Kepada wanitalah lelaki memanggil ibu, isteri atau puteri. Dijadikan mereka dari tulang rusuk yang bengkok untuk diluruskan oleh lelaki.
Tidak logik kayu yang bengkok menghasilkan bayang-bayang yang lurus. Luruskanlah wanita dengan cara petunjuk Allah, kerana mereka diciptakan begitu rupa dari bahagian tubuh lelaki. Didiklah mereka dengan panduan dariNya:
JANGAN CUBA JINAKKAN MEREKA DENGAN HARTA, NANTI MEREKA SEMAKIN LIAR, JANGAN HIBURKAN MEREKA DENGAN KECANTIKAN, NANTI MEREKA SEMAKIN MENDERITA.
Yang sementara itu, tidak akan menyelesaikan masalah. Kenalkan mereka kepada Allah, zat yang kekal, disitulah kuncinya.
AKAL SETIPIS RAMBUTNYA, TEBALKAN DENGAN ILMU, HATI SERAPUH KACA, KUATKAN DENGAN IMAN, PERASAAN SELEMBUT SUTERA, HIASILAH DENGAN AKHLAK .
Suburkanlah kebaikan kerana dari situlah nanti mereka akan nampak penilaian dan keadilan Tuhan. Akan terhibur dan berbahagialah mereka.
Bisikkan ke telinga mereka bahawa kelembutan bukan suatu kelemahan. Itu bukan diskriminasi Tuhan. Sebaliknya itulah kasih sayang Allah.
Wanita yang lupa hakikat kejadiannya, pasti tidak terhibur dan tidak menghiburkan. Tanpa ilmu, iman dan akhlak, mereka bukan saja tidak bisa diluruskan, bahkan mereka pula membengkokkan. Itulah akibatnya apabila wanita tidak kenal Tuhan. Mereka tidak akan kenal diri mereka sendiri, apalagi mengenal lelaki.
Kini banyak anak telah kehilangan ibu, suami kehilangan isteri dan bapa kehilangan puteri. Bila wanita durhaka, dunia akan huru-hara. Bila tulang rusuk patah, rosaklah jantung, hati dan limpa. Para lelaki pula jangan hanya mengharap ketaatan tetapi binalah kepimpinan diri.
Pastikan sebelum memimpin wanita menuju Allah, PIMPINLAH DIRI SENDIRI DAHULU KEPADA-NYA, jinakkan diri dengan Allah, nescaya jinaklah segala-galanya dibawah pimpinan anda.
JANGAN MENGHARAP ISTERI SEPERTI SITI FATIMAH BINTI RASULULLAH SAW, KALAU PERIBADI BELUM LAGI SEPERTI SAYIDINA ALI.
"Saat Ku ciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama. Ku ciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.
"Ku berikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan bayi dari rahimnya, walau kerap berulangkali menerima cerca dari si bayi itu apabila ia telah membesar.
"Ku berikan keperkasaan yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah saat semua orang sudah putus asa.
"Ku berikan kesabaran jiwa untuk merawat keluarganya walau dia sendiri letih, walau sakit, walau penat, tanpa berkeluh kesah.
"Ku berikan wanita perasaan peka dan kasih sayang untuk mencintai semua anaknya dalam kondisi dan situasi apapun. Walau acapkali, anak-anaknya itu melukai perasaan dan hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada anak-anak yang mengantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didakap dengan lembut olehnya.
"Ku berikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya melalui masa-masa sulit dan menjadi pelindung baginya. Sebab bukankah tulang rusuk yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak.
"Ku berikan kepadanya kebijaksanaan dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyedarkan bahwa suami yang baik adalah yang tidak pernah melukai isterinya. Walau seringkali pula kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami agar tetap berdiri sejajar, saling melengkapi dan saling menyayangi.
"Dan akhirnya, Ku berikan ia air mata, agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus kepada wanita, agar dapat ia gunakan bila masa pun ia inginkan. Ini bukan kelemahan bagi wanita, kerana sebenarnya air mata ini adalah "air mata kehidupan."
Friday, August 14, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment