Mendidik ketika kecil, umpama mengukir di atas batu.
Manakala mendidik ketika dewasa, bagai mengukir di atas air.
- Pepatah Arab
Ertinya:
Untuk menanam bibit-bibit kebaikan hendaklah kita lakukan semasa anak-anak masih kecil.
Mendidik anak-anak bagai menanam benih pokok. Hari ini kita tanam, kita bajai dan kita siram ... apa yang kita dapat? Ya, hanya benih yang basah.
Tetapi setelah berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan malah bertahun-tahun, barulah anak benih itu membesar menjadi pokok yang besar, berdahan, berdaun, berputik dan akhirnya berbuah. Semuanya berlaku mengikut proses yang bertahap-tahap mematuhi hukum sunnatullah.
Begitu jualah pertumbuhan sifat-sifat dalam diri anak-anak kita. Mendidik secara perlahan-lahan tetapi istiqamah. Minta bantuan Allah. Berdoa, jangan dilupa. Usaha dan tawakal mesti seiringan.
Usaha tanpa tawakal, itu sombong.
Tawakal tanpa usaha, itu angan-angan kosong!
Dipetik dari Majalah Solusi
Author: Rashidah Mustaffa
Tuesday, April 26, 2011
Make It, Don't Take It
If you attempt to get what you want by taking it from others, you'll come up against strong resistance. Yes, it can be done, but why even bother? Even if you're able to do it, you can only take what is already there.
Instead, seek to create something new, and the possibilities are unlimited.
When you try to take what you want, people resist you. Yet when you resolve to make what you want, you gain the support of others who can feel the power of your creative dream.
The choice is yours.
If you're selling products, you can fight for a piece of the market share, or you can create your own market by offering a unique benefit that no one else can match.
If you're being considered for a promotion, you can try to "put down" the others who are being considered, or you can put that effort into improving your own performance.
Whatever you take from others can also be taken away from you.
Whatever you make is always yours.
- Ralph Marston
Instead, seek to create something new, and the possibilities are unlimited.
When you try to take what you want, people resist you. Yet when you resolve to make what you want, you gain the support of others who can feel the power of your creative dream.
The choice is yours.
If you're selling products, you can fight for a piece of the market share, or you can create your own market by offering a unique benefit that no one else can match.
If you're being considered for a promotion, you can try to "put down" the others who are being considered, or you can put that effort into improving your own performance.
Whatever you take from others can also be taken away from you.
Whatever you make is always yours.
- Ralph Marston
Labels:
The Daily Motivator
BERUBAT DENGAN BOMOH SIAM
Soalan;
Apakah salah dan dianggap syirik jika seseorang itu telah berusaha banyak kali dengan cara Islam untuk berubat membuang sihir tetapi tidak sembuh, dia mengambil keputusan untuk melalui cara Siam untuk membuang sihir tersebut dan mendapatkan bantuan seorang yang bukan Islam yang berubat dengan cara Siam setelah dia mengetahui sihir ke atasnya adalah menggunakan cara Siam TETAPI yakin dan percaya sepenuh hati perawatan yang beliau akan lalui dan alami adalah Allah yang akan membantu dan mengizinkan?
Jawapan;
Keyakinan kepada Allah mesti diterjemahkan melalui keyakinan hati, lidah dan juga anggota (yakni amalan, perbuatan dan tindakan). Yakinlah kepada Allah dan berikhtiarlah tanpa mendatangkan kemurkaan Allah dengan bertandang ke tempat yang tidak diredhaiNya.
Rasulullah s.a.w. pernah ditanya tentang hukum berubat dengan arak. Lalu baginda menjawab; “Arak bukan ubat, tetapi penyakit.”
- (HR Imam Muslim dari Wail al-Hadrami).
Perhatikan, walaupun di sisi manusia arak mungkin boleh menjadi ubat menyembuhkan setengah penyakit, namun kerana ia di sisi Allah adalah haram, maka Rasulullah s.a.w. bertegas mengatakan - Ia bukan ubat tetapi penyakit.
Jika benar kita yakin kepada Allah, kita perlu yakin juga bahawa Allah tidak akan menjadikan penyembuhan ada pada perkara yang Ia murkai, apatah lagi yang mensyirikkanNya.
Berikhtiarlah dengan cara yang halal, jangan berputus asa, InsyaAllah kesembuhan akan diberi Allah; kesembuhan badan dan pada masa yang sama aqidah juga selamat. Tiada guna tubuh sihat tetapi aqidah kita sakit.
Wallahu a'lam.
Posted by USTAZ AHMAD ADNAN FADZIL
Apakah salah dan dianggap syirik jika seseorang itu telah berusaha banyak kali dengan cara Islam untuk berubat membuang sihir tetapi tidak sembuh, dia mengambil keputusan untuk melalui cara Siam untuk membuang sihir tersebut dan mendapatkan bantuan seorang yang bukan Islam yang berubat dengan cara Siam setelah dia mengetahui sihir ke atasnya adalah menggunakan cara Siam TETAPI yakin dan percaya sepenuh hati perawatan yang beliau akan lalui dan alami adalah Allah yang akan membantu dan mengizinkan?
Jawapan;
Keyakinan kepada Allah mesti diterjemahkan melalui keyakinan hati, lidah dan juga anggota (yakni amalan, perbuatan dan tindakan). Yakinlah kepada Allah dan berikhtiarlah tanpa mendatangkan kemurkaan Allah dengan bertandang ke tempat yang tidak diredhaiNya.
Rasulullah s.a.w. pernah ditanya tentang hukum berubat dengan arak. Lalu baginda menjawab; “Arak bukan ubat, tetapi penyakit.”
- (HR Imam Muslim dari Wail al-Hadrami).
Perhatikan, walaupun di sisi manusia arak mungkin boleh menjadi ubat menyembuhkan setengah penyakit, namun kerana ia di sisi Allah adalah haram, maka Rasulullah s.a.w. bertegas mengatakan - Ia bukan ubat tetapi penyakit.
Jika benar kita yakin kepada Allah, kita perlu yakin juga bahawa Allah tidak akan menjadikan penyembuhan ada pada perkara yang Ia murkai, apatah lagi yang mensyirikkanNya.
Berikhtiarlah dengan cara yang halal, jangan berputus asa, InsyaAllah kesembuhan akan diberi Allah; kesembuhan badan dan pada masa yang sama aqidah juga selamat. Tiada guna tubuh sihat tetapi aqidah kita sakit.
Wallahu a'lam.
Posted by USTAZ AHMAD ADNAN FADZIL
Labels:
soal jawab agama
Thursday, April 21, 2011
Hostility And Understanding
Much of the hostility we encounter is due to ignorance and misunderstanding. Often times, when each side develops a better understanding of the other, there is no more cause for anger.
The next time you're confronted with hostility, take the time to explain yourself -- clearly, patiently, sincerely, and without bitterness or sarcasm. And put yourself in the other person's shoes. Endeavor to understand their perspective.
How you react to hostility is up to you. You can escalate the fight to the point where nobody wins. Or, you can seek to give, and to gain, understanding.
Understanding serves to cool the anger. It can reveal common grounds for agreement and cooperation.
Yes, there are some people who just want to be angry, no matter what. But there are many others who just want to be understood.
-Ralph Marston
The next time you're confronted with hostility, take the time to explain yourself -- clearly, patiently, sincerely, and without bitterness or sarcasm. And put yourself in the other person's shoes. Endeavor to understand their perspective.
How you react to hostility is up to you. You can escalate the fight to the point where nobody wins. Or, you can seek to give, and to gain, understanding.
Understanding serves to cool the anger. It can reveal common grounds for agreement and cooperation.
Yes, there are some people who just want to be angry, no matter what. But there are many others who just want to be understood.
-Ralph Marston
Labels:
The Daily Motivator
Tambahi pahala jauhi Dosa
Hadith :
Daripada Wabisah bin Makbud, Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud:
“Adakah engkau datang kerana hendak bertanya mengenai kebajikan? Aku menjawab ‘Ya’. Maka sabdanya lagi, 'Mintalah fatwa (pertimbangan) hatimu sendiri. Kebajikan itu ialah apa yang membawa ketenangan kepada jiwa dan ketenangan hati; dosa ialah perasaan bimbang dalam jiwa serta perasaan ragu-ragu didalam dada (hati) sekalipun orang ramai telah memberi fatwa kepadamu dan sekalipun kamu telah diberi fatwa oleh mereka'.”
- Riwayat Ahmad & ad-Darami
Huraian:
1. Setiap perbuatan kebaikan atau kebajikan yang dilakukan oleh seseorang itu akan menyebabkan jiwanya menjadi tenang.
2. Orang yang melakukan berbagai kesalahan dan dosa sentiasa berada didalam keadaan serba salah, curiga dan takut diketahui oleh manusia.
3. Amal soleh yang dilakukan oleh seseorang tetap mendapat pahala, manakala kejahatan, penipuan, kemungkaran, dan sebagainya yang dilakukan akan mengundang dosa, dan membawa keresahan jiwa walaupun orang telah memberikan fatwa kepadanya.
Daripada Wabisah bin Makbud, Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud:
“Adakah engkau datang kerana hendak bertanya mengenai kebajikan? Aku menjawab ‘Ya’. Maka sabdanya lagi, 'Mintalah fatwa (pertimbangan) hatimu sendiri. Kebajikan itu ialah apa yang membawa ketenangan kepada jiwa dan ketenangan hati; dosa ialah perasaan bimbang dalam jiwa serta perasaan ragu-ragu didalam dada (hati) sekalipun orang ramai telah memberi fatwa kepadamu dan sekalipun kamu telah diberi fatwa oleh mereka'.”
- Riwayat Ahmad & ad-Darami
Huraian:
1. Setiap perbuatan kebaikan atau kebajikan yang dilakukan oleh seseorang itu akan menyebabkan jiwanya menjadi tenang.
2. Orang yang melakukan berbagai kesalahan dan dosa sentiasa berada didalam keadaan serba salah, curiga dan takut diketahui oleh manusia.
3. Amal soleh yang dilakukan oleh seseorang tetap mendapat pahala, manakala kejahatan, penipuan, kemungkaran, dan sebagainya yang dilakukan akan mengundang dosa, dan membawa keresahan jiwa walaupun orang telah memberikan fatwa kepadanya.
Labels:
hadis
Saturday, April 16, 2011
Mentera Dibolehkan Asalkan Tidak Bercampur Syirik
Hadith :
Dari ‘Auf bin Malik al-Asyja’i r.a katanya: ”Kami biasa melakukan mantera pada masa jahiliyah. Lalu kami bertanya kepada Rasulullah s.a.w: ”Ya Rasulullah! Bagaimana pendapat anda tentang mentera?” Jawab baginda: ”Peragakanlah (bacalah) menteramu itu di hadapanku. Mentera tidak ada salahnya selama tidak mengandungi syirik.”
- (Muslim)
Huraian:
Definisi perubatan Islam adalah melaksanakan amalan perubatan berdasarkan paradigma, nilai dan tatacara yang tidak bercanggahan dengan al-Quran dan al-Sunnah.
Ramai di kalangan umat Islam terkeliru dengan istilah perubatan sehingga terjebak ke dalam dunia syirik. Islam telah memberikan panduan yang jelas bahawa semua ilmu perubatan yang mengandungi sihir (jampi mentera yang melanggar syariat), bercampur dengan amalan-amalan haram (bersemah – sembelihan korban sebagai jamu) dan amalan-amalan berdamping dengan makhluk halus yang diyakini berkuasa menentukan kesembuhan penyakit adalah syirik serta amat dilarang dalam Islam.
Islam meletakkan bahawa apa-apa perubatan sekalipun samada tradisional mahupun perubatan moden semuanya hendaklah bersandarkan kepada hukum bahawa Allah adalah Maha Berkuasa dalam menetapkan penyembuhan sesuatu penyakit.
Segala macam bahan yang digunakan dalam proses perawatan tidak kira samada menggunakan teknologi perubatan yang telah dipermodenkan mahupun secara terapi tradisional adalah sekadar alat semata-mata. Dalam perkataan lain, segala kaedah dan ubatan yang digunakan hanyalah sebagai ´al-asbab´ dan kita wajib percaya bahawa makhluk tidak berkuasa ke atas sesuatu melainkan segalanya terletak pada ketentuan dan keizinan Allah S.W.T jua.
Dari ‘Auf bin Malik al-Asyja’i r.a katanya: ”Kami biasa melakukan mantera pada masa jahiliyah. Lalu kami bertanya kepada Rasulullah s.a.w: ”Ya Rasulullah! Bagaimana pendapat anda tentang mentera?” Jawab baginda: ”Peragakanlah (bacalah) menteramu itu di hadapanku. Mentera tidak ada salahnya selama tidak mengandungi syirik.”
- (Muslim)
Huraian:
Definisi perubatan Islam adalah melaksanakan amalan perubatan berdasarkan paradigma, nilai dan tatacara yang tidak bercanggahan dengan al-Quran dan al-Sunnah.
Ramai di kalangan umat Islam terkeliru dengan istilah perubatan sehingga terjebak ke dalam dunia syirik. Islam telah memberikan panduan yang jelas bahawa semua ilmu perubatan yang mengandungi sihir (jampi mentera yang melanggar syariat), bercampur dengan amalan-amalan haram (bersemah – sembelihan korban sebagai jamu) dan amalan-amalan berdamping dengan makhluk halus yang diyakini berkuasa menentukan kesembuhan penyakit adalah syirik serta amat dilarang dalam Islam.
Islam meletakkan bahawa apa-apa perubatan sekalipun samada tradisional mahupun perubatan moden semuanya hendaklah bersandarkan kepada hukum bahawa Allah adalah Maha Berkuasa dalam menetapkan penyembuhan sesuatu penyakit.
Segala macam bahan yang digunakan dalam proses perawatan tidak kira samada menggunakan teknologi perubatan yang telah dipermodenkan mahupun secara terapi tradisional adalah sekadar alat semata-mata. Dalam perkataan lain, segala kaedah dan ubatan yang digunakan hanyalah sebagai ´al-asbab´ dan kita wajib percaya bahawa makhluk tidak berkuasa ke atas sesuatu melainkan segalanya terletak pada ketentuan dan keizinan Allah S.W.T jua.
Labels:
hadis
Pain
Pain is a lesson waiting to be learned. And by paying heed to the lesson, we can transcend the pain.
If you touch a hot iron, it is painful. If you neglect to learn anything from the experience, the pain keeps coming back each time you touch the hot iron. When you learn the lesson that the pain has to teach, and avoid touching the hot iron, you never have to endure that pain again.
What can you learn from the pain in your life? In every pain there is a lesson. Sometimes it's a lesson of avoiding mistakes. Other times it is a lesson of learning to accept, value and triumph over the challenges we face.
Have you learned that you can't get something for nothing, or is your pain still trying to teach you that? Have you learned to live with purpose and focus, or are you still enduring the pain of learning that lesson?
Free yourself from pain, by learning what it has to teach.
-Ralph Marston
If you touch a hot iron, it is painful. If you neglect to learn anything from the experience, the pain keeps coming back each time you touch the hot iron. When you learn the lesson that the pain has to teach, and avoid touching the hot iron, you never have to endure that pain again.
What can you learn from the pain in your life? In every pain there is a lesson. Sometimes it's a lesson of avoiding mistakes. Other times it is a lesson of learning to accept, value and triumph over the challenges we face.
Have you learned that you can't get something for nothing, or is your pain still trying to teach you that? Have you learned to live with purpose and focus, or are you still enduring the pain of learning that lesson?
Free yourself from pain, by learning what it has to teach.
-Ralph Marston
Labels:
The Daily Motivator
Masjid pertama yang dibina oleh Rasulullah s.a.w.
Masjid Quba’ di Madinah
Orang pertama yang minum air zamzam ialah Ismail a.s.
Dua buah gua yang signifikan dalam sejarah Islam dan peristiwa yang berkaitan dengannya:
Gua Hira’ – Penurunan wahyu yang pertama kepada Nabi s.a.w.
Gua Thur – Nabi s.a.w. bersembunyi ketika Hijrah
Dipetik dari Majalah Solusi
SOALAN-SOALAN TRIVIA, FAKTA DAN INFO
Oleh Husna Hassan
Masjid Quba’ di Madinah
Orang pertama yang minum air zamzam ialah Ismail a.s.
Dua buah gua yang signifikan dalam sejarah Islam dan peristiwa yang berkaitan dengannya:
Gua Hira’ – Penurunan wahyu yang pertama kepada Nabi s.a.w.
Gua Thur – Nabi s.a.w. bersembunyi ketika Hijrah
Dipetik dari Majalah Solusi
SOALAN-SOALAN TRIVIA, FAKTA DAN INFO
Oleh Husna Hassan
Labels:
TRIVIA
Maskara Waterproof
Adakah sah wuduk seorang wanita jika dia memakai maskara jenis waterproof (kalis air)?
Ulama sepakat mengatakan sesuatu yang menghalang air sampai ke salah satu anggota wuduk hendaklah dihilangkan atau dibuang.
Imam Nawawi r.h menyebut di dalam Kitab al-Majmu’, jilid 1, muka surat 492:
“Jika terdapat pada anggota wuduk seperti lilin, tanah dan seumpamanya serta menghalang air sampai kepada anggota itu, wuduknya tidak sah samada banyak atau sedikit.”
Menurut pengkajian saya, maskara jenis ini membuatkan air tidak mengenai bulu mata. Oleh itu, jika telah berusaha menanggalkannya tetapi masih ada kesannya, ia dimaafkan insya-ALLAH.
Wallahu a’lam.
Credit: Ustaz Mohd Noor
Ulama sepakat mengatakan sesuatu yang menghalang air sampai ke salah satu anggota wuduk hendaklah dihilangkan atau dibuang.
Imam Nawawi r.h menyebut di dalam Kitab al-Majmu’, jilid 1, muka surat 492:
“Jika terdapat pada anggota wuduk seperti lilin, tanah dan seumpamanya serta menghalang air sampai kepada anggota itu, wuduknya tidak sah samada banyak atau sedikit.”
Menurut pengkajian saya, maskara jenis ini membuatkan air tidak mengenai bulu mata. Oleh itu, jika telah berusaha menanggalkannya tetapi masih ada kesannya, ia dimaafkan insya-ALLAH.
Wallahu a’lam.
Credit: Ustaz Mohd Noor
Labels:
soal jawab agama
Monday, April 11, 2011
HUKUM MELIHAT VIDEO SEKS
Soalan;
Apa hukum kita menonton video seks yang dikatakan seorang pemimpin yang hangat diperkatakan sekarang ini yang sudah ada di internet? Haruskah kita melihatnya dengan niat untuk mengetahui benar atau tidak orang yang dimaksudkan itu?
Jawapan;
Sama ada benar atau tidak, haram melihat/menontonnya. Ia tetap dengan hukum asal iaitu seorang tidak harus melihat aurat orang lain (selain suami-isteri) kecuali jika darurat seperti tujuan perawatan, mudim yang menguruskan khitan, hakim yang menghakimi kes, polis yang menjalankan siasatan dan seumpamanya. Adapun orang lain tetap dengan hukum asal iaitu haram melihat aurat orang lain.
