja atau amal adalah niat yang akan membezakan sama ada sesuatu tindakan itu berupa kebajikan atau tidak dan Allah menegaskan bahawa adalah menjadi satu kewajiban kepada kita untuk melakukan yang terbaik dalam memikul amanah dan tanggungjawab kerana Allah tidak akan memberatkan seseorang dengan sesuatu yang tidak mampu dilakukannya.
Oleh sebab itu seseorang itu dikurniakan Allah kelebihan yang tersendiri dan untuk itu dia akan dimudahkan mengerjakan apa yang dia telah mahir (tahu) tentang sesuatu.
- (al-Bukhari)
Huraian:
Manusia adalah makhluk yang bekerja. Bahkan manusia tidak akan mendapatkan suatu apa pun kecuali apa yang diusahakannya sendiri. Oleh itu tidaklah menghairankan jika kita juga sering mendengar bahawa masuk syurga atau neraka itu sangat ditentukan oleh amal atau perbuatan seseorang, pekerjaannya atau usahanya ketika di dunia.
Aspek-aspek kerja dalam Islam sesungguhnya terkandung dalam bentuk yang sangat luas mencakupi seluruh kehidupan itu sendiri, ia bersifat fizikal, intelektual dan juga spiritual. Apa yang ditekankan oleh Islam ialah supaya kita bekerja atau berusaha untuk kebaikan dan dengan cara yang baik kerana orang yang beriman dan bekerja dengan baik, Allah S.W.T akan memberinya kehidupan yang baik.
Sesungguhnya kerja dengan amal mempunyai terjemahan yang sama di dalam Islam meskipun masyarakat mengenalinya dari sudut yang berbeza. Amal seringkali diberi makna pada tindakan atau kerja kebajikan sedangkan kerja dikategorikan pada tindakan manusia yang menghasilkan upah atau gaji dalam bentuk wang mahupun material dan sebagainya yang bersifat ekonomi untuk menjaga kelangsungan hidup bagi diri sendiri atau orang-orang yang di bawah tanggungjawabnya.
Dalam Islam, dasar kerja atau amal adalah niat yang akan membezakan sama ada sesuatu tindakan itu berupa kebajikan atau tidak dan Allah menegaskan bahawa adalah menjadi satu kewajiban kepada kita untuk melakukan yang terbaik dalam memikul amanah dan tanggungjawab kerana Allah tidak akan memberatkan seseorang dengan sesuatu yang tidak mampu dilakukannya.
Oleh sebab itu seseorang itu dikurniakan Allah kelebihan yang tersendiri dan untuk itu dia akan dimudahkan mengerjakan apa yang dia telah mahir (tahu) tentang sesuatu.
Monday, May 4, 2009
Siapakah Kita?
1. Siapakah orang yang sombong?
Orang yang sombong itu ialah orang yang diberi penghidupan tetapi tidak mahu sujud pada yang menjadikan kehidupan itu, iaitu Allah swt, Tuhan sekelian alam.
2. Siapakah orang yang telah mati hatinya?
Orang itu ialah orang yang diberi petunjuk melalui ayat-ayat Al-Quran, hadis dan cerita-cerita kebaikan namun tidak ada apa-apa kesan di dalam jiwanya untuk bertaubat.
3. Siapakah orang dungu?
Orang itu ialah orang yang tidak mahu melakukan ibadat tetapi menyangka bahawa Allah SWT tidak akan menyeksanya atas kelalaian tersebut dan sering merasa tenang dengan kemaksiatannya.
4. Siapakah orang yang kuat?
Orang itu ialah orang yang dapat menahan kemarahannya ketika ia sedang marah.
5. Siapakah orang yang lemah?
Orang itu ialah orang yang melihat kemaksiatan di depan matanya tetapi tidak sedikit pun ada kebencian di dalam hatinya atas kemungkaran itu.
6. Siapakah orang yang bakhil?
Orang itu ialah orang yang berat lidahnya untuk membaca selawat ke atas Nabi Muhammad SAW ketika nama baginda disebut.
7. Siapakah orang yang buta?
Orang itu ialah orang yang tidak mahu membaca dan meneliti kebesaran Al-Quran dan tidak mahu mengambil pengajaran daripadanya.
8. Siapakah orang yang tuli?
Orang itu ialah orang yang diberi nasihat dan pengajaran yang baik namun tidak mengendahkannya.
9. Siapakah orang yang sibuk?
Orang itu ialah orang yang tidak mengambil berat waktu solatnya seolah-olah ia mempunyai kerajaan seperti kerajaan Nabi Sulaiman as.
10. Siapakah orang yang manis senyumannya?
Orang itu ialah orang yang ditimpa musibah lalu ia berkata ” Innalillah hiwainna ila hirajiun” dan turut berkata, ” Ya Rabbi, aku redha dengan ketentuanmu ini” sambil mengukir senyuman.
11. Siapakah orang yang menangis air mata mutiara?
Orang itu ialah orang sedang bersendiri lalu mengingat akan kebesaran Tuhan dan menyesal akan dosa-dosanya lalu mengalir air matanya.
12. Siapakah orang yang kaya?
Orang itu ialah orang yang bersyukur dengan apa yang ada dan tidak haloba akan kenikmatan dunia yang sementara ini
Orang yang sombong itu ialah orang yang diberi penghidupan tetapi tidak mahu sujud pada yang menjadikan kehidupan itu, iaitu Allah swt, Tuhan sekelian alam.
2. Siapakah orang yang telah mati hatinya?
Orang itu ialah orang yang diberi petunjuk melalui ayat-ayat Al-Quran, hadis dan cerita-cerita kebaikan namun tidak ada apa-apa kesan di dalam jiwanya untuk bertaubat.
3. Siapakah orang dungu?
Orang itu ialah orang yang tidak mahu melakukan ibadat tetapi menyangka bahawa Allah SWT tidak akan menyeksanya atas kelalaian tersebut dan sering merasa tenang dengan kemaksiatannya.
4. Siapakah orang yang kuat?
Orang itu ialah orang yang dapat menahan kemarahannya ketika ia sedang marah.
5. Siapakah orang yang lemah?
Orang itu ialah orang yang melihat kemaksiatan di depan matanya tetapi tidak sedikit pun ada kebencian di dalam hatinya atas kemungkaran itu.
6. Siapakah orang yang bakhil?
Orang itu ialah orang yang berat lidahnya untuk membaca selawat ke atas Nabi Muhammad SAW ketika nama baginda disebut.
7. Siapakah orang yang buta?
Orang itu ialah orang yang tidak mahu membaca dan meneliti kebesaran Al-Quran dan tidak mahu mengambil pengajaran daripadanya.
8. Siapakah orang yang tuli?
Orang itu ialah orang yang diberi nasihat dan pengajaran yang baik namun tidak mengendahkannya.
9. Siapakah orang yang sibuk?
Orang itu ialah orang yang tidak mengambil berat waktu solatnya seolah-olah ia mempunyai kerajaan seperti kerajaan Nabi Sulaiman as.
10. Siapakah orang yang manis senyumannya?
Orang itu ialah orang yang ditimpa musibah lalu ia berkata ” Innalillah hiwainna ila hirajiun” dan turut berkata, ” Ya Rabbi, aku redha dengan ketentuanmu ini” sambil mengukir senyuman.
11. Siapakah orang yang menangis air mata mutiara?
Orang itu ialah orang sedang bersendiri lalu mengingat akan kebesaran Tuhan dan menyesal akan dosa-dosanya lalu mengalir air matanya.
12. Siapakah orang yang kaya?
Orang itu ialah orang yang bersyukur dengan apa yang ada dan tidak haloba akan kenikmatan dunia yang sementara ini
Keep Going
On the other side of the challenge, there is a great reward. Keep going!
When you've made the effort and cannot yet see the result, keep going! The very next step could be the one that brings you across the finish line.
When you become weary, remind yourself why you started in the first place. Connect with your true purpose, and feel the energy begin to flow through you again.
Smile and laugh and have a good time on the journey. Be kind and considerate, thoughtful and helpful, and your load will feel lighter, your steps will come more quickly.
As long as you keep going, every inch of progress will make you stronger. Every moment will bring you closer to the goal.
Consider what a joy and a privilege it is to be able to make a difference. Feel that joy, keep going, and make your world brighter with each step you take.
When you've made the effort and cannot yet see the result, keep going! The very next step could be the one that brings you across the finish line.
When you become weary, remind yourself why you started in the first place. Connect with your true purpose, and feel the energy begin to flow through you again.
Smile and laugh and have a good time on the journey. Be kind and considerate, thoughtful and helpful, and your load will feel lighter, your steps will come more quickly.
As long as you keep going, every inch of progress will make you stronger. Every moment will bring you closer to the goal.
Consider what a joy and a privilege it is to be able to make a difference. Feel that joy, keep going, and make your world brighter with each step you take.