Firman Allah; "Katakanlah kepada orang-orang beriman; hendaklah mereka menyekat pandangan mata mereka (dari memandang kepada yang haram).."
- (Surah an-Nur, ayat 30).
Orang yang upload video sebegitu, ia melakukan dosa menyebarkan kejahatan dan ia turut menanggung dosa orang lain yang melihat video tersebut.
Hendaklah kita sentiasa menjaga maruah diri dan jangan terpengaruh dengan dorongan sekeliling. Orang yang suka menyebarkan kejahatan dan tuduhan-tuduhan buruk kepada orang lain tanpa menggunakan saluran yang ditetapkan Syariat, mereka adalah orang-orang fasik yang diancam Allah dengan siksaan yang berat.
Allah SWT berfirman (bermaksud); "Sesungguhnya orang-orang yang suka berhebah tuduhan-tuduhan yang buruk dalam kalangan orang-orang yang beriman, mereka akan beroleh azab seksa yang tidak terperi sakitnya di dunia dan di akhirat; dan (ingatlah) Allah mengetahui (segala perkara) sedang kamu tidak mengetahui (yang demikian)."
- (Surah an-Nur, ayat 19).
Wallahu a'lam.
Posted by USTAZ AHMAD ADNAN FADZIL
http://ilmudanulamak.blogspot.com
Apa hukum kita menonton video seks yang dikatakan seorang pemimpin yang hangat diperkatakan sekarang ini yang sudah ada di internet? Haruskah kita melihatnya dengan niat untuk mengetahui benar atau tidak orang yang dimaksudkan itu?
Jawapan;
Sama ada benar atau tidak, haram melihat/menontonnya. Ia tetap dengan hukum asal iaitu seorang tidak harus melihat aurat orang lain (selain suami-isteri) kecuali jika darurat seperti tujuan perawatan, mudim yang menguruskan khitan, hakim yang menghakimi kes, polis yang menjalankan siasatan dan seumpamanya. Adapun orang lain tetap dengan hukum asal iaitu haram melihat aurat orang lain.
Firman Allah; "Katakanlah kepada orang-orang beriman; hendaklah mereka menyekat pandangan mata mereka (dari memandang kepada yang haram).."
- (Surah an-Nur, ayat 30).
Orang yang upload video sebegitu, ia melakukan dosa menyebarkan kejahatan dan ia turut menanggung dosa orang lain yang melihat video tersebut.
Hendaklah kita sentiasa menjaga maruah diri dan jangan terpengaruh dengan dorongan sekeliling. Orang yang suka menyebarkan kejahatan dan tuduhan-tuduhan buruk kepada orang lain tanpa menggunakan saluran yang ditetapkan Syariat, mereka adalah orang-orang fasik yang diancam Allah dengan siksaan yang berat.
Allah SWT berfirman (bermaksud); "Sesungguhnya orang-orang yang suka berhebah tuduhan-tuduhan yang buruk dalam kalangan orang-orang yang beriman, mereka akan beroleh azab seksa yang tidak terperi sakitnya di dunia dan di akhirat; dan (ingatlah) Allah mengetahui (segala perkara) sedang kamu tidak mengetahui (yang demikian)."
- (Surah an-Nur, ayat 19).
Wallahu a'lam.
Posted by USTAZ AHMAD ADNAN FADZIL
http://ilmudanulamak.blogspot.com
Labels:
soal jawab agama
The Little Things
You cannot be strong in the big, important things if you are weak in the little things.
How can you make your mark on the world, when you can't even get out of bed on time? How can you be free to pursue your vision, when you are a slave to your petty indulgences?
Success and achievement require strength. That strength comes from a moment to moment cultivation of the will.
You must first lift smaller weights if you're to build big muscles. Likewise, strength of character comes from first winning the smaller battles, the ones which challenge you every moment.
Be diligent in the little things, because they work together to make the big things.
-Ralph Marston
How can you make your mark on the world, when you can't even get out of bed on time? How can you be free to pursue your vision, when you are a slave to your petty indulgences?
Success and achievement require strength. That strength comes from a moment to moment cultivation of the will.
You must first lift smaller weights if you're to build big muscles. Likewise, strength of character comes from first winning the smaller battles, the ones which challenge you every moment.
Be diligent in the little things, because they work together to make the big things.
-Ralph Marston
Labels:
The Daily Motivator
Ukuran Iman Yang Sempurna
Hadith :
Rasulullah s.a.w bersabda yang maksudnya: ”Seseorang yang hendak berzina, tidak akan melakukan zina itu semasa ia berkeadaan sempurna imannya; dan seorang yang hendak minum arak, tidak akan minum arak tersebut semasa ia berkeadaan sempurna imannya; dan seorang yang hendak mencuri, tidak akan melakukan perbuatan itu semasa ia berkeadaan sempurna imannya; dan seorang yang hendak melakukan rompakan yang lazimnya menjadikan orang yang merompak itu memandang sahaja kepadanya, tidak akan merompak, semasa ia berkeadaan sempurna imannya.”
- Riwayat Bukhari dan Muslim
Huraian Pengajaran Hadis:
i) Orang yang tergamak melakukan perbuatan yang ditegah agama menandakan ketidaksempurnaan iman di jiwanya.
ii) Kebahagiaan hidup adalah bergantung pada pertalian keturunan yang baik, keselamatan akal dan fikiran serta harta-benda kerana keturunan yang terpelihara akan menjamin kesejahteraan keluarga dan masyarakat, akal yang sihat membolehkan seseorang itu membezakan antara yang baik dan buruk, hak dan batil serta keselamatan harta-benda itu pula membolehkan segala perancangan dilakukan dengan lancar dan sempurna.
iii) Oleh itu, Islam melarang keras daripada melakukan perbuatan zina yang boleh mencemarkan keturunan manusia, minum arak atau menagih dadah yang boleh merosakkan akal fikiran serta perbuatan mencuri yang menyebabkan kesusahan orang lain dan sebagainya.
iv) Sesungguhnya kekuatan iman itu dinilai pada sejauh mana seseorang itu dapat membendung hasutan nafsunya serta menjauhi bisikan-bisikan jahat yang menggodanya. Amat penting bagi setiap mukmin sentiasa menjaga pergaulannya agar tidak terpengaruh dengan gejala yang tidak sihat yang berlaku di sekitarnya.
Rasulullah s.a.w bersabda yang maksudnya: ”Seseorang yang hendak berzina, tidak akan melakukan zina itu semasa ia berkeadaan sempurna imannya; dan seorang yang hendak minum arak, tidak akan minum arak tersebut semasa ia berkeadaan sempurna imannya; dan seorang yang hendak mencuri, tidak akan melakukan perbuatan itu semasa ia berkeadaan sempurna imannya; dan seorang yang hendak melakukan rompakan yang lazimnya menjadikan orang yang merompak itu memandang sahaja kepadanya, tidak akan merompak, semasa ia berkeadaan sempurna imannya.”
- Riwayat Bukhari dan Muslim
Huraian Pengajaran Hadis:
i) Orang yang tergamak melakukan perbuatan yang ditegah agama menandakan ketidaksempurnaan iman di jiwanya.
ii) Kebahagiaan hidup adalah bergantung pada pertalian keturunan yang baik, keselamatan akal dan fikiran serta harta-benda kerana keturunan yang terpelihara akan menjamin kesejahteraan keluarga dan masyarakat, akal yang sihat membolehkan seseorang itu membezakan antara yang baik dan buruk, hak dan batil serta keselamatan harta-benda itu pula membolehkan segala perancangan dilakukan dengan lancar dan sempurna.
iii) Oleh itu, Islam melarang keras daripada melakukan perbuatan zina yang boleh mencemarkan keturunan manusia, minum arak atau menagih dadah yang boleh merosakkan akal fikiran serta perbuatan mencuri yang menyebabkan kesusahan orang lain dan sebagainya.
iv) Sesungguhnya kekuatan iman itu dinilai pada sejauh mana seseorang itu dapat membendung hasutan nafsunya serta menjauhi bisikan-bisikan jahat yang menggodanya. Amat penting bagi setiap mukmin sentiasa menjaga pergaulannya agar tidak terpengaruh dengan gejala yang tidak sihat yang berlaku di sekitarnya.
Labels:
hadis
Saturday, April 9, 2011
MENDERHAKA IBU BAPA
Soalan;
1) Wajarkah seorang anak menegur ibu yang melakukan kesalahan? Adakah itu dianggap derhaka?
2) Sekiranya seorang ibu yang membuat salah itu memarahi anaknya kerana tidak menurut apa yang dikehendakinya dan anaknya membantah sehingga berlaku pertengkaran, adakah itu derhaka?
3) Sekiranya si anak banyak terasa hati dengan tingkah laku ibunya dan membawa diri jauh dari ibunya, adakah itu dikira derhaka?
Jawapan:
Menderhakai dua ibubapa merupakan dosa besar dalam Islam, malah di antara dosa-dosa paling besar. Di dalam hadis, Rasulullah s.a.w. bersabda;
Dosa-dosa paling besar ada empat;
1. Mensyirikkan Allah
2. Membunuh manusia
3. Menderhakai dua ibubapa
4. Memberi kesaksian palsu
- (HR Imam al-Bukhari dari Anas r.a)
Namun kita perlu memahami dengan baik apa yang dimaksudkan menderhakai dua ibu-bapa kerana ibu-bapa tidaklah sama seperti Allah dan Rasul yang tidak boleh dicanggahi arahan dan keputusannya. Dua ibu-bapa adalah makhluk dan mereka tertakluk dengan hadis Nabi; “Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam perkara maksiat kepada Khaliq (Tuhan pencipta iaitu Allah)”.
Menurut Imam Ibnu as-Solah; penderhakaan terhadap ibu-bapa yang diharamkan ialah semua jenis perbuatan yang menyebabkan dua ibu-bapa merasa sakit hati (perasaan kecewa) yang tidak sedikit terhadap anaknya, sedangkan perbuatan itu bukanlah dari perkara-perkara wajib (yang terpaksa dilakukan)”
- (Lihat; Syarah Soheh Muslim, Imam an-Nawawi, jil. 1, bab Bayan al-Kabair wa Akbariha).
Berdasarkan pandangan Imam Ibnu as-Solah ini, kita dapat simpulkan bahawa yang dikatakan penderhakaan ialah apabila si anak melakukan perbuatan yang sengaja untuk menyakiti dua ibu-bapanya.
Adapun jika ibu-bapa merasa sakit hati atau kecewa terhadap perbuatan si anak yang wajib perbuatan itu ia lakukan kerana untuk memenuhi tuntutan agama, tidaklah ia dianggap penderhakaan yang diharamkan oleh agama yang tergolong dalam dosa-dosa besar oleh hadis tadi kerana mentaati Allah lebih utama dari mentaati dua ibu-bapa.
Maka apabila si anak menegur bapa atau ibunya kerana suatu maksiat yang mereka lakukan yang mesti ditegur, lalu bapa atau ibu merasa marah atau kecewa, tidaklah si anak itu dianggap durhaka di sini kerana menegur/mencegah maksiat adalah dituntut oleh agama.
Begitu juga, jika ibu-bapa meminta/mengarahkan si anak agar melakukan perbuatan dosa, munkar atau maksiat, lalu si anak menolaknya dan ibu-bapa rasa marah, tersinggung atau kecewa, tidaklah si anak dikira durhaka kepada ibu-bapa di sisi agama.
Diceritakan di dalam hadis bahawa, Sa’ad bin Abi Waqqas r.a. apabila ia memeluk Islam dan diketahui ibunya yang masih kafir, ibunya telah mengadakan mogok lapar. Ibunya berkata; “Bukankan Allah memerintahkan supaya kamu berbuat baik kepada ibumu? Demi Allah, aku tidak akan makan sebarang makanan dan tidak akan minum sebarang minuman hinggalah samada aku mati atau kamu kembali kafir”. Lalu turunlah ayat Allah (bermaksud); “…dan jika mereka berdua (yakni ibu-bapamu) mendesakmu supaya engkau mempersekutukanKu dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai pengetahuan mengenainya, maka janganlah engkau taat kepada mereka”
- (Surah al-‘Ankabut, ayat 8).
- (HR Imam at-Muslim, at-Tirmizi dan lain-lain. Lihat hadis ini dalam Tafsir Ibnu Kathir, surah al-‘Ankabut, ayat 8).
Dalam riwayat yang lain diceritakan; Saad berkata kepada ibunya tadi; “Wahai ibu, ketahuilah bahawa jika ibu dikurniakan 100 nyawa dan keluar nyawa itu satu demi satu dari ibu (kerana mogok lapar ibu itu), saya sekali-kali tidak akan meninggalkan agama ini kerana suatu tukaran pun. Jika ibu mahu, ibu makanlah. Jika tidak mahu, tak usahlah makan”. Akhirnya ibunya putus asa dan makan.
- (HR Imam at-Thabrani. Lihat hadis ini dalam Tafsir Ibnu Kathir).
Walau bagaimanapun, dalam menegur kedua ibu-bapa, si anak hendaklah beradap dan menggunakan bahasa yang elok. Tidak harus menengking atau bertengkar dengan ibu-bapa. Kewajipan si anak ialah memberikan teguran. Jika teguran tidak di-endahkan, bukanlah lagi tanggungjawab si anak untuk memaksa mereka. Berdoalah kepada Allah agar Allah memberi hidayah kepada mereka. Begitu juga, tidak harus memulau ibu-bapa semata-mata kerana bercanggah pandangan dengan kita.
Perhatikan firman Allah dalam surah Luqman (yang bermaksud); “Dan jika mereka berdua mendesakmu supaya engkau mempersekutukan denganKu sesuatu yang engkau tidak mempunyai pengetahuan tentangnya, maka janganlah engkau taat kepada mereka dan bergaullah dengan mereka di dunia dengan cara yang baik…”
- (Surah Luqman, ayat 15)
Perhatikan dalam ayat di atas; Allah melarang kita dari memenuhi desakan ibu-bapa kepada kekufuran (mensyirikkan Allah), namun dalam pada itu Allah tetap memerintahkan agar kita bergaul dengan mereka di dunia secara baik.
Berkata Imam al-Qurthubi, mengulas ayat di atas-; “Ayat ini menjadi dalil kepada tuntutan supaya mengikat hubungan dengan dua ibu-bapa yang kafir termasuk menafkahi mereka (mengikut yang terdaya) jika mereka miskin, bercakap lembut dengan mereka dan mengajak mereka kepada Islam dengan bahasa yang manis.”
- (Tafsir al-Qurthubi, surah Luqman, ayat 15).
Diceritakan dalam hadis bahawa Asma’ binti Abu Bakar, tatkala datang kepadanya ibunya yang masih kafir (musyrik) untuk mengikat hubungan, ia (yakni Asma’) bertanya Nabi; “Ya Rasulullah, perlukah aku mengikat hubungan dengan ibuku itu?”. Nabi menjawab; “Ikatlah hubungan dengannya”.
- (HR Imam al-Bukhari dan Muslim)
Jika terhadap ibu yang kafir kita masih disuruh agar berbuat baik dan tidak memutuskan hubungan, maka apatah lagi dengan ibu yang telah Islam, cuma tidak solehah sahaja. Kita wajib terus menjalinkan ikatan/hubungan dengannya dan pada masa yang sama kita membetulkannya sedikit demi sedikit dengan penuh hikmah. Kita melihat sikap Nabi sendiri, walaupun bapa saudaranya (Abu Thalib) tidak menerima Islam, Nabi terus tinggal bersamanya dan tidak pernah berputus asa mendakwahinya hingga akhir hayat Abu Thalib.
Wallahu a’lam.
Posted by USTAZ AHMAD ADNAN FADZIL
http://ilmudanulamak.blogspot.com
1) Wajarkah seorang anak menegur ibu yang melakukan kesalahan? Adakah itu dianggap derhaka?
2) Sekiranya seorang ibu yang membuat salah itu memarahi anaknya kerana tidak menurut apa yang dikehendakinya dan anaknya membantah sehingga berlaku pertengkaran, adakah itu derhaka?
3) Sekiranya si anak banyak terasa hati dengan tingkah laku ibunya dan membawa diri jauh dari ibunya, adakah itu dikira derhaka?
Jawapan:
Menderhakai dua ibubapa merupakan dosa besar dalam Islam, malah di antara dosa-dosa paling besar. Di dalam hadis, Rasulullah s.a.w. bersabda;
Dosa-dosa paling besar ada empat;
1. Mensyirikkan Allah
2. Membunuh manusia
3. Menderhakai dua ibubapa
4. Memberi kesaksian palsu
- (HR Imam al-Bukhari dari Anas r.a)
Namun kita perlu memahami dengan baik apa yang dimaksudkan menderhakai dua ibu-bapa kerana ibu-bapa tidaklah sama seperti Allah dan Rasul yang tidak boleh dicanggahi arahan dan keputusannya. Dua ibu-bapa adalah makhluk dan mereka tertakluk dengan hadis Nabi; “Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam perkara maksiat kepada Khaliq (Tuhan pencipta iaitu Allah)”.
Menurut Imam Ibnu as-Solah; penderhakaan terhadap ibu-bapa yang diharamkan ialah semua jenis perbuatan yang menyebabkan dua ibu-bapa merasa sakit hati (perasaan kecewa) yang tidak sedikit terhadap anaknya, sedangkan perbuatan itu bukanlah dari perkara-perkara wajib (yang terpaksa dilakukan)”
- (Lihat; Syarah Soheh Muslim, Imam an-Nawawi, jil. 1, bab Bayan al-Kabair wa Akbariha).
Berdasarkan pandangan Imam Ibnu as-Solah ini, kita dapat simpulkan bahawa yang dikatakan penderhakaan ialah apabila si anak melakukan perbuatan yang sengaja untuk menyakiti dua ibu-bapanya.
Adapun jika ibu-bapa merasa sakit hati atau kecewa terhadap perbuatan si anak yang wajib perbuatan itu ia lakukan kerana untuk memenuhi tuntutan agama, tidaklah ia dianggap penderhakaan yang diharamkan oleh agama yang tergolong dalam dosa-dosa besar oleh hadis tadi kerana mentaati Allah lebih utama dari mentaati dua ibu-bapa.
Maka apabila si anak menegur bapa atau ibunya kerana suatu maksiat yang mereka lakukan yang mesti ditegur, lalu bapa atau ibu merasa marah atau kecewa, tidaklah si anak itu dianggap durhaka di sini kerana menegur/mencegah maksiat adalah dituntut oleh agama.
Begitu juga, jika ibu-bapa meminta/mengarahkan si anak agar melakukan perbuatan dosa, munkar atau maksiat, lalu si anak menolaknya dan ibu-bapa rasa marah, tersinggung atau kecewa, tidaklah si anak dikira durhaka kepada ibu-bapa di sisi agama.
Diceritakan di dalam hadis bahawa, Sa’ad bin Abi Waqqas r.a. apabila ia memeluk Islam dan diketahui ibunya yang masih kafir, ibunya telah mengadakan mogok lapar. Ibunya berkata; “Bukankan Allah memerintahkan supaya kamu berbuat baik kepada ibumu? Demi Allah, aku tidak akan makan sebarang makanan dan tidak akan minum sebarang minuman hinggalah samada aku mati atau kamu kembali kafir”. Lalu turunlah ayat Allah (bermaksud); “…dan jika mereka berdua (yakni ibu-bapamu) mendesakmu supaya engkau mempersekutukanKu dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai pengetahuan mengenainya, maka janganlah engkau taat kepada mereka”
- (Surah al-‘Ankabut, ayat 8).
- (HR Imam at-Muslim, at-Tirmizi dan lain-lain. Lihat hadis ini dalam Tafsir Ibnu Kathir, surah al-‘Ankabut, ayat 8).
Dalam riwayat yang lain diceritakan; Saad berkata kepada ibunya tadi; “Wahai ibu, ketahuilah bahawa jika ibu dikurniakan 100 nyawa dan keluar nyawa itu satu demi satu dari ibu (kerana mogok lapar ibu itu), saya sekali-kali tidak akan meninggalkan agama ini kerana suatu tukaran pun. Jika ibu mahu, ibu makanlah. Jika tidak mahu, tak usahlah makan”. Akhirnya ibunya putus asa dan makan.
- (HR Imam at-Thabrani. Lihat hadis ini dalam Tafsir Ibnu Kathir).
Walau bagaimanapun, dalam menegur kedua ibu-bapa, si anak hendaklah beradap dan menggunakan bahasa yang elok. Tidak harus menengking atau bertengkar dengan ibu-bapa. Kewajipan si anak ialah memberikan teguran. Jika teguran tidak di-endahkan, bukanlah lagi tanggungjawab si anak untuk memaksa mereka. Berdoalah kepada Allah agar Allah memberi hidayah kepada mereka. Begitu juga, tidak harus memulau ibu-bapa semata-mata kerana bercanggah pandangan dengan kita.
Perhatikan firman Allah dalam surah Luqman (yang bermaksud); “Dan jika mereka berdua mendesakmu supaya engkau mempersekutukan denganKu sesuatu yang engkau tidak mempunyai pengetahuan tentangnya, maka janganlah engkau taat kepada mereka dan bergaullah dengan mereka di dunia dengan cara yang baik…”
- (Surah Luqman, ayat 15)
Perhatikan dalam ayat di atas; Allah melarang kita dari memenuhi desakan ibu-bapa kepada kekufuran (mensyirikkan Allah), namun dalam pada itu Allah tetap memerintahkan agar kita bergaul dengan mereka di dunia secara baik.
Berkata Imam al-Qurthubi, mengulas ayat di atas-; “Ayat ini menjadi dalil kepada tuntutan supaya mengikat hubungan dengan dua ibu-bapa yang kafir termasuk menafkahi mereka (mengikut yang terdaya) jika mereka miskin, bercakap lembut dengan mereka dan mengajak mereka kepada Islam dengan bahasa yang manis.”
- (Tafsir al-Qurthubi, surah Luqman, ayat 15).
Diceritakan dalam hadis bahawa Asma’ binti Abu Bakar, tatkala datang kepadanya ibunya yang masih kafir (musyrik) untuk mengikat hubungan, ia (yakni Asma’) bertanya Nabi; “Ya Rasulullah, perlukah aku mengikat hubungan dengan ibuku itu?”. Nabi menjawab; “Ikatlah hubungan dengannya”.
- (HR Imam al-Bukhari dan Muslim)
Jika terhadap ibu yang kafir kita masih disuruh agar berbuat baik dan tidak memutuskan hubungan, maka apatah lagi dengan ibu yang telah Islam, cuma tidak solehah sahaja. Kita wajib terus menjalinkan ikatan/hubungan dengannya dan pada masa yang sama kita membetulkannya sedikit demi sedikit dengan penuh hikmah. Kita melihat sikap Nabi sendiri, walaupun bapa saudaranya (Abu Thalib) tidak menerima Islam, Nabi terus tinggal bersamanya dan tidak pernah berputus asa mendakwahinya hingga akhir hayat Abu Thalib.
Wallahu a’lam.
Posted by USTAZ AHMAD ADNAN FADZIL
http://ilmudanulamak.blogspot.com
Labels:
pengetahuan am
Dari Titik Peluh Sendiri
Hadith :
Dari Zubair bin Awwam r.a, dari Nabi s.a.w sabdanya: "Apabila kamu menyiapkan seutas tali, lalu pergi mencari kayu api, kemudian dibawanya seikat kayu di punggungnya lalu dijualnya dan Allah memberi kecukupan bagi keinginannya. tulah yang lebih baik baginya daripada ia meminta-minta kepada orang ramai, diberi ataupun tidak.”
- (al-Bukhari)
Huraian:
Orang yang berjaya ialah orang yang mampu menempuh berbagai rintangan dan cabaran dalam hidup.
Walau daripada mana ceruk asal seseorang itu, sekiranya dia rajin berusaha, maka kejayaan akan menjadi miliknya. Bukankah rezeki Allah S.W.T ada di mana-mana. Cuma yang bakal menentukan hanyalah ‘mahu’ atau ‘tidak’ kerana kemalasan akan menjunamkan seseorang itu ke lembah kehinaan.
Begitu juga dengan sikap malu, hendaknya biarlah bertempat. Kata orang malu bertanya sesat jalan, malu makan perut lapar dan malu dalam mencari rezeki, alamat hidup akan melarat.
Sesungguhnya Islam memandang mulia pada manusia yang bekerja membanting tulang empat kerat untuk mencari sesuap nasi atau rezeki yang halal, berbanding dengan mereka yang hidup meminta-minta daripada orang lain.
Dari Zubair bin Awwam r.a, dari Nabi s.a.w sabdanya: "Apabila kamu menyiapkan seutas tali, lalu pergi mencari kayu api, kemudian dibawanya seikat kayu di punggungnya lalu dijualnya dan Allah memberi kecukupan bagi keinginannya. tulah yang lebih baik baginya daripada ia meminta-minta kepada orang ramai, diberi ataupun tidak.”
- (al-Bukhari)
Huraian:
Orang yang berjaya ialah orang yang mampu menempuh berbagai rintangan dan cabaran dalam hidup.
Walau daripada mana ceruk asal seseorang itu, sekiranya dia rajin berusaha, maka kejayaan akan menjadi miliknya. Bukankah rezeki Allah S.W.T ada di mana-mana. Cuma yang bakal menentukan hanyalah ‘mahu’ atau ‘tidak’ kerana kemalasan akan menjunamkan seseorang itu ke lembah kehinaan.
Begitu juga dengan sikap malu, hendaknya biarlah bertempat. Kata orang malu bertanya sesat jalan, malu makan perut lapar dan malu dalam mencari rezeki, alamat hidup akan melarat.
Sesungguhnya Islam memandang mulia pada manusia yang bekerja membanting tulang empat kerat untuk mencari sesuap nasi atau rezeki yang halal, berbanding dengan mereka yang hidup meminta-minta daripada orang lain.
Labels:
hadis
Keep Going
If you stop when you're halfway there, or even three quarters of the way there, or even nine-tenths of the way there, you'll never reach your destination.
It is exciting to get started, and it is a thrill to arrive. And the thing that makes it all happen is perseverance. There is no substitute for it.
When everything is working in your favor, keep going, for it would indeed be foolish to stop.
When things are working against you, keep going, and your determination will turn the tide.
The point is, keep going. There are no rewards for half of an accomplishment. You get no commission when you make three quarters of a sale. You can only win the race, when you run it through to the end. All the great ideas, and talent and genius in the world, cannot help you unless you persevere.
Know where you're going, and keep on going until you've made it all the way there.
-Ralph Marston
It is exciting to get started, and it is a thrill to arrive. And the thing that makes it all happen is perseverance. There is no substitute for it.
When everything is working in your favor, keep going, for it would indeed be foolish to stop.
When things are working against you, keep going, and your determination will turn the tide.
The point is, keep going. There are no rewards for half of an accomplishment. You get no commission when you make three quarters of a sale. You can only win the race, when you run it through to the end. All the great ideas, and talent and genius in the world, cannot help you unless you persevere.
Know where you're going, and keep on going until you've made it all the way there.
-Ralph Marston
Labels:
The Daily Motivator
Friday, April 8, 2011
Lintasan Hati Manusia
Terdapat 3 jenis lintasan hati manusia , iaitu lintasan ilham, lintasan was-was dan lintasan hawa nafsu.
Menurut Imam al-Ghazali, secara umumnya lintasan hati terbahagi kepada empat :
1.Lintasan hati : apa yang datang pada permulaannya yang dijadikan Allah s.w.t.
2.Hawa nafsu : lintasan hati yang dijadikan Allah s.w.t. sesuai dengan tabiat manusia.
3.Lintasan ilham : lintasan hati yang dijadikan oleh Allah s.w.t. hasil daripada ajakan malaikat mulham.
4.Lintasan was-was : lintasan hati yang dijadikan oleh Allah s.w.t. hasil daripada ajakan dan bisikan syaitan.
Lintasan hati manusia ini kadangkala berbentuk kebaikan dan kadangkala berbentuk kejahatan sebagai ujian dan cubaan.
Credit to : fad_arc
http://www.virtualfriends.net/article/articleview.cfm?AID=49174
Menurut Imam al-Ghazali, secara umumnya lintasan hati terbahagi kepada empat :
1.Lintasan hati : apa yang datang pada permulaannya yang dijadikan Allah s.w.t.
2.Hawa nafsu : lintasan hati yang dijadikan Allah s.w.t. sesuai dengan tabiat manusia.
3.Lintasan ilham : lintasan hati yang dijadikan oleh Allah s.w.t. hasil daripada ajakan malaikat mulham.
4.Lintasan was-was : lintasan hati yang dijadikan oleh Allah s.w.t. hasil daripada ajakan dan bisikan syaitan.
Lintasan hati manusia ini kadangkala berbentuk kebaikan dan kadangkala berbentuk kejahatan sebagai ujian dan cubaan.
Credit to : fad_arc
http://www.virtualfriends.net/article/articleview.cfm?AID=49174
Labels:
pengetahuan am
Friday, April 1, 2011
The Confidence Of Sincerity
A sincere desire to be of help, to make a contribution, gives us confidence in difficult situations.
When you are truly sincere in your desire to help, it will show. You'll have a natural confidence and effectiveness, that comes when you know you're providing something of value.
Carefully consider what you have to offer, and what you can do for the other person.
How will your relationship benefit them?
Now, think about how you would feel, if someone called on you and showed a sincere interest in being of assistance. Wouldn't that be refreshing!
A sincere desire to help, is more than an attitude. It includes the willingness to be adequately prepared, and to take the actions that will put you in a position to be of assistance.
Live with the confidence that comes from offering true value and substance, and you'll accomplish great things.
-Ralph Marston
When you are truly sincere in your desire to help, it will show. You'll have a natural confidence and effectiveness, that comes when you know you're providing something of value.
Carefully consider what you have to offer, and what you can do for the other person.
How will your relationship benefit them?
Now, think about how you would feel, if someone called on you and showed a sincere interest in being of assistance. Wouldn't that be refreshing!
A sincere desire to help, is more than an attitude. It includes the willingness to be adequately prepared, and to take the actions that will put you in a position to be of assistance.
Live with the confidence that comes from offering true value and substance, and you'll accomplish great things.
-Ralph Marston
Labels:
The Daily Motivator
Anak Degil
Bila anak dah tidor, duduk di hujung kepalanya dan panggil ROH ANAK
"Wahai roh anakku "nama anak", jadilah kamu roh yang baik, roh yang bertimbang rasa pada ibu dan bapa, roh yang taat pada Allah, roh yang sayang sesama manusia."
Cuba?
Wallahu'alam.
Petikan dari ceramah Ustaz Abdullah Mahmud bertajuk ’Dasyatnya Doa Seorang Ibu’
Credit to:
http://bjue.blogspot.com/2010/11/dasyatnya-doa-seorang-ibu.html
"Wahai roh anakku "nama anak", jadilah kamu roh yang baik, roh yang bertimbang rasa pada ibu dan bapa, roh yang taat pada Allah, roh yang sayang sesama manusia."
Cuba?
Wallahu'alam.
Petikan dari ceramah Ustaz Abdullah Mahmud bertajuk ’Dasyatnya Doa Seorang Ibu’
Credit to:
http://bjue.blogspot.com/2010/11/dasyatnya-doa-seorang-ibu.html
Labels:
TIPS
Subscribe to:
Posts (Atom